04. Incrimination

496 138 93
                                    

"Kedua orang tua Jaemin meninggal karena kecelakaan ketika mereka pergi liburan

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

"Kedua orang tua Jaemin meninggal karena kecelakaan ketika mereka pergi liburan. Saat itu Jaemin masih berumur 8 tahun. Singkat cerita, keluarga gue menawarkan diri untuk merawat Jaemin. Tapi, kesehatan mental Jaemin semakin parah setelah kehilangan kedua orang tuanya. Jaemin mulai nunjukin perilaku yang membahayakan untuk dirinya dan orang lain. Puncaknya, Jaemin kepergok sama orang tua gue lagi membunuh seekor kucing di halaman belakang rumah pakai pisau. Jaemin menusuk kucing itu berkali-kali sampai udah nggak berbentuk lagi. Sejak kejadian itu, kami memutuskan untuk mengirim Jaemin ke rumah sakit jiwa agar dia sembuh."

"Terus?" tanya Renjun.

"Ketika Jaemin udah dinyatakan boleh pulang sama Dokter, kami bawa Jaemin kembali ke rumah keluarga gue, tapi Jaemin nolak dan lebih milih untuk tinggal sendirian di rumahnya." Haechan melanjutkan.

"Kalian dengar, 'kan? Jaemin punya riwayat membunuh!" seru Chenle.

"Gue udah sembuh, kok," sahut Jaemin.

Chenle tersenyum miring. "Nggak ada jaminan kalo lo nggak akan membunuh lagi, 'kan?"

"Gue ada solusi," ujar Mark.

Teman-temannya sontak mengarahkan pandangannya kepada Mark.

"Malam ini kita menginap di rumah Chenle. Kita buktikan apakah badut itu Jaemin atau bukan," lanjut Mark.

"Ide bagus," sahut Renjun.

"Boleh, setelah pulang sekolah kita langsung pergi ke rumah Chenle." Jeno juga menyetujui.

Setelah pulang sekolah, mereka bergegas menuju rumah Chenle. Setibanya di sana, mereka berkumpul di ruang tamu.

"Kita di sini sampai besok, kebetulan besok sekolah libur. Nah, sore harinya kita siap-siap untuk acara halloween nanti malamnya." Mark menjelaskan.

Mereka menganggukkan kepalanya tanda menyetujui.

"Nggak ada yang boleh pergi dari sini. Kalo pun mau pergi, harus ditemani satu orang. Tujuan kita di sini adalah untuk mengetahui apakah badut itu salah satu di antara kita atau bukan." Mark menambahkan.

Mereka menyepakati hal itu. Tak ada seorang pun yang meninggalkan ruang tamu. Mereka melakukan aktivitasnya masing-masing di dalam area yang sudah disepakati. Chenle sebagai pemilik rumah juga menyuguhkan beberapa camilan untuk teman-temannya.

Renjun duduk di sofa seraya membaca majalah. Haechan dan Jaemin menonton televisi. Jeno duduk di lantai sambil mengobrol dengan Mark dan memakan camilan yang diberikan oleh Chenle. Chenle hanya memainkan ponselnya sambil tiduran di karpet lantai.

Tak terasa waktu sudah malam, jam menunjukkan pukul 20.00, mereka bersiap untuk tidur. Mereka tidur di ruang tamu menggunakan kasur lantai. Chenle juga memberikan bantal, guling, dan selimut untuk teman-temannya.

"Rumah gue ada CCTV. Jadi, walaupun kita tidur dan ada yang meninggalkan ruang tamu tanpa sepengetahuan dari teman-teman yang lain akan tetap terekam." Chenle menegaskan.

THE CLOWN (SEGERA TERBIT)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt