Bab 9

1K 105 1
                                    

Sesuai kesepakatan yang telah disetujui, akhirnya pernikahan antara Jaehyun dan Taeyong dilaksanakan, di sebuah gedung mewah yang disewa oleh kedua belah pihak keluarga. Dari dua keluarga tersebut juga mengundang banyak orang, begitupun dengan sang pengantin yang ikut mengundang teman-teman mereka.

Orang-orang berdiri mendengar sang pendeta yang berujar, dua orang yang menjadi tokoh utama itu tampak begitu gugup. Namun, tidak menutup kemungkinan mereka menjawab dengan suara yang tegas, siap dengan segala tanggung jawab pernikahan yang akan mereka hadapi bersama.

"Sekarang kalian berdua resmi menjadi pasangan." Kalimat terakhir yang menjadi penutup, semua orang bertepuk tangan dan kemudian dilanjutkan dengan pesta. Berkumpul pada satu meja untuk mencicipi jamuan yang sudah tersedia.

Taeyong menatap keramaian itu dengan lega, dia menoleh saat merasakan sentuhan hangat pada tangannya. Lantas tersenyum melihat Jaehyun yang menggenggam tangannya erat.

"Kau bahagia?"

"Iya. Aku bahagia, tapi ...."

Jaehyun menatap wajah sang istri yang tampak begitu khawatir akan suatu hal, lelaki tampan tersebut jelas tahu apa yang ada dipikiran Taeyong saat ini.

"Tak perlu takut dengan apa yang terjadi kedepannya, kita saling memiliki. Mari bergandeng tangan menghadapi semua tanggung jawab yang ada, mari membangun rumah yang menjadi tempat ternyaman untuk kita dan anak-anak nantinya." Lelaki Jung itu tersenyum. Dia mencium tangan Taeyong dan menatap mata bulat tersebut, seolah meyakinkan agar Taeyong tak perlu risau.

Lelaki manis tersebut menganggukkan kepala, dia tersenyum dengan setetes air mata yang keluar melewati pipi. "Terima kasih, Jaehyun."

"Iya sayang. Berjanjilah untuk tidak terlalu memikirkan hal-hal yang belum terjadi."

Taeyong mengangguk dan memejamkan mata saat Jaehyun menyelipkan satu ciuman hangat di keningnya. Mengulas senyum, melempar untuk satu sama lain hingga akhirnya Jaehyun juga mengecup bibir sang istri sebentar, kecupan kecil penuh akan cinta.

Hingga tak terasa sudah di penghujung acara, para tamu undangan sudah berangsur pulang, meninggalkan tempat pernikahan berlangsung. Begitupula dengan Taeyong yang saat ini berada di rumah baru mereka, rumah yang lebih besar dari sebelumnya. Dan sudah pasti pemberian dari orang tua keduanya.

Suasana rumah tampak begitu sunyi, Mark yang seharusnya ikut pindah bersama mereka malah diangkut oleh Nyonya Jung menuju rumahnya, bocah itu menurut saja apalagi kalau sudah diiming-imingi dengan semangka, maka bocah itu akan manut.

Taeyong menaiki tangga menuju lantai dua dengan hati-hati atau lebih tepatnya mengendap-endap. Dia baru saja membersihkan diri di kamar mandi dekat dapur, takut untuk masuk kamar, dia takut tiba-tiba diserang.

Meneguk ludah kasar. Tangannya tampak gemetar saat menarik gagang pintu, membuka benda kayu tersebut pelan kemudian mengintip ke dalam. Dia bernapas lega, saat tak melihat siapapun di kamar. Bergegas masuk dan menutup pintu dengan pelan.

"Aku harus segera tidur, sebelum Jaehyun datang dan melakukan sesuatu." Lelaki cantik itu meletakkan handuk di gantungan kemudian mengganti pakaian.

Tubuhnya tersentak saat mendengar suara pintu kamar mandi yang terbuka, lantas ia bersembunyi di dekat lemari. Di ruang kecil antara lemari dengan tembok, si cantik mulai mengintip.

"Taeyong belum kembali?" ucap Jaehyun celingak-celinguk, lelaki tampan itu mengangkat bahu dan mulai membuka handuknya. Menampakkan punggung lebar yang membuat tubuh Taeyong menegang, rasa takut menggerayangi tubuh lelaki cantik tersebut.

Dia semakin membulatkan mata saat sang suami berbalik, menampakkan tubuh bagian atas yang terbuka, serta sesuatu yang menggantung diantara paha pria itu. Taeyong benar-benar takut sekarang, dia memejamkan mata, merasa tak sanggup.

Rumah [✓]Where stories live. Discover now