Part 6: Ikut Seleksi Sekolah K*dinasan (LAST)

12K 35 2
                                    

#Pengumuman Tes Wawancara

Sekitar 2 mingguan akhirnya pengumuman untuk dapat mengikuti P*ntukhir di pusat telah keluar. Dan benar saja, ternyata akan ada tes kesehatan kedua serta pemeriksaan penampilan. Oh ya, aku LULUS!. Namun hatiku sedikit menciut karena seleksi p*ntukhir itu berada di kantor pusat di jkt. Dari kota asalku, ada 4 orang yang ikut serta dalam p*ntukhir di jkt. 2 Laki-laki dan 2 wanita. Kami saling bertukar nomor HP saat itu karena bertemu di kantor perwakilan. Sidang p*ntukhir di laksanakan dalam minggu depan.

Aku pun pulang ke rumah dan memberitahukan kepada ibu ku. Ibu ku sangat senang mendengarnya. Malam itu tante dan om Didi datang ke rumah dan membicarakan beberapa hal tentang aku nantinya. Jujur saja, ibu dan ayah saat itu sedang tidak ada uang untuk ikut ke jkt. Namun om Didi langsung memotong pembicaraan, om Didi mengatakan jika kami tidak perlu memikirkan masalah itu. Om Didi berjanji dulu akan mendampingiku sampai lulus dan om Didi akan melakukan hal itu. Ibu pun terharu mendengarnya. Aku juga disuruh jaga makanan mulai saat itu, bahkan sehari sebelum berangkat tante mengajakku masuk salon untuk memotong rambutku agar sebahu.

Om Didi telah memesan 2 tiket pesawat termasuk untuk ku. Kami saat itu memesan tiket bersama-sama keluarga peserta tes yang sama-sama lulus ikut ke jkt. Sehari sebelum keberangkatan, tante mengajakku ke salon. Disana rambutku di potong sebahu, badanku juga di lulur saat itu. Lalu kami pulang ke rumah tante dan tante menanyakan padaku apakah bulu kemaluanku sudah panjang. Aku pun memperlihatkannya ke tante dan tante mengatakan akan membantu mencukur bulu vagina ku. Didalam kamar mandi tante menanyakan sesuatu yang membuatku shock.

"Kemarin cukur nya sama siapa hayo?", tanya tante.

"Cukur sendiri dong tan", jawab ku namun ku lihat gelagat tante agak lain seperti mengetahui sesuatu.

"Yang bener? Udah berani bohongin tante yaa, tante tau kok", tanya tante lagi. Aku disitu bingung maksud tante itu apa.

"Iya tan, malahan dek ya malu ni sama tante juga malu dikit hehe", jawab ku.

"Hmmm, berarti om Didi yang bohongin tante yaa", kata tante yang saat itu makin membuatku bingung apakah tante tau jika apa yang kulakukan dengan om Didi dulu.

"Eh bohongin gimana tan?", tanya ku penasaran.

"Kata om, karena waktu di kota A sana dek ya masih belum cukuran, jadi om yang bantuin cukur bulu meki dek ya", jawab tante tenang sambil menatapku.

"Alah padahal udah dek ya bilang jangan bilang orang, malu dek ya, om didi nggak asik", kata ku saat itu sedikit kesal, namun aku takut dan bimbang apakah tante tau jika om Didi menggesekkan penisnya ke vagina ku.

"Hehehe, om Didi nggak pernah bohongin tante dia", ucap tante tersenyum sambil tetap mencukur bulu kemaluan ku.

"Kata om Didi dek ya nggak berani cukur yang di dekat lubang memek nya", lanjut tante ku sambil mencubit bibir vagina ku itu.

"Iya abisnya dek ya lupa tan, padahal udah tante bilang dulu, ibu juga udah nyuruh", kata ku lagi.

"Yaudah nggak apa-apa, makanya tante ajak ke rumah jangan nanti om Didi lagi yang cukurin, kasian om Didi juga dia kan nafsu liat dek ya", ucap tante.

"Kecuali ada tante di sana, walaupun om Didi yang cukurin pun nggak apa-apa, ntar kalau om Didi nafsu bisa tante ladenin", kata tante lagi.

"Malam itu om Didi nggak bisa tidur dia, kontolnya tegang terus, om Didi ada nelpon tante tapi tante udah tidur", sambung tante. Aku pun hanya mendengar, ternyata om Didi tidak bercerita jika penisnya telah ku hisap dan bahkan vagina ku sempat di gesek-geseknya.

"Makanya pas sampe rumah om Didi langsung nyari tante, kebetulan tante lagi masak untuk makan malam, nah harus matiin kompor dulu ladenin om Didi", terang tante lagi.

Rahasia ku Bersama Suami Dari Tante kuحيث تعيش القصص. اكتشف الآن