01

0 0 0
                                    

"Ibuuuu, hari ini masak apa?"

Teriak gadis remaja dengan setelan yang sudah rapi. Dengan bawahan rok abu-abu dan diatasi dengan seragam putih, tak lupa dengan dasi yang melekat pada lehernya. Perpaduan pas seperti remaja sma pada umumnya. Ohh bukan-bukan, gadis ini bersekolah di SMK.

"Coba liat itu dimeja makan ada apa, jangan tanya-tanya mulu"

Ibu itu menjawab sambil melakukan kegiatan lainnya, yaitu mencuci piring.

"Injihh ndoro kanjeng Dewi"

Gadi itu cekikikan seraya tangannya membuka tudung saji yang ada di meja makan. Melihat masakan yang tersaji di meja, mata gadis itu seketika membulat seperti bola mata yang ingin keluar dari wadahnya.

"Wawwwwww, apa niiii? Makanan apa ini? Sepertinya enak? Mmmmm. Kawan kawan coba tebakk makanan apa inii?"

Gadis itu mulai bermonolog layaknya penyiar televisi yang sedang menyiarkan berita pentingg.

"Betull kawan, ini adalah tempe goreng dan sambal kecap didampingi dengan nasi hangat, mmmm sungguh nikmat bukan. Hahaha"

Ibu Dewi tertawa melihat kelakuan anak gadisnya yang bertingkah layaknya orang yang sedang menyiarkan berita hot pagi ini.

"Pagi, masak apa hari ini?"

Si kepala rumah tangga datang dan kalau dilihat dari penampilannya terlihat seperti orang baru bangun?

"Baru bangun pak?"

Tanya gadis itu sambil membuka piring kemudian mengambil nasi yang diinginkan, setelah itu si gadis mengambil lauk yang paling lezat yaitu merupakan hasil fermentasi kedelai dengan jamur atau bisa disebut dengan istilah 'tempe'. Kemudian si gadis mengambil sambal kecap yang menjadi perpaduan sempurna.

"Iya, bukk kopinya mana?"

Tanya si kepala keluarga kepada sang si istri.

"Gaada pak, uang ibuk habis tinggal 10 ribu itu aja buat uang saku kakak sama adek"

Jawab si ibuk sambil menuju meja makan.

"Kok gaada? Emang uangnya kamu buat apa? Perasaan kemarin bapak kasih uang. Masa udah habis?"

"Sekarang apa-apa mahal, apalagi masa pandemi gini, semua bahan pokok naik. Terus kamu kasih uang cuma 100 ribu itupun buat seminggu, mana cukup pak"

Ibu menatap sang kepala keluarga dengan sedikit emosi supaya sang kepala keluarga tau dan mengerti keadaan. Tapi kenyataannya nihil.

"Ckk, sekarang ada uang gak? Aku butuh nih buat bayar hutang di bank"

Tanya kepala keluarga dengan entengnya setelah sang istri bilang panjang lebar tadi. Sudahlah jangan panggil kepala keluarga, panggil saja Adi. Iya namanya Adi.

"Uang darimana pak? Orang aku aja gak keluar dari rumah setelah gak jualan di pasar"

"Ya cari dong keluar"

"Naik apa? Sepeda kamu bawa. Yang satu kamu gadaikan terus posisinya aku lagi hamil. Aku bisa apa pak?"

"Ya pinjam ke tetangga kek, besok bapak balikin"

"Yaallah, nanti coba tak carikan. Aku mau bangunin Zahra dulu."

Bu Dewi pergi meninggalkan meja makan lalu pergi ke kamar dengan alibi membangunkan anak keduanya. Iya benar bu Dewi sedang mengandung anak ketiganya

Anak pertama Arum, atau Rahma Arumika. Gadis remaja yang sedang menduduki bangku kelas 10 SMK. Lalu anak kedua Zahra, atau Aulia Azzahra. Gadis kecil yang sedang menduduki bangku SD kelas 2.

Lupakan penjelasan itu, sekarang beralih pada tempat meja makan itu. Kedua orang tua itu lupa bahwa ada anak gadis mereka yang melihat pertengkaran di pagi hari ini. Sungguh pagi yang indah.

"Lagi, lagi dan lagi" Batin sang anak.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 03, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

the shadowWhere stories live. Discover now