Kaka Jahat Kaka Kejam

404 41 2
                                    


Kini Jeno sedang berada di rumah Mark, rumah yang kecil namun terlihat rapi. Tadi Mark menemukan dirinya berlarian di gang sempit dengan memar di bagian pelipis dan darah segar yang mengalir dari bibirnya, berhubung ia juga lupa arah jalan pulang menuju rumahnya maka Mark berniat untuk membawanya ke rumah miliknya.

"Cepetan jawab, lu habis berantem kan?" Mark mulai mengintrogasi Jeno yang sedang terduduk lesu di ruang tamu

"Nggak"

"Lah terus, kenapa bisa bonyok gitu? Oh lu habis tauran?"

"Ehh nggak kok, aku tadi jatoh, ia gak sengaja jatoh dari tangga"

"Alah, alesan. Lu pikir gw anak kecil apa mau di kibulin"

Tak berselang lama tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depan rumah Mark, mobil yang sangat di kenali oleh Mark dan juga Jeno.

"Loh, kok ada bang Lucas kesini?" Tanya Jeno mulai panik melihat sang kakak yang turun dari kendaraan mewah tersebut

"Gw yang panggil dia kesini, lu bisa bohong ke gw. Tapi sekarang kita bakal liat apa lu bisa bohongin abang lu juga" jawab Mark memasang wajah sinis

"Sialan, kok gak bilang ke gw dulu sih"

"Ehh si bocah udah berani ngumpat ke gw"

Brakkk

Pintu rumah Mark di banting dengan tidak estetik lalu memunculkan Lucas dengan wajah geramnya

"MANA TUH BOCAH? Bajingan, baru hari pertama udah bikin ulah"

"Heh anjing kaget gw, pelan-pelan woy itu pintu rumah gw rusak jingan" semprot Mark tak terima

Lucas yang tak memperdulikan ocehan Mark pun segera menghampiri Jeno, sedangkan yang di tatap pun langsung menunduk meneguk ludahnya

Plakk

"Adohhh wuuuuuww" jerit Jeno akibat tamparan Lucas mengenai lukanya yang belum sempat kering

"Mau jadi apa kamu baru hari pertama sekolah udah berani ikut-ikut tauran"

"Ampun Bang hweeee, sumpah bang aku gak ikut tauran hiks, aku cuma bantuin teman aku yang lagi di keroyok hiks" ucap Jeno penuh drama sambil memeluk kaki sang kakak

"Bo'ong mulu lu, tadi alasannya beda sekarang beda lagi" sahut Mark mulai mengompori

"Bisa diam gak sih lo, hiks hiks.. ADOW sakit bang" jerit Jeno lagi ketika mendapat kutikan jari Lucas di bibirnya

"Yang sopan ya kalo sama yang lebih tua" ujar Lucas memberi peringatan

"Hweee... Jeno minta maaf bang, sumpah Jeno gak bakal ulang lagi"

"Kurang ajarnya?" Tanya Mark

"Bukan, tapi berantemnya. Hikss"

"Diam, buruan masuk sana" perintah Lucas pada Jeno yang langsung di angguki lalu segera berlari menuju mobil yang terparkir di sisi jalan depan rumah Mark

"Makasih ya Mark, untung aja dia ketemunya sama lo" Ucap Lucas hendak pamit

"Heh pintu gw rusak tuh, main makasih-makasih aja lu"

Mendengar itu Lucas hanya tersenyum melihat tingkah sahabatnya yang masih saja tak mau rugi

"Tenang, nanti gw ganti sekalian sama rumahnya"

"Tenang tenang biji peler lu yang tenang, gw serius ya"

Lucas menghembuskan nafas pasrah lalu mengeluarkan uang dari dompetnya sejumlah tiga ratus ribu.

"Segini cukup?"

"Sebenarnya kurang, tapi gak papa lah, berhubung gw sahabat yang baik jadi gw bisa ikhlasin" ucap Mark menerima pemberian Lucas dengan senyuman lebar, padahal pemberian Lucas sudah lebih dari cukup untuk memperbaiki pintu rumahnya yang rusak.

