19-Pemilihan istri para pangeran

154 9 0
                                    

Kerajaan Gracia dengan sejuta keindahannya. Tanahnya yang subur dan taman-tamannya yang indah membuat seorang gadis cantik nan anggun betah berlama-lama berdiri di taman.

"Guin," panggil seorang dari belakangnya.

Guinevara menoleh ke arah sumber suara. Ia tersenyum hangat.

"Ibu," ujarnya sambil sedikit membungkuk memberi tanda hormat.

"Di luar dingin. Pakailah pakaian yang tebal," ujar Permaisuri sambil menyuruh pelayannya menyerahkan pakaian yang Ia bawa.

"Terima kasih ibu," balasnya sambil menerima pakaian itu. Ia langsung memakainya untuk menghormati kasih sayang ibunya.

"Guin, sebenarnya ada sesuatu yang ingin ibu dan ayahmu sampaikan. Ikutlah bersama ibu ke tempat ayahmu," ujar permaisuri terlihat ragu.

"Baik," balas Guinevara sambil tersenyum hangat.

Ia mengikuti langkah permaisuri dari belakang. Kakinya berjalan anggun. Sampai di depan aula kekaisaran. Terlihat kaisar sudah berdiri di sana menunggu kehadiran mereka.

"Salam ayah," ujar Guinevara sambil sedikit membungkuk.

"Guin, sini duduk bersama ayah," ujar Kaisar sambil menepuk kursi kebesaran miliknya.

Guinevara tersenyum dan mengikuti perintah. Ia duduk disamping ayahnya.

"Guin, kamu taukan perjanjian antara kerajaan Gracia dan Saxpire?,"

Guinevara mengangguk sebagai jawaban. Wajahnya yang semula tersenyum berubah menjadi raut khawatir. Perasaannya menjadi tidak enak.

"Jadi...,"

"Ayah dan ibu ingin menjadikan Guin sebagai barang pertukaran?," potong Guinevara datar. Wajahnya tak lagi penuh senyum.

"Guin jaga bicaramu," tegur permaisuri sedikit keras.

Guinevara berdiri dari duduknya.

"Guin, kamu putri mahkota yang kelak akan menjadi permaisuri di kerajaan Saxpire. Aliansi pernikahan ini akan melindungi kerajaan Gracia," jelas Kaisar yang juga ikut berdiri.

"Ayah, apakah ayah pernah memikirkan Guin? Aliansi pernikahan bukan satu-satunya cara. Ibu dan ayah sangat tau kalau Guin bukanlah orang yang suka lingkungan kerajaan. Guin suka kebebasan,"

"Apakah kebebasanmu lebih penting dari kerajaan ini bagimu?," tanya Kaisar sambil memegang bahu putrinya.

"Bukan begitu. Maksud Guin, kenapa harus aliansi pernikahan? Guin tidak mau menikah dengan orang yang tidak Guin cintai ayah," Guinevara berusaha bicara setenang mungkin. Sebenarnya Ia sudah muak dengan segala tatakrama kerajaan. Seorang tuan putri harus anggun, seorang tuan putri tidak boleh tertawa keras, seorang tuan putri harus makan dengan segala adab yang menyesakkan. Ia sudah muak.

"Semua sudah diputuskan Guin. Ayah harap kamu bisa menerima keputusan ini,"

Guinevara menghembuskan nafasnya tenang.
"Baik ayah," ujar Guinevara sambil membungkuk pasrah. Dia juga tak bisa menentang keputusan ayahnya. Tapi satu hal yang bisa dipastikan, dia akan menjadi tuan putri terakhir yang akan jadi korban aliansi pernikahan ini.

______________

Seluruh pelayan di kerajaan saxpire terlihat sibuk. Mereka menyiapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan. Para putri bangsawan akan memasuki istana untuk pemilihan istri dan juga selir untuk para pangeran. Jadi banyak hal yang harus di persiapkan.

Dira, jangan ditanya apa yang dia lakukan. Ia hanya sibuk dengan kertasnya. Ia sudah membuat lima nama dikertasnya. Thierry, Kingsley, Regan, Frederik dan Garibaldo. Ia mencoret nama Frederik dan Geribaldo.

The Wrath Of The Savior (End)Where stories live. Discover now