1

25.2K 173 1
                                    

Ahaiii balik lagi kita, buat reader ku yang setia baca cerita author yang sangat memiliki otak pimplan, ya walaupun begitu author sayang kalian, avv terhura btw jamet banget sya gppa lah ya wkwk, happy reading.





"ada apa?" diranda daniel, wanita berkarir yang lianka cintai, diranda hari ini tidak sibuk ia menerima ajakan kekasihnya, lianka.

"gak seneng banget aku ajak ketemu, sibuk? kalo sibuk kenapa terima ajakan aku?" tidak ada jawaban dari diranda, ia mengangkat secangkir teh nya yang selalu ia pesan kalau berada di restauran itu.

"kita pacaran udah 5 tahun, kamu ga anggap aku sama sekali selama kita pacaran, dengan tolol nya aku bertahan dan kamu juga selalu larang aku buat minta putus, kenapa?"

"saya butuh kamu" lianka hanya menunduk dan mengepalkan tangannya di atas paha, diranda selalu mengucapkan kata itu kalau mereka sedang berdebat.

Hanya diam di antara mereka, hp diranda berdering tanpa mengangkat telepon itu diranda memberikan kartu kredit nya kepada lianka.

"saya ada urusan, bayar makanan ini menggunakan kartu itu, dan kamu boleh memakainya sesuka mu, saya akan mengirimkan uang setiap bulan ke rekening itu"

"oke, hati-hati" diranda meninggalkan lianka sendiri yang masih duduk, ia membayar semua makanan itu dan pergi ke parkiran.

"honey, kamu kemana aja sih aku tlpn kamu ga di angkat angkat" vivian gadis manis yang membuat rasa kesepian lianka berkurang dan mampu membelikan semua yang lianka butuhkan dan membuat lianka merasa bersalah telah mempermainkan nya.

"I'm sorry bub, handphone ku hilang"

"benarkah? ayok aku beliin handphone baru"

"gak usah, aku pake handphone lama aku aja"

"udah ayok, kamu gaboleh bantah aku"

"ngerepotin terus jadi gak enak sama kamu"

"aku pacar kamu, ayo" lianka pun ikut ke mall yang di seberang taman, lianka dan vivian mulai memilih handphone terbaru, bukan hanya handphone lianka pun di belikan iPad oleh vivian.

DI APARTMENT LIANKA

"kamu gamau pindah apart yang lebih gede?" Vivian melihat kesekitar apart yang sudah di tempati lianka selama kurang lebih 6 tahun ia tinggali.

"ngga ah, ini aja udah cukup gede menurut aku, ada 2 kamar udah gede" Vivian hanya mengangguk dan tersenyum, ia duduk di sofa ruang tamu sementara lianka mengambil minuman di dapur.

Mereka mengobrol ngobrol dan bercanda, vivian sangat menempel kepada lianka karna kekasihnya itu seorang physical touch, lianka hanya menerima sentuhan kasih sayang dari kekasih nya itu.

"jangan sentuh itu" lianka mulai merasa tidak nyaman dengan sentuhan vivian yang mulai kemana-mana, lianka ingin menghindar dari Vivian namun ia tidak bisa.

"mau kemana? disini aja"

"ah anu aku mau pipis"

"ikuttt"

"ah aku cuma mau ambil minum doang kok"

Setelah mengambil minuman, lianka kembali duduk dan agak menjauh dari vivian, vivian tulus mencintai lianka tanpa melihat status lianka sebagai seorang gadis pemuas nafsu diranda saja.

Hari mulai menjelang malam lianka mengantar Vivian ke depan, karena sudah di jemput oleh supir nya, Vivian pun pergi lianka kembali ke dalam apart nya, baru saja ia ingin menutup pintu apart, diranda datang dengan keadaan mabuk.

"Kana...help me" lianka menopang diranda ke kamar, tidak sempat menghindar diranda langsung mencium bibir lianka dengan agresif.

Lianka tidak bisa apa-apa saat diranda sudah mabuk seperti ini.

"aahh diranda pelan-pelan"

Nafsu diranda sudah tidak beraturan, lianka kewalahan membalas ciuman diranda, ruangan itu di penuhi dengan desahan lianka dan diranda, mereka berdua bisa menjadi pihak bawah dan atas.

TENGAH MALAM.

Lianka terbangun dan melihat diranda sedang berada di depan jendela kamar nya menikmati lampu-lampu malam yang indah dan wine di tangan nya.

"kamu kenapa bisa mabuk gitu? biasanya kamu kuat minum"

"ada yang menaruh obat perangsang ke minuman ku, aku sedang menyelidiki nya"

"baiklah aku akan tidur lagi, selamat malam"

Hanya daheman saja yang diranda keluarkan, lianka kembali tertidur dengan kemeja kebesaran nya, diranda pun berbalik badan ia melihat lianka tertidur dengan nyenyak, sedikit senyuman tertera di wajah nya.

Pagi hari yang cerah, diranda bangun terlebih dahulu, ia sudah menyiapkan makanan untuk lianka, walaupun diranda hanya memanfaatkan lianka ia mempunyai rasa perhatian kepada gadis nya.

"aku sudah menyiapkan makanan untuk mu, hari ini aku sibuk dan aku tidak ingin di ganggu"

"aku mengerti, aku akan pergi dengan teman ku dan kau tidak usah ikut campur urusan ku dengan teman ku"

"perjanjian kita hanya kau tidak boleh mencampuri urasan ku tidak dengan sebaliknya"

"sialan"

Diranda pergi dari hadapan lianka yang masih duduk di kasur dan hanya selimuti dengan kemeja kebesaran milik diranda.

Lianka mulai berjalan keluar kamar, ia duduk di meja makan sendirian, memakan makanan buatan kekasih nya, dan pergi mandi.







Tbc.

Pemuas Nafsu || END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang