8 Curiga

14 4 3
                                    

8
Curiga

Satu nama kusebut
Habis semua
Bisa jadi dia terus bersembunyi
Tapi, seseorang pasti menemukannya


Pak Hario kini mengatur strategi. Dari semua bukti yang terkumpul baik dari penyelidikan Arya maupun dari laporan lenyidik lain, Rogerlah yang akan menjadi tersangka. Bukan tanpa sebab, tepat saat Arya menuruni anak tangga di gedung kontrakan tempat tinggal Dinda. Arya kembali mendapati Roger dengan mobil VW birunya.

Apa yang dilakukan pria pesolek itu. Turun dari mobilnya pun tidak, dan sepertinya ia sudah di sana sebelum Arya datang. Seolab mengamati apa saja yang dilakukan Dinda di rumahnya tapi enggan diketahui. Apakah dia memang seorang stalker?

Petugas reserse muda itu segera menuju ke ruang kantor keamanan komplek. Ia meminta rekaman kamera pengawas cctv siapa saja orang yang datang. Dan terbukti, Roger ada di sana. Herannya Roger hanya turun dan bersandar di mobilnya sembari merokok. Dia bahkan tidak mendekati Salma dan Dinda yang berada di pelataran kontrakan. Sedang apa sebenarnya si Roger ini? Mengawasi Dinda? Atau dialah penebar teror yang diterima Dinda selama ini?

"Jangan lupa terus menjaga Dinda." Permintaan Pak Hario pada Arya selepas Arya melaporkan kejadian siang itu.

Arya hanya berdiri di depan kantor keamanan komplek. Ia melihat Salma akhirnya keluar sendirian dan menuju mobilnya yang diparkir. Arya tidak berusaha menjaga Salma karena ia tahu, Dinda lah yang selama ini mendapat teror. Namun, ia sendiri khawatir jika kecolongan lagi. Buktinya petugas polisi sekuat tenaga menjaga wanita penyapu jalan, tetapi dua bulan berselang wanita itu justru meninggal karena jatuh dari atap Pasar raya.

Bagaimana jika Salma lah ternyata target berikutnya? Arya mulai berpikir demikian lantaran susah membedakan antara ia target si pelaku atau bukan. Di sisi lain Salma juga terlihat banyak bicara soal kejadian itu, bahkan Salma lah yang pertama membuka kenyataan bahwa Dinda adalah saksi mata karena malam itu Dinda berada di atap Pasar Raya.

Arya segera menghubungi salah satu rekannya. Ia harus memint tolong pada rekannya untuk menjaga Dinda sementara dia akan pergi mengawasi Salma.

"Tolong untuk menjaga saksi, pastikan dia aman. Aku harus mengikuti seseorang," pinta Arya pada seorang wanita rekan kerjanya.

Wanita itu mengiyakan perintah Arya, dan Arya pun bergegas mengikuti mobil Salma yang melaju meninggalkan pelataran komplek rumah kontrakan itu. Tidak berapa lama petugas yang menggantikan Arya pun datang di komplek dan berdiri mengawasi rumah Dinda dari halaman.

Sementara Arya yang terus mengikuti mobil Salma baru menyadari Salma sepertinya tidak langsung pulang, mobil yang dikemudikannya berhenti di sebuah kafe. Gadis itu keluar dari mobilnya dan memasuki kafe itu sembari menenteng tasnya. Gadis berambut panjang itu sudah tak terlihat sedih seperti saat bersama Dinda. Ia tampak baik-baik saja dengan wajah ramah menyapa orang-orang yang ia kenal di kafe itu meskipun ia tidak mengobrol dengan mereka.

Arya pun mengikutinya sampai masuk ke dalam kafe. Ia menggunakan topi dan kacamata untuk menyamarkan wajahnya. Tampak Salma menemui seorang pria, dan Arya terkejut kala itu karena Roger lah yang kini duduk di depan Salma.

"Kenapa mereka bertemu?" Arya mencoba mendengarkan percakapan mereka tapi jaraknya terlalu jauh. Jika Arya mendekat ia takut akan ketahuan membuntuti dua orang itu.

"Seharusnya aku menyuruh rekanku yang membuntuti mereka." Pikir Arya. Karena mereka pasti tidak mengenali wajah rekan penyidik Arya, namun Arya sudah buru-buru. Jadi ia malah berangkat sendiri.

Arya menyesalkan, tapi ia tetap berusaha mendekat. Ia berjalan menuju tempat meja bartender yang ada di kafe itu dan duduk membelakangi mereka. Sehingga dari tempat duduknya, Salma hanya bisa melihat punggung Arya. Sementara Roger beradu punggung dengan Arya dengan jarak tempat duduk.

Korban ke TujuhWhere stories live. Discover now