26

3.9K 429 70
                                    

"Gini amat jadi pacar babu sekolah."

Zevan ngebacot sendiri di sepanjang jalan yang dia lewatin. Cowok chindo itu misuhin salah satu guru yang jadi alesan dia ngebawa beberapa barang sekarang.

Jadi, tadi niatnya Zevan mau ngantin karena kelasnya jamkos. Eh, tanpa disangka-sangka salah satu guru kesiswaan minta tolong Zevan buat mindahin beberapa barang ke ruang kepala sekolah.

Zevan akui gurunya SKSD.

Masa tadi ngomongnya gini, "Tunggu! Kamu... pacarnya Hansel kan? Boleh minta tolong bawain ini gak ke ruang kepala sekolah terus jangan lupa ini, ini juga, ini..."

Ina inu ina inul.

Emang Zevan cowok apakabar?

"Tau gini gausah pacaran- ah!"

Sariawan Zevan gak sengaja kegigit. 

Zevan berdecak sebal dan dengan cepat masuk ke dalam ruangan kepala sekolah. 

Ini pengalaman pertama Zevan masuk ke dalam ruang atasan sekolah. Ternyata, mevvah yah. 

Buru-buru Zevan nata barang-barang tadi di satu tempat yang sekiranya cukup sebelum ada orang dateng.

Zevan gak suka bersosialisai, no way.

Pas selesai Zevan langsung lari kecil buat keluar dari ruangan kepala sekolah yang mevvah itu.

Zevan ngebersihin keringat yang ada di dahi dan lehernya. Ciri-ciri anak kurang gerak, jadi kalo gerak dikit udah basah.

Mata Zevan ngeliat ke sana ke mari. 

Gak sengaja nangkep beberapa kertas yang keliatannya baru di tempel di papan pengumuman sekolah.

Biasanya Zevan bodoamat sama papan gak jelas itu, tapi kali ini dia penasaran.

Kertasnya lebih dari 3, berarti bisa jadi itu pengumuman penting.

Zevan ngelangkahin kakinya ngedeket ke papan.

"Heh?"

Zevan ngeliat wajah Hansel terpampang di sana. 

Mata Zevan ngikutin telunjuknya, ngebaca kata per kata yang kecetak. Zevan melongo.

"Anjing, kandidat ketua OSIS!?"

"Anjing, kandidat ketua OSIS!?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di sinilah Hansel sekarang.

Berhadapan sama Zevan.

"Apa salah-"

"Banyak!"

"Aku belum selesai ngomong, sayang."

Zevan nyenderin punggungnya ke kursi kerja Hansel seenaknya. Malahan sekarang Zevan yang keliatan lebih berkuasa.

"Coba jelasin."

Hansel natap Zevan bingung.

Posisi Hansel sekarang lagi berlutut di depan meja kerjanya sendiri. Ternyata tingkah aneh Zevan masih mendarah daging, jadi Hansel bisa apa.

Bisa senyumin aja say.

"Jelasin ap-"

"Jelasin sejelas jelasnya, Angkasa Hansel."

Hansel berdecak sebal. Tatapannya berubah.

"Kamu denger gak? Aku mau ngomong dulu, jangan disela."

"..."

"Iya maaf aku salah, jadi apa?"

Zevan ngambil kertas yang udah diremet-remet dari dalem kantong seragamnya. Hansel ngambil kertas yang udah gak berbentuk itu dan dibuka.

"Fotoku? Kenapa?"

"Kenapa tiba-tiba nyalon jadi ketua OSIS!?"

Sedetik Hansel baru sadar kalo itu adalah kertas yang tadi dia pasang di papan pengumuman. Zevan dengan seenaknya ngambil kertasnya dan tekuk-tekuk gak jelas.

Mau marah, tapi... kalo print lagi gak bakal ngebuat Hansel miskin kok heheh.

"Ya karena dari dulu aku mau jadi ketos."

"Gak ijin?"

Hansel ngernyit, "Udah kok, aku udah ijin sama Papa Mama."

"Gue cok."

"Kamu? Hmmm emang perlu juga?"

Tahan Zevan. Tahan Zevan buat gak ngebuat bonyok wajah ganteng di depannya, please lah Zevan udah tobat.

Udah mau jadi manusia sabar, tapi kenapa diberikan boipren modelan Angkasa Hansel? Aduh, susah rek.

"Gak, terserah lah." 

Zevan berdiri dari kursi. Hansel juga refleks ngikut berdiri walaupun dikasih bombastic side eye sama Zevan.

"Aku gak tau kalo perlu ijin sama kamu juga, maaf deh. Sekarang aku minta ijin."

"Telat."

"Mending telat daripada gak sama sekali."

Zevan ngehela nafas kasar.

"Kamu ijinin gak?"

"Menurut lo?"

"Aku kamu nya mana sayang???"

Zevan lagi-lagi ngehela nafas. Cowok chindo itu nunjukin senyum kakunya, "Aku ijinin, tapi ada syaratnya."

"Apa?"

"Gak boleh terlalu capek, gak usah sok kuat. Istirahat yang cukup."

"Kamu pacarku atau istriku sih?"

"Hansel."

Hansel ketawa terus nguyel-nguyel pipi Zevan. Walau kurang daging, tapi itu salah satu hal yang ngebuat mood Hansel naik.

"Abis ini pacarmu bakal jadi ketos, bangga gak?"

"Dih, masih kandidat, belum tentu menang."

"Zevan?"

"Bercanda! Udah pasti Angkasa Hansel menang! Kalo kamu menang nanti aku kasih kiss."

Hansel gak akan pernah lupa kata-kata Zevan.

Jadi, kata gue siapin diri lo aja sih Zev.

Jadi, kata gue siapin diri lo aja sih Zev

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

to be continued.

Woi serius ini gak ada yg salfok sama cover? 😭😭

how?? kalo aneh ntar ku ganti yang awal lagi xixi

Anak Sekolah | BinhaoWhere stories live. Discover now