Truth or Dare

31.5K 470 30
                                    

Hari ini Haechan berangkat ke sekolah seperti biasa, hanya saja ia diantar oleh supir atas perintah daripada Baekhyun, entah suasana hati Baekhyun memang sedang baik atau ada alasan disebaliknya, dia menyuruh supirnya untuk mengantar Haechan ke sekolah.

Haechan ingin menolaknya pada awalnya, tapi yang ia dapatkan hanyalah tatapan mematikan dari Baekhyun, membuatnya mau tidak mau ia menyetujuinya. Bukan apa, ia hanya aneh dengan Baekhyun tiba-tiba baik hati itu.

"Sila masuk, tuan muda" ucap supir membukakan pintu penumpang untuk Haechan. Ia masuk perlahan karena kakinya masih belum pulih karena jatuh dari tangga seminggu lalu akibat buru-buru berangkat sekolah alhasil tidak turun selama 3 hari. Haechan memasukkan tongkatnya terlebih dahulu barulah ia masuk.

Tidak butuh waktu lama, Haechan sudah tiba di Neo High School, sekolah barunya. Supir membukakan pintu mobil untuk Haechan lalu membungkuk hormat kepada tuan mudanya itu saat Haechan menginjakkan kakinya keluar.

"Tuan muda.. ada yang tuan Baek ingin saya sampaikan kepada tuan muda" ucap supir itu masih menunduk. "Angkat kepalamu dan berbicaralah" arah Haechan mengambil tongkatnya.

"Tuan Baek ingin saya memberitahu tuan muda yang tuan dan ny. Byun akan ke Japang nanti siang nanti dan akan kembali pada minggu hadapan" ucap supir itu. Haechan mengangguk paham "pergilah" supir itu mengangguk lalu masuk kembali ke mobil.

Haechan menghembuskan nafas berat, ia perlu menyiapkan mentalnya karena hari ini ada ulangan matematika. Setelah berjalan sekitar lima menit menggunakan tongkatnya, Haechan sampai di kelasnya.

Semasuk saja Haechan, ia dikejutkan dengan berandal sekolahnya yang teriak memanggil namanya. "Yakh! Lee Haechan!" panggil Haruto dengan berteriak. Haechan menoleh sekilas, berniat ingin pergi namun Haruto menahan tangannya. "Ada acara ga malam ini?" tanya Haruto.

Haechan mengernyit, ia merasa aneh Haruto yang sedari sebulan lalu tidak pernah berbicara dengannya tiba-tiba menanyakan pertanyaan seperti itu. "Ga ada, kenapa emang?" Haruto menggelengkan "aku hanya ingin kau datang ke pestaku malam ini"

"Pesta?"

"My birthday"

"Lo⎯ "

"Katakan saja alamatmu ntar malam sopirku akan menjemputmu" Haechan mengangguk. "Saekkia.. berani kau menyela pembicaraan ku" batin Haechan sambil mengambil catatan kecil dan pena dari tasnya, Haechan menulis alamatnya di atas kertas lalu menyerahkannya pada Haruto.

Haruto dalam hati berteriak riang karena Haechan mudah dibodohi olehnya. "Oke, kau bisa bersiap-siap sekitar jam 8 karena sopirku akan menjemputmu jam 9"

Tidak mempedulikan itu, Haechan berjalan menuju mejanya, Haruto hanya menunjukkan senyumnya yang dipaksakan merasa bahwa dia diabaikan oleh seseorang seperti Haechan membuat harga dirinya seakan jatuh. Tapi demi Mark dia rela karena Mark menjanjikan sesuatu padanya.

Janji untuk membantunya mendapatkan Junkyu, seniornya. Meski terpaut tiga tahun, Haruto sama sekali tidak mempedulikan hal itu, karena satu-satunya tujuannya adalah menjadikan Junkyu pacarnya.

° ° °

Malam tiba, jam sudah menunjukkan pukul mau jam 9 malam dan Haechan sudah siap dengan kaos oversize serta celana hitamnya. Yup, Haechan sangat menyukai warna hitam sehingga dia memakai warna hitam dari atas hingga bawah. Tinggal menunggu sopir Haruto menjemputnya.

Haechan merasa ada yang tidak beres dan membuat hatinya seakan tidak tenang seperti akan terjadi sesuatu yang buruk padanya namun ia segera menepisnya.

Clek.

Haechan menoleh, itu Ten yang datang membawa nampan berisi susu kesukaan Haechan tak lupa senyum manisnya. "Minum dulu sebelum berangkat" tanpa ragu Haechan meneguk susu kesukaannya, susu strawberry.

CuTe | Haechan HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang