PESAING ABADI

14 2 3
                                    

Chapter 1

Setelah sekian lama tidak menginjakkan kakinya di tanah Kalimantan, Natan yang baru saja melakukan pertapaannya di Jawa sehingga menjadi Dewa Futsal pun akhirnya datang ke Samarinda.

Baru saja sampai di Bandara, Natan langsung mengontak bubuhan Raja Futsal di Samarinda yaitu bubuhan Jourdan, namun ajakan itu di tolak mentah-mentah, dan hanya menghadiahkan anggapan kalau Natan itu sokap.

Tidak lama setelah itu Natan pun mencoba mencari lawan dalam bidang yang dia bisa, kebetulan dia juga tidak hanya ingin menjadi Dewa satu bidang, dia juga sudah berlatih Boxing selama 1 tahun.

Dia pun merasa percaya diri dengan latihannya selama satu tahun penuh, setelah itu dia ingin mencoba mengaplikasikan latihannya itu pada seseorang, terpikirkan lah di otaknya, dia jadi teringat dengan sumpahnya pada seseorang, yaitu Victor.

Pada tahun 2020, Natan pernah bersumpah pada suatu konfliknya dengan Victor dalam Grup Wa yang di saksikan banyak sekali member, yaitu Grup Clan COC. Natan yang saat itu di kuasai marah sesaat langsung main sumpah akan membocorkan kepala Victor di Sekolah.

Akibat kekesalan sesaat nya itu pun dia pun harus terikat oleh sumpah yang tidak bisa mebuatnya tenang...

Natan sebenarnya sudah tidak merasa kesal sama sekali pada Victor, tapi entah mengapa, dirinya masih saja tidak bisa hidup tenang dengan sumpahnya yang masih belum terlunasi.

Begitu berat sumpah yang harus di lunasinya, karena harus menciderai kepala seseorang.

Akhirnya setelah tidak bisa tidur 2 malam, Natan pun langsung memutuskan untuk membayar hutangnya, dia pun langsung mengirim tantangan terbuka pada Victor dalam bentuk surat yang di tulis dengan tangan sendiri.

Sampai keesokan harinya sampai di Rumah Victor, surat itu berisi, "Hello freak boy, you masih hidup right? gw mau challege lu untuk fight boxing sama gw besok di Sekolah Sunodia tempat kita pernah bentrok dulu. Ku tunggu besok di Sekolah jam 05:00 fuck boy."

Victor yang membaca surat itu secara reflek langsung mengacak surat tersebut dengan tatapan matanya yang melotot, dan urat-urat di kepalanya yang menonjol keluar, "Akan ku bunuh kau!" kata Victor yang tampak langsung terpancing oleh tantangan Natan.

Keesokan harinya jam 04:00, Natan dan Victor pun bangun bersamaan oleh alarm mereka masing-masing.

Mereka pun mengambil cara masing-masing untuk membuat mata langsung melek, Natan dengan cepat mengambil ulekan cabe di meja kecil di samping kasurnya lalu tanpa ragu mengolesnya di matanya.

"Arrrkhhh!" betapa keperihan matanya terbakar cabe rawit, cara tersebut efektif untuk membuat Natan dan satu Rumahnya melek karena teriakan Natan.

Sedangkan Victor memiliki cara yang lebih praktis lagi. Selepas dia terbangun oleh alarm tiba-tiba itu, sedetik setelah bangun dia langsung dengan cepat meluruskan kakinya dan mengeraskannya.

'Jut!'

Otot betis Victor pun langsung kram tak karuan, mata Victor pun kehilangan pupilnya, dan menjadi putih semua, "Huuuuaaarkkhh!" teriak Victor sangat nyarik, dan cara tersebut efektif membangunkan Victor dan seisi Rumahnya.

Setelah itu tanpa mandi, mereka berdua langsung berangkat ke kendaraan mereka masing-masing.

Victor pun langsung menaiki motor PCX tanpa ijin bapaknya.Sedangkan Natan karena sudah punya mobil sendiri dia langsung main gas saja mengeluarkan mobilnya dari bagasi.

Setelah itu tanap pikir panjang langsung meninggalkan bagasinya yang masih terbuka. Begitu pula dengan Victor yang tidak menutup pagar Rumahnya.

Di tengah jalan subuh hari, mereka berdua sama-sama memiliki ketakutan masing-masing, Victor merasa merinding-merinding karena angin dingin subuh-subuh menghembus tubuhnya, takutnya tiba-tiba ada pocong yang duduk di belakangnya terbonceng.

The BattlesDonde viven las historias. Descúbrelo ahora