Hyunho: Snack time

195 22 1
                                    

Notes : Sebelum lanjut--fyi, setiap chapter dari cerita ini tidak menentu, bisa panjang, bisa juga pendek tapi bisa dipastikan mostly pendek sih ya... DAN beberapa bagian mungkin akan ber-rate mature dan sekali lagi please jangan ada yg ngaco. DIPERINGATKAN SEKALI LAGI CERITA INI FIKSI DAN HALU. JANGAN DIANGGAP SERIUS!

~Happy reading~

Kau adalah luka, tapi kau juga obatnya...

Hyunjin akhir-akhir ini selalu menjadi kesayangan Minho. Kedekatan mereka saat mereka masih roommate kini semakin mengerat setelah mereka berpisah dormitory. Aneh, tapi Minho benar-benar baru merasakan kehilangan setelah tidak lagi ia bisa melihat yang lebih muda di kamarnya. Makanya ia selalu memanggil bocah manja itu ke dormnya.

Terkadang hal-hal kecil tentang Hyunjin membuatnya gemas sendiri, fakta bahwa mereka berdua adalah anak tunggal sementara sifat mereka sangat bertolak belakang. Hyunjin itu benar-benar pribadi yang manja, berbanding terbalik dengannya. Memikirkan fakta ini membuat Minho senang bukan main, itu berarti takdir mempertemukan mereka untuk suatu alasan yaitu menjadi pelengkap bagi satu sama lain.

"Hyuuung~"

"Kemari, Hyunjin-ah"

Minho tersenyum sambil menyiapkan makanan-makanan ringan kesukaan Hyunjin di kamarnya yang baru saja ia beli dari minimarket. Hingga, begitu yang muda membuka pintu kamarnya dengan sangat dramatis yang muda terkesiap sambil menutup mulutnya.

"Woah, ini untukku?"

"Tidak, aku akan memakan ini semua kalau mau kau bisa membelinya sendiri"

Hyunjin tersenyum lebar, terlalu hafal dengan sifat kakaknya yang satu ini maka tanpa ragu ia meraih sebungkus ciki untuk ia makan membuat Minho menggeleng-gelengkan kepalanya.

Sebenarnya alasan lain mengapa Minho selalu memanggil Hyunjin ke dorm nya adalah karena Chris menitipkan Hyunjin pada Minho. 3 racha selalu sibuk akhir-akhir ini—berbeda dengan member lain yang sedang senggang—membuat mereka selalu pulang larut meninggalkan Hyunjin sendiri di dorm. Jadi daripada membiarkan Hyunjin kesepian lebih baik Hyunjin untuk datang walaupun sebenarnya adalah pribadi yang senang menyendiri.

"Sudah makan?"

Hyunjin menggeleng pelan sambil menikmati snacknya. Wajar saja jika Seungmin sampai pusing sendiri melihat kebiasaan makan tepung Hyunjin. Dengan kesal, Minho merebut paksa snack miliknya dari tangan Hyunjin.

"Hyuuuungg?"

"Tidak ada snack sebelum kau makan. Demi Tuhan Hyunjin ini sudah hampir sore dan kau belum makan makanan berat?"

"Tidak ada yang memasak..."

"Kau bisa masak jika kau lupa, Hwang Hyunjin."

Hyunjin menunduk melihat wajah marah Minho. Alisnya menukik tajam dan kesalnya benar-benar terlihat jelas.

"Malas" cicitnya pelan.

"Bagaimana bisa kau malas mengurus dirimu sendiri tapi kau tidak malas datang kemari? Kalau begitu, mulai besok kau tidak perlu datang kemari! Diam saja di kamarmu yang sangat berharga itu!"

Hyunjin kembali menatap Minho dengan matanya yang mulai berkaca-kaca. Minho biasanya tidak marah, baru kali ini ia mendapatkan kalimat tajam yang serius dari Minho. Entah itu salah mood Minho yang sedang tak baik, atau salah Hyunjin yang sedang dalam fase emosionalnya karena tangisan dari yang muda tidak tertahankan. Satu persatu air mata berjatuhan diiringi isakan pelan dari bibir cantik milik adiknya.

"Cengeng, katanya sudah besar tapi masih menangis. Siapa? Hwang Hyunjin? Idolanya gadis-gadis?"

Minho tertawa pelan, sudah lama sekali ia tidak melihat Hyunjin menangis didepannya. Terakhir mungkin saat di dorm lama. Karena mereka sekamar sering kali ia memergoki Hyunjin menangis terisak isak di balik bantalnya.

"Kemari peluk aku"

Anehnya, walau ia sakit hati karena perkataan tajam Minho tapi ia tetap menerima pelukan Minho dengan cepat. Hangat tubuh kakak tertua kedua di grupnya dengan cepat menenangkannya. Benar-benar definisi kau yang membuat luka tapi kau juga obatnya.

"Baiklah, adikku yang manis hyung minta maaf... lain kali jangan diulangi lagi, ya? Kau harus tetap makan apapun yang terjadi. Jangan mengabaikan kesehatanmu, hm? Ingat kataku, kita harus mati secara alami"

Mendengar kalimat terakhir dari Minho Hyunjin tertawa sambil mengeluarkan ingusnya tepat di baju Minho.

'srooottt'

Minho melotot sementara Hyunjin masih mengusakan wajahnya di pundak kakaknya, membersihkan hidungnya dari ingus yang mengalir akibat menangis tadi.

"Hwang Hyunjin..."

"Hehehe, hukuman karena Hyung sudah kasar padaku. Jadi, sekarang masak makanan untuk aku ya hyung?"

Minho menghela nafas dalam-dalam dan pasrah mengangguk, daripada si manja ini sakit akan lebih baik ia mengalah.

"Ku adukan pada Chan hyung, awas saja!" kata Minho pelan yang pastinya dianggap angin lalu oleh Hyunjin.

END

More Than Words (Chanjin ft Hyunho ft Changjin ft Minbin)Where stories live. Discover now