Menunggu

28 5 0
                                    

Hari selanjutnya telah tiba, sudah waktunya untuk mereka kembali pada  rumah masing masing. Beberapa dari mereka dapat bersantai di rumah, tetapi ada juga yang harus mengejar deadline. Siapa lagi kalau bukan y/n. Diluc juga tampaknya akan mengejar deadline. Tampaknya kerja part time y/n akan menjadi kerja lembur.

Y/n kembali ke rumah bersama dengan Diluc menggunakan taxi. Kenapa berdua? Ye kan kamar apartemen mereka bersebelahan.

"Sampai jumpa nanti malam boss" Y/n berkata sebelum masuk ke kamarnya. Ia berkata seolah tidak terjadi apa apa tadi malam. Diluc membalas dengan anggukan singkat dan merekapun melangkah secara bersamaan menuju kamar masing masing. Sesampainya di kamar y/n pun lansung tepar di kasur. Ia akan membereskan dirinya sebentar lagi yang disusul dengan perkerjaan freelancenya.

Diluc sendiri lansung membereskan barangnya dan lansung berangkat kerja. Tampak sekali dia orang yang sibuk. Y/n menghabiskan waktunya dengan mengerjakan tugas freelance yang menumpuk dan pada malam hari ia berangkat kerja menuju perusahaan Dawn Winery.

(Sedikit background, pada cerita ini dawn Winery itu nama company/perusahaannya ya. Angel share itu nama bar nya, jadi dawn Winery memiliki banyak bentuk bisnis)

Sesampainya di dawn Winery, y/n hendak menemui charles alias kepala managernya. Saat y/n akan membuka pintu kantor charles dirinya mendengar suara yang tidak asing. Suara Diluc datang dari dalam ruangan Charles.

"Jadi kamu membutuhkan pertolongan ku? " Suara Charles dengan nada bertanya

"Iya, mohon bantuanmu" Diluc menjawab

Terdengsr Charles yang menghelas nafas panjang. "Ha.... Baiklah, akan kuusahakan"

"Terimakasih Charles, aku pamit dulu"

"Baiklah" Setelah percakapan itu y/n menjauh dari pintu kantor dan lari dari ujung lorong. Seolah olah dirinya baru saja datang, padahal daritadi dirinya menguping.

"Selamat malam Tuan Diluc"

"Malam" Diluc menjawab singkat dan lansung pergi. Y/n semakin penasaran dengan percakapan apa yang dilakukan oleh Diluc dan Charles.

"Permisi pak" Y/n mengetuk pintu ruangan Charles. Charles pun berbincang dengan y/n seperti biasanya tentang laporan keuangan. Singkat cerita y/n sudah siap berurusan dengan Charles. Y/n pun melanjutkan kerjanya walau terhalang dengan rasa penasaran. Hari sudah menunjukkan pukul setengah 12 malam. Sebentar lagi hari akan berganti. Sedangkan y/n masih berkutat dengan komputer di hadapannya.

Charles sudah berkata agar y/n pulang paling telat jam 11 namun tampaknya y/n tidak menghiraukannya. Terlihat y/n meregangkan tubuhnya.

"Ugh... Capek sekali. Apa aku pulang jam 00.00 saja ya? " Baru saja y/n berkata seperti itu, kepalanya dipukul pelan dengan buku.

"Aduh" Y/n mengusap kepalanya dan melihat pelakunya. Terlihat Diluc menatap dirinya dengan tatapan tajam. Y/n yang kaget lansung duduk dengan posisi tegap dan menghadap Diluc.

"Syap bos, maksudku ada apa tuan Diluc? " Y/n antara lelah atau terkejut dengan kehadiran Diluc yang membuat dirinya tidak fokus dalam berbicara.

"Pulang" Diluc berkata masih dengan tatapan tajam

"Eh? Kerjaanku tinggal dikit lagi loh, nanti 00.00 aku pulang deh yah yah? " Y/n mencoba merayu diluc agar tidak mengusirnya pulang. Namun tampaknya Diluc tidak terpengaruh dan menaikkan nadanya.

"Y/n. Aku bilang pulang. " Y/n bergidik ngeri melihat Diluc seperti ini. Yah mungkin dia pernah melihat Diluc marah tapi tidak dengan aura mencekam seperti ini. Apa karena y/n spesial sampai sampai marahnyapun lebih spesial? Jiakh.

"Ga, orang tinggal dikit lagi. Malah ngatur" Y/n tidak Terima dirinya disuruh suruh.

"Itu perintah dari bos mu. Ku bilang pulang." Y/n hanya memutar malas bola matanya dan membereskan barangnya. Terlihat Diluc tidak meninggalkan dirinya, hanya melihat dari belakang. Setelah y/n siap, Diluc kembali berbicara.

"Tunggu saja di tempat biasa"

"Ga" Balas y/n. Diluc yang awalnya sudah berjalan menuju pintu keluar lansung berhenti dan berbalik badan memandang y/n dengan tatapan bingung.

"Apa kamu bilang?" Diluc bertanya dengan tatapan mernyengit.

"Aku akan pulang naik taxi." Y/n pun pergi melangkah mendahului Diluc. Diluc memegang pergelangan tangan y/n dan menahan y/n pada dinding.

"Kenapa kamu menolak? " Tatapannya datar. Y/n menggigit bibir bagian bawahnya sebelum menjawab. Y/n kesal. Ia bukan siapa siapa buat Diluc. Dia tidak menyandang status yang spesial. Menunggu hingga 25 tahun? Yang benar saja. Minggu depan saja sudah ulang tahun dirinya. Apa y/n harus tetap bertahan pada posisinya ini?

Kalau kata author ga usah jadi ceritanya end. Canda deh, nanti dibunuh para reader saya 🫂

bermula dari happy meal [Diluc x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang