Part Fourth

1.3K 194 173
                                    

Selamat Hari minggu Jomblo"er 😂😂😂😂😂



Jangan Lupa tinggalkan komentarnya ya Dan maaf typo bertebaran 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻




















Jangan Lupa tinggalkan komentarnya ya Dan maaf typo bertebaran 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





Profesor Lan Huan meminum teh yang disuguhkan oleh Nyonya Xiao. Hatinya cukup lega ketika mengetahui keadaan Tuan dan Nyonya Xiao baik-baik saja. Terutama keadaan Xiao Zhan, yang memang diutamakan olehnya.

"Aku cukup kesulitan mencari alamatmu." Lan Huan membuka suara. Tuan Xiao tersenyum menanggapi ucapan pria yang berstatus sebagai kakek Wang Yibo.

"Kau bisa lihat. Kami dalam keadaan baik dan lebih tenang, di sini." Tuan Xiao menekankan kalimatnya.

Lan Huan menegakkan punggungnya. Di usianya yang ke 60 tahun itu, penampilannya masih tetap gagah dan memesona. "Aku meminta maaf atas kejadian yang lalu. Gara-gara cucuku, kau harus meninggalkan Shanghai. Padahal, jika putramu tidak nekat mengakui kesalahan yang dibuat oleh cucuku, mungkin kalian tidak akan menanggung beban yang teramat sulit," ungkap Lan Huan, dengan nada menyesal.

Tuan Xiao lagi-lagi melempar senyumannya. "Sudahlah Huan Ge. Itu semua sudah lama berlalu dan kami pun sudah melupakannya. Aku juga bersyukur memiliki putra yang berjiwa besar. Berkorban demi orang yang dicintainya." Kata-kata Tuan Xiao begitu menohok hati Lan Huan.

Bagaimana bisa, Zhan berkorban untuk orang yang dicintainya. Sedangkan jelas-jelas gadis yang dihamili itu adalah kekasih cucunya sendiri. Ucapan telak itu membuat Lan Huan berpikir sejenak. Apakah yang sekarang cucunya alami adalah karma yang harus diterima, karena sudah membuat keluarga Xiao Zhan kesusahan?

Puk

Tuan Xiao menepuk pundak Lan Huan. "Tenang saja Ge, kami benar-benar sudah tidak mempermasalahkan kejadian itu. Lagipula di sini, aku bisa menggarap lahan perkebunan warisan ayahku." Perkataan Tuan Xiao hanya dibalas dengan senyuman tipis.

Percakapan keduanya pun terhenti ketika Nyonya Xiao datang. "Tuan Lan maaf sudah menunggu lama," ujar Nyonya Xiao, lalu memalingkan badannya untuk melihat putranya yang berada di belakangnya.

Xiao Zhan membungkukkan badannya. "Selamat Sore, Profesor," sapa Zhan dengan sopan.

Lan Huan berdiri lalu berjalan menghampiri Xiao Zhan. "Jangan terlalu sungkan," pungkasnya pada Zhan. "Jika di luar ruang lingkup pendidikan, kau bisa memanggilku kakek, seperti Yibo." Lan Huan menepuk bahu Zhan lalu menarik lengannya untuk ikut duduk bergabung dengannya.

"Zhanzhan. Ada yang ingin kakek sampaikan kepadamu. Ini soal... cucuku." Lan Huan menatap Zhan penuh harap. Semoga apa yang disampaikannya mampu menggugah hatinya. "Mm... Yibo... sakit," tambahnya lagi.

Xiao Zhan mengernyitkan dahinya. "Si wang cabul itu sakit? Lalu apa hubungannya denganku?" gumamnya dalam hati.


Lan Huan menduga usahanya akan gagal untuk membujuk Zhan. "Yibo sakit. Dia... selalu menyebut namamu, Zhanzhan. Anak itu sudah melakukan pemeriksaan intensif di rumah sakit selama dua bulan. Tapi...."

Xiao Zhan's Trap (YIZHAN)Where stories live. Discover now