__________

Mobil Lucas memasuki pekarangan rumah yang terbilang besar bergaya modern dan berlantai tiga. Ketika mobil telah terparkir sempurna di garasi Jeno pun segera turun lalu berlari masuk ke dalam rumah menuju kamarnya yang terletak di lantai dua rumah tersebut.

"Jangan lupa makan" teriak Lucas sebelum Jeno masuk ke dalam kamar

"Iyaaa"

Dengan bergegas Jeno mulai membersihkan dirinya lalu mengganti pakaiannya, perutnya pun mulai keroncongan ia memutuskan untuk turun lalu menghampiri meja makan.

"Lahh, bang makanannya mana?" Tanya Jeno sedikit berteriak karena sang kaka berada di ruang tengah

"Emangnya di meja gak ada?"

"Gak" sahutnya ketika membuka tudung saji yang tak ada apa-apa disana.

"Oh iya mbok Rini hari ini lagi cuti" ucap Lucas baru menyadari, sedangkan sang adik pun menyusulnya dan duduk lemas di sampingnya

Meskipun tinggal di rumah mewah yang megah dan serba kecukupan tak membuat kehidupan kakak beradik itu bahagia, pasalnya tak ada orang lain yang tinggal di rumah itu selain mereka berdua saja. Ayah mereka 2 tahun lalu meninggal akibat kecelakaan sedangkan Ibu mereka jatuh sakit setelah kepergian sang ayah dan harus di rawat di rumah sakit selama bertahun-tahun. Di rumah ini hanya ada pembantu yang datang ketika pagi dan pulang saat pekerjaan mereka telah selesai.

Sebab itu Lucas sedikit bersyukur semenjak kelulusan adiknya dari pesantren akhirnya ia bisa kembali memiliki teman di rumah yang super megah ini.

"Kamu mau makan apa biar abang pesenin?" Tawar Lucas mulai menyalakan ponsel genggamnya

"Gado-gado"

"Hah? Serius dong Jen"

"Bang aku tuh laper banget, gak ada waktu buat becanda"

"Serah kamu lah Jen, nih" Ucap Lucas menyerahkan ponsel miliknya ke sang adik agar ia bisa langsung memesannya sendiri. Sedangkan Lucas berlalu pergi menuju kamarnya berniat mengambil dompet sekalian mengganti pakaiannya.

Tak berapa lama Lucas pun keluar dengan menggunakan Jaket tebal lengkap dengan beberapa bungkusan di tangannya.

"Nih, aku pergi jenguk Ibu dulu yah, kamu jangan kemana-mana" pamit Lucas menyerahkan sejumlah uang pada adiknya

"Aku ikut bang"

"Jen, kamu ngerti kan kalo ibu belum mau di ganggu"

"Gak adil banget, kok cuma aku sih? Yang lain bisa seenaknya jengukin ibu kenapa cuma aku doang yang gak boleh ? Salah aku apa bang sampe ibu gak mau nemuin aku?" Tanya Jeno dengan nada amarah

Ia tahu jika ibunya sedang tak bisa di ganggu hanyalah alasan yang di buat-buat oleh kakaknya saja, ia tahu yang sebenarnya bahwa sang Ibu lah yang tidak mau menemui dirinya

"Jen" seru Lucas memegang kedua pundak adiknya berniat menenangkan

"Tunggu Ibu pulih dulu ya, sampai kesehatan ibu membaik baru kita pergi sama-sama jengukin ibu ya Jen" sambungnya

"Udah tiga tahun loh bang, aku kira pikiran Ibu udah berubah. Ternyata masih sama, salah aku apa bang? Apa? Aku juga kangen sama ibu bang"

air mata Jeno mulai mengalir dengan rasa geram ia berlalu meninggalkan Lucas yang masih terpaku di ruang tengah

You Change A Pink Into The Blue (Real Sibling)Where stories live. Discover now