DIANA's CAM

153 19 0
                                    

Diana membereskan barang-barangnya, menyimpan beberapa berkas ke dalam laci, mengumpulkan pena dan alat tulis yang tadi ia kenakan, juga mematikan komputer

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Diana membereskan barang-barangnya, menyimpan beberapa berkas ke dalam laci, mengumpulkan pena dan alat tulis yang tadi ia kenakan, juga mematikan komputer. Hari ini jadwalnya check up kehamilan Diana. Tadinya ia akan pergi dengan Mommy nya karena Akio yang punya jadwal padat hari ini. Tapi sejak tadi laki-laki itu memaksa untuk ikut karena ingin tau perkembangan janin dalam perut istrinya. Diana tidak keberatan, malah senang karena ditemani Akio. Tapi ia takut yang terkena imbasnya malah pekerjaan Akio.

Diana membuka ponsel untuk menghubungi Mommy agar langsung ke rumah sakit tanpa menjemputnya terlebih dahulu di kantor.

"Halo, Mom? Nanti Mommy langsung ke rumah sakit aja, ya? Diana pergi sama Mas Kio."

"Iyaa, see you," setelah panggilan itu selesai, Diana menyimpan ponselnya lagi.

Wanita itu merapikan pakaiannya yang tidak berantakan sama sekali. Ia masih datang ke kantor untuk mengurus beberapa hal. Tapi ia tidak lagi mengajar karena sedang hamil. Diana telah banyak mengurangi gerak di kegiatan sehari-harinya. Contohnya mengajar balet. Sudah beberapa hari ini ia tidak mengajar karena takut kelelahan. Lagi pula, Akio jadi sangat protektif sekarang. Ia bahkan diminta untuk beristirahat di rumah saja. Namun Diana menentang karena masih banyak yang harus diselesaikan. Akhirnya Akio memberi izin dengan syarat, tidak boleh pulang larut malam apalagi sampai lembur di kantor. Kalau tidak terlalu penting lebih baik minta sekretaris saja.

Pintu ruangannya terbuka. Suaminya yang tampan itu masuk sembari merentangkan tangan dengan senyum manis yang mengembang. Paham, Diana mendekat dan masuk ke dalam dekapan suaminya. Akio mengecup singkat puncak kepala si jelita kemudian menggandeng lengannya.

"Ayo, keburu sore," wanita itu mengangguk kemudian jalan berdampingan keluar dari ruangan.

Sembari jalan, mereka berbincang ringan. Tak jarang, pembicaraan mereka dipotong oleh karyawan atau guru balet lain yang lalu-lalang. Dengan tangan yang saling bergandengan, pasutri itu masuk ke lift dan mulai bergerak turun. Karena ruangan Diana terletak di lantai paling atas, perjalanan turun memakan waktu sedikit lebih lama. Setelah pintu lift terbuka, Diana langsung mendapati Lingga yang sedang sedang merapikan barang bawaan anak perempuannya. Melihat rupa sahabatnya, Diana langsung berlari sembari menyerukan nama Lingga.

"Kak Lingga!!" hal itu tentu saja membuat Akio langsung berseru heboh.

"Jangan lari Diana!" yang tak dihiraukan sama sekali oleh wanita itu.

"Hati-hati!" balas Lingga ikut ngeri dengan Diana yang berlari padahal perutnya sedang berisi.

Diana langsung memeluk Lingga dengan erat. Kekehan pun tak tertinggal karena sadar ia telah bersikap sangat heboh.

"Ini bumil ya, bikin orang jantungan aja," sambung Lingga yang ikut menangkap raut khawatir dari Akio.

"Besok-besok kalau kamu masih lari kayak tadi, itu kaki udah nggak boleh dipake buat jalan," timpal Akio yang telah tiba di sebelah istrinya.

24hr Pasukan Awan Relay Cam✔Where stories live. Discover now