🦉Chapter 13 | The Glory

4.7K 317 411
                                    

🦉TIGA BELAS🦉

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🦉TIGA BELAS🦉

- The Glory -


'Baguslah kalau si penganut maskulinitas garis keras itu nggak datang,' batin Freyya. 'Tuh cowok ternyata lebih menginginkan batalnya perjodohan ini melebihi gue. Hahaha!' tawanya dalam hati.

Akhirnya makan malam itu pun berakhir. Tuan Burhan dan Nyonya Manov kembali meminta maaf dan pulang dengan rasa malu. Sedangkan kedua orang tuanya Freyya hanya bingung harus bersikap bagaimana.

Di perjalanan pulang, Freyya pun menanyakan pendapat kedua orang tuanya. Penasaran apakah orang tuanya itu akan berubah haluan untuk tidak jadi melanjutkan rencana perjodohan ini.

"Tuh, gimana dong, Pa, Ma. Yang mau dijodohin denganku aja nggak datang. Nggak salah dong kemarin aku juga nggak mau ikut malam ini," tukas Freyya yang duduk di bangku belakang, sedangkan ayah dan ibunya duduk di bangku depan.

"Hmmm," gumam Tuan Hengky yang duduk di bangku setir, tampak berpikir sambil menimbang-nimbang sesuatu. "Papa pikir, mungkin ada sesuatu yang tidak terduga yang sedang menimpa Gallan."

"Ya ampun, Papa terlalu ber-positif thinking," celetuk Freyya memutar mata.

"Papa kamu mungkin benar, Frey. Nggak mungkin Gallan sengaja nggak datang, pasti ada sesuatu yang terpaksa membuatnya seperti itu," tukas Nyonya Trifia menimbrung.

Freyya menggeleng cepat karena kurang setuju. "Nggak mungkin, Ma, Pa. Kalau Gallan punya suatu alasan yang memang bener-bener bikin dia nggak bisa datang, dia pasti nelpon dan ngasih tau orang tuanya, Ya, minimal ngabarin lah alasan dia nggak akan datang sehingga nggak menempatkan orang tuanya dalam kesulitan. Papa Mama nggak lihat? Mereka tadi secanggung itu karena anaknya tiba-tiba nggak ada kabar," cerocos Freyya seperti keran air terbuka.

Tampaknya gadis itu berusaha keras untuk membentuk image Gallan yang buruk di mata kedua orang tuanya. Tujuannya tentu saja agar rencana perjodohan ini dibatalkan.

"Hush, kamu nggak boleh berburuk sangka begitu, Frey. Jangan main tuduh sembarangan. Siapa tau Gallan memang berada di situasi yang tidak bisa dikondisikan," sela Nyonya Trifia. "Lagi pula, pertemuan tadi bisa menjadi sekedar ajang kedekatan kedua keluarga, benar kan, Pa?" tanyanya menoleh pada suaminya.

Tuan Hengky pun mengangguk. "Iya. Besok Burhan pasti akan menelpon Papa dan mengatakan kemana putranya yang malam ini tidak bisa datang. Papa pikir, itu akan sebanding dengan keterbukaan kedua keluarga."

Freyya hanya bisa menghela napas dan geleng-geleng kepala, membuang pandangannya ke luar jendala kaca sambil menopang kepalanya pada jendela mobil. Rencana untuk membuat Gallan tidak disukai oleh kedua orang tuanya ternyata tidak berhasil.

Tepat ketika mobil mereka ingin memasuki gerbang kompleks, tiba-tiba ponsel Nyonya Trifia bergetar. Wanita itu langsung memeriksa ponselnya dan heran melihat siapa kontak yang menelpon.

"Siapa, Ma?" tanya Tuan Hengky yang baru saja menyapa satpam komplek.

"Mamanya Gallan menelpon," jawab Nyonya Trifia yang heran. Mengapa Nyonya Manov menelponnya padahal belum cukup satu jam yang lalu dirinya bertemu dengan wanita itu.

"Angkat aja, Ma. Siapa tau penting," celetuk Tuan Hengky.

Nyonya Trifia pun mengangguk, dia bertanya-tanya mengapa calon besannya itu menelponnya. Dengan cepat wanita itu pun menggeser icon berwarna hijau dan mengangkat panggilan.

"Ya? Hallo, Nyonya Manov?" sapa Nyonya Trifia memulai duluan. Tak lama wajahnya tampak kaget mendengar perkataan calon besannya itu.

"A-apa!" Nyonya Trifia berseru, membuat Tuan Hengky langsung menoleh padanya, sedangkan Freyya yang ada di bangku belakang memajukan wajahnya karena penasaran.

"Kenapa, Ma?" tanya Freyya cepat.

Nyonya Trifia tak menghiraukan keheranan anak dan suaminya. Wanita itu menyimak apa yang dibicarakan Nyonya Manov di seberang sana dan tak lama kemudian panggilan telepon pun berakhir.

Akhirnya, Nyonya Trifia bisa menjawab keingintahuan Tuan Hengky dan Freyya di saat yang bersamaan. "Ini soal Gallan," ucapnya dengan wajah yang tampak tidak percaya.

"Gallan? Ada apa dengan dia, Ma?" tanya Freyya lagi.

"Barusan polisi menghubungi Tuan Burhan, dan mereka bilang Gallan tertangkap di salah satu rumah temannya yang digrebek polisi karena dugaan penggunaan obat-obat terlarang."

"APA!"

*akan update lagi setelah chapter ini mencapai 20 views😘

--o0O0o--

Memang ada gila2nya juga
tuh si Gallan
Ini udah Red Flag banget ga siih??

.

.

.

VOTE AND COMMENT

If you mind to follow me
I will really2 appreciate it 😘

.

.

.

Love di Udara💕
Ranne Ruby
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

THE REBELLOUSE! (On Going)Where stories live. Discover now