#2

75 15 14
                                    

"I-itu, ada ribut di resto kayaknya ada yang berantem mas" jawabnya.

Tidak berpikir panjang, Shiro berlari dan menuju resto karena takut jika Hoshi terlibat pada keributan itu. Saat pintu lift terbuka, mata itu lansung tertuju pada keributan yang mana gadis itu sedang berdiri di tengah melawan seorang pemuda. Shiro yang melihat pemuda tersebut kaget, ia mengenalnya. Lututnya pun lemas dan tidak bisa berkata apapun.

-------------

"You are one of my initial pillars on this journey, that's okay."

Shiro menghampiri keributan itu, melihat seorang pemuda yang kewalahan melawan gadis. Shiro kenal betul dengan pemuda itu. Namun orang yang pertama ia hampiri bukanlah Hoshi, ia menolong pemuda itu untuk bangun. "Ada apa sih yon? lo kenapa ada disini?" tanya Shiro. Ya! pemuda itu adalah Arion, teman dekat Shiro saat ia masih sekolah. 

"Jalang ini tiba tiba nyerang gue!", ucap Arion sambil menunjuk wajah Hoshi.

"Apa kau bilang?!" Hoshi yang tidak terima, menampar pipi Arion. Namun, tangan nya tertahan oleh Shiro yang menatap Hoshi dengan tajam.

"Keluar dari sini!" ucap Shiro.

"Hah? Bukankah kau yang-" ucapan Hoshi terhenti.

"Keluar!" Shiro membentak Hoshi dengan menatapnya penuh amarah.

Hoshi berlari meninggalkan resto itu menggunakan tangga dari lantai 5, ia tak peduli orang orang sekitarnya yang pastinya memperhatikan dirinya dari ujung rambut hingga ujung kaki, belum lagi orang yang menatapnya sinis dan berbisik pada rekan rekannya. Saat itu Hoshi benar benar menjadi pusat perhatian. Mencari jalan keluar gedung dan sempat menabrak seseorang. Ia menangis karena kesal, dan merasa di dunia itu tidak adanya ketidakadilan.

Sementara itu, Shiro mengajak temannya untuk mengobrol di balkon resto itu, sambil meminum kopi. Mereka saling bertanya kabar, dan bercerita bahwa kini Arion bekerja di perusahaan yang sama dengan Shiro. Namun ia mendapatkan pekerjaan di bagian marketing. Shiro merasa lega karena ia tahu betul teman dekatnya itu melakukan banyak masalah setelah lulus. Ia harap, Arion saat bekerja dengan nya, bisa lebih baik lagi. 

"Lo kenal sama cewek itu?" tanya Arion.

"Hm, nggak" ucapnya.

"Tapi ya, gua ngerasa tu cewek kayaknya katro banget deh? tapi emang cantik sih, cuman ya rasanya kayak beda alam aja" ucap Arion.

"Dikira kuntilanak?" balas Shiro.

Mereka menatap langit yang sudah gelap itu namun tetap terang karena banyaknya lampu yang menyala seolah olah kota itu tidak pernah malam, sambil meminum kopi hangat, tiba tiba Shiro mengingat sesuatu, Gadis yang baru ia kenal kemarin itu memang dari universe lain dimana ia pasti tidak mengetahui banyak tentang dunia ini.

"Tadi emang ada kejadian apa sih yon? kok sampe ribut bgt gitu?" tanya Shiro.

"Ah biasa, lo gak perlu tau sih" ucap Arion sambil tertawa kecil.

Raut muka Shiro tiba tiba berubah, ia mengerutkan dahi nya, seperti ada sesuatu yang mengganggu pikirannya, ada beberapa hal yang tidak masuk akal.

"Lo kenapa ro?sakit?" Tanya Arion.

"Gua pergi dulu" ucap Shiro.

Pemuda itu berlari menuju ruang CCTV  yang ada di lantai paling bawah, entah pikirannya sedang kacau, ia malah menggunakan tangga darurat. Di ruang cctv tersebut ada seorang penjaga, walau ia sebenarnya memiliki akses dari keanggotaan perusahaan untuk memasuki ruang cctv, namun sialnya pada saat itu, hanya boleh diakses oleh penjaga nya. "Pak, tapi ini penting banget, saya harus liat rekaman tadi sore" ucap Shiro.

Hoshizoraحيث تعيش القصص. اكتشف الآن