"Dih" ketus Jeno setelah mendengar Seruan Jaehyun untuk Jaemin.
"Cemburu lu?" Jawab Jaehyun dengan sinis.
"Siapa coba yang bilang cemburu, lu tuh kayak kadal jerman lu" ucap Jeno dengan ketus.
"Lu kadal india"
Donghae yang mendengarnya hanya memijat pelipisnya karena pusing mendengar keributan setelah Jaemin pergi.
"Lama lama ayah suruh Jaemin tinggal disini, biar kalian gak ribut" seru Donghae beranjak pergi ke kamarnya meninggalkan kedua anaknya yang masih meributkan hal kecil.
"Tuh, ayah jadi marah kan, gara gara lu sih" kata Jeno yang masih duduk di sofa menatap kepergian ayahnya.
"Kok gua anying? Lu yang mulai"
Jeno hanya melipatkan tanganya kearah dada karena kesal, kenapa gak kesal coba? Berani beraninya Jaehyun ingin merebut teman cantiknya.
"Marah lu?" Kata Jaehyun menatap sang adik.
"Lagian ngapain sih lu, suka lu ya, sama Nana?"
"Bukanya lu udah tau ye? Oh, cemburu beneran nih? Katanya cuma temen" ledek Jaehyun mengarahkan wajahnya kearah Jeno untuk memastikan wajah Jeno memerah setelah ini.
"Paansi lu, kadal jerman" dengan rasa kesal Jeno melempar bungkus kacang yang ada di atas meja kearah Jaehyun.
Ya Jaehyun tidak terima dengan lemparan Jeno. Dia mulai memukul Jeno dengan bantal yang ada di sofa, Jeno pun membalasnya. Mereka berdua adu bantal sampai bulu angsa yang ada didalamnya sedikit keluar.
"Sakit anjing"
"Lo yang mulai duluan ye"
"Intinya Nana punya gua"
"Mimpi lo"
"Bacot prenjon"
Akhirnya perdebatan mereka selesai setelah selang beberapa menit yang lalu. Jujur pasti mereka lelah dengan keributan yang mereka buat sendiri. Mereka berdua mulai merebahkan tubuhnya di sofa dan menatap langit langit ruangan.
"Kata Mamah, jangan meributkan hal sepele, tapi kenapa kita berantem ya?" Ucap Jaehyun, membuat Jeno mengangguk kecil mendengarnya.
"Mamah suka ngelerai kita kalo kita berantem, tapi kenapa rasanya hampa ya kalau gada beliau" sambung Jaehyun.
"Mamah juga pernah bilang, kakak harus selalu ngalah buat adek. Jadi...lu harus ngalah sama gue"
"Ye elu, tapi kan harus adil kali. Gimana kalo kita taruhan" ajak Jaehyun menoleh kearah Jeno, dan Jeno menoleh kearahnya, mereka berdua mulai tersenyum sinis satu sama lain.
"Siapa yang bilang kalo gue suka sama dia sih bang" jawab Jeno beranjak berdiri.
"Lah? Kenapa tadi lu marah?"
"Y-Ya Kesel aja gitu dengernya"
"Aneh lu, bilang suka aja susah, lagian nih ya, kalo lu suka dia gua bakal ngalah kalo Nana juga suka balik sama lo kalik" jawab Jaehyun dengan menghela nafas.
"Gua juga kan harus punya harga diri, gak mau ngemis perasaan orang lain. Nana emang baik tapi bukan berarti gua nilai kebaikanya karena dia suka" sambungnya.
"Paansih bang, kalo mau ngedarma di gedung JKT aja sono" Kata Jeno pergi meninggalkan Jaehyun yang masih heran menatap Jeno.
"Dih tu anak, malu malu kambing" guman Jaehyun menatap Jeno yang menutup pintu kamarnya dari kejauhan.
Jeno membaringkan dirinya di atas ranjang, dia menatap kearah Jendela, mendapati Jendela kamar Jaemin yang sudah tertutup. Mungkin dia sudah tertidur?
Jeno mulai berdecak kecil, berguling sana sini di atas ranjang, dan mengusak rambutnya sendiri. Entah apa yang ada di pikiranya, tetapi dia tidak mau membohongi perasanya sendiri.
أنت تقرأ
Seperti || Nomin
العاطفية[On going] Cinta itu timbulnya susah, apalagi kalau di suruh berpisah... Bentala dan semesta masih jadi saksi rasa suka ku padanya... Kamu Eunia dari segala Manusia... Ini adalah kisah sang Atma yang runtuh di kehidupan mereka.
