(55) Rencana Ajeng

39 24 36
                                    

Happy reading all💓
Voment buat yamoon

••••

"Adakalanya dunia ini tidak mengizinkanmu untuk bahagia, meski usahamu selama ini pantas dianggap sempurna."

- Yamoon

•••• 

"Seperti lelucon," gumam Zoe sambil memandangi lantai lorong rumah sakit.

Sudah beberapa jam berlalu, Zoe masih setia menemani sang ibunda di depan kamarnya. Tidak bergeming. Tubuhnya senantiasa mematung bersama pikiran yang terus bergemuruh.

Zoe kehilangan arah. Tidak tahu apa yang harus diperbuatnya sekarang. Kenyataan yang terungkap benar-benar membunuhnya di hari ini. Dinginnya malam pun tidak berniat membantu beri saran.

"Inez lagi?" beo Zoe lalu detik berikutnya suara tawa terdengar menyakitkan.

Mendadak saja, seluruh dunianya terpaku pada gadis itu. Terlalu kejam jika dilihat karena orang-orang yang disayanginya kini direbut oleh Inez.

Ezra.

Ayahnya.

Keluarganya.

Kebahagiaan nya.

Semua itu berhasil Inez miliki lewat dari dunianya.

"Gua harus apa," lirih Zoe yang memilih bersandar pada kursi tunggu. Tubuhnya saat ini terlalu lelah dan sakit. Akan lebih baik jika mata ini terpejam, semua masalah bisa selesai.

"Saudari Zoe."

Belum lama pelupuk mata itu terpejam, Zoe kembali menyadarkan diri. "Ya dok? Bagaimana dengan keadaan bunda saya?" tanya Zoe meminta penjelasan.

"Bunda kamu mengalami tumor otak stadium akhir."

"Apa?!"

"Kamu tidak tahu?" tanya dokter tersebut.

"Dari pemeriksaan yang kami lakukan itu benar. Kami juga sudah memeriksa riwayat dari rumah sakit lain dan ibunda kamu sudah lama divonis mengidap penyakit tersebut."

Kenyataan berikutnya kembali terungkap. Dunia Zoe sudah dinyatakan runtuh. Zoe tidak mempertahankannya lagi. Tidak ada harapan, semuanya kacau.

"Kecelakaan yang terjadi hari ini, mempengaruhi kestabilan tubuh beliau. Sehingga kami tidak bisa memastikan kapan ibunda kamu dapat sadarkan diri."

"Bagaimana dengan tumornya?"

"Apa tidak bisa dioperasi dok?" tanya Zoe.

"Sayang sekali Zoe, kestabilan tubuh beliau tidak bisa kami harapkan untuk melakukan tindakan yang lebih jauh."

Zoe terduduk lemas. Mentalnya sudah terpukul keras. Zoe pun mempersilahkan air matanya jatuh. Pertahanan yang dibangun selama ini runtuh dalam sekejap. Kalau saja Zoe boleh berkomentar mengenai kejadian hari ini, Zoe akan menyatakan bahwa hari kehancurannya adalah hari ini.

"Aku mengaku kalah. Aku siap menyerah. Apa aku harus berpasrah?"

"Tetapi ... Tetapi ini tidak adil buatku! Aku kehilangan semuanya hanya karena satu alasan, yaitu dia," batin

"ARGHHHH!!!!!" teriak Zoe melampiaskan perasaan nya yang bercampur aduk.

"Apa ini pantas untuk perjuangan ku hidup?" tanya Zoe pada dirinya sendiri.

Selama ini Zoe mempertaruhkan rasa sakitnya. Membentuk diri menjadi sekuat yang diinginkan dunia. Sekalipun tidak pernah Zoe berniat untuk menyerah dengan kondisi keluarga mereka. Namun, perjuangan keras seperti itu malah mendapat balasan kehancuran yang mematikan.

She's a Fangirl || Proses PenerbitanWhere stories live. Discover now