08. New Employees

305 42 4
                                    

Setelah beberapa kali tawaran, Taehyung baru menyetujuinya. Pria itu kini menatap sekitarnya yang penuh dengan perabotan asing.

Ah sebenarnya tidak, hanya saja ia baru melihat perlengkapan dapur sebanyak ini di tempat yang Hanbin sebut sebagai restoran.

"Kau tidur di lantai sini, okay?"

Sebuah titah baru saja ia dapatkan dari Hanbin. Ia yang mendengarnya pun dibuat terkejut.

"Apa? Aku tidur di sini?" tanyanya bergidik ngeri setelah melihat banyaknya alat masak yang digantung pada dinding —panci, penggorengan, spatula—dan sebagainya tampak mengerikan dimatanya.

"Iya. Kenapa? Tak suka?"

Decihan kecil keluar dari mulut Hanbin. Pria itu tampak merotasikan bola matanya tanda tak suka dengan sikap pemilih Taehyung.

Setelah itu Taehyung memilih untuk tak menjawab. Di kepalanya terlalu berisik berisi argumen-argumen penolakan yang ingin ia lontarkan namun tak bisa. Sehingga, tak ada pilihan lain, ia memilih untuk menurut meski enggan.

"Kau tidur sekarang, besok sebelum jam 6 pagi harus sudah bangun dan pergi dari sini."

"Pergi?" tanyanya tak paham.

"IYA! KAU HARUS PERGI. APA KAU PIKIR KAU AKAN SELAMANYA TINGGAL DISINI?"

Ah tampaknya Taehyung telah salah mengajukan pertanyaan. Atau— Hanbin lah yang memang tidak suka akan kehadiran Taehyung disini sehingga pembawaannya menjadi temperamen.

Merasa jengkel, Hanbin memutuskan untuk membalik badan. Ia berjalan keluar meninggalkan sosok makhluk penghisap darah yang ia temui.

Masa bodoh! Aku tidak peduli! pikirnya yang terlanjur kesal akan kehadiran Taehyung di sini.

Sementara Taehyung yang ditinggal begitu saja memilih untuk menatap sekelilingnya. Tangannya tak lepas untuk tidak menyentuh barang-barang yang terlihat baru dimatanya.

"Ini apa ya?" tanyanya pada dirinya sendiri saat memegang sebuah pisau yang tergeletak di atas meja.

"Bentuknya seperti pedang, tapi versi lebih kecil."

Sepasang mata hazel itu mengamati intens. Terkadang, tangan pria itu pun membawa benda tajam itu untuk berayun layaknya memainkan sebuah pedang di medan perang.

SLAASSHH!

"AAAA!"

Jennie memekik ketika Taehyung tiba-tiba berbalik sembari menodongkan pisau. Kedua tangan Jennie reflek terangkat pertanda meminta ampun.

"Apa-apaan kau ini?!" bola mata Jennie berubah melotot. Ia tak terima dengan sikap Taehyung yang menurutnya membahayakan.

Melihat adanya manusia di sekitarnya membuat Taehyung menurunkan tangan. Wajahnya sama sekali tak menandakan adanya khawatir. Ia justru memicingkan salah satu alisnya ketika mendapati sosok wanita tengah membawa sehelai kain.

Hal itu membuat Jennie mendesis kesal. "Apa kau ingin membunuhku hah?!"

"Tidak."

"Lalu apa yang kau lakukan tadi?!" sungut Jennie.

"Berlatih. Pedang kecil ini sepertinya cukup untuk mengalahkan musuh."

"Pedang? Pedang dari mananya? Itu pisau hey!"

Ya Tuhan!

Kali ini Jennie dibuat menghela nafasnya berat. Wanita itu terheran-heran akan jalan pikiran Taehyung yang sungguh kolot.

"Apa kau tidak tahu?"

Gelengan kepala Jennie dapatkan. Wanita itu tersenyum tertahan. 

Sebenarnya dia berasal dari mana? Bisa-bisanya pisau saja dia tidak tahu.

Don't Bite Me!Where stories live. Discover now