23 - the glass that has broken

406 58 66
                                    

terhitung sudah hampir dua minggu jisung tinggal di apartemen seungmin.

mendengar umpatan maupun jeritan pilu para korban yang menjadi target dari klien seungmin sudah bukan menjadi hal baru bagi jisung.

namun, jisung cukup beruntung karena hal tersebut tak seungmin lakukan padanya, selama ia tak membuat pemuda itu marah.

seungmin hanya mengurungnya di penthouse ini.

sejujurnya jisung juga rindu udara luar, tetapi tak apa. di sini pun tak masalah, asal ia bisa bersama seungmin.

"aku ke kampus dulu. ini, pesan apa pun yang kamu mau." seungmin menaruh beberapa lembar uang di atas meja makan.

jisung mengangguk menurut kemudian menghampiri seungmin, menyempatkan diri untuk membubuhkan kecupan di bibir pemuda itu.

seungmin membalasnya dengan memberikan lumatan singkat, sebelum mengacak surai si pemuda han dan menghilang dari balik pintu.

selepas kepergian seungmin, jisung pun men-scroll ponselnya dan memutuskan untuk memesan bento sebagai menu makan siangnya.

pikirannya kemudian tertuju pada seseorang yang mungkin lebih kelaparan darinya saat ini.

"dia belom makan 'kan dari kemaren?" monolognya.

merasa iba, jisung pun menghampiri salah satu kamar dari sekian banyaknya ruangan di penthouse ini, dengan sebungkus roti di tangan.

lumayan untuk pengganjal perut, anggapan jisung.

ceklek!

jisung membuka kamar kosong itu dan terkejut sepersekian detik setelahnya begitu mendapati felix yang tengah berupaya menggapai ponselnya yang berada di atas nakas.

entah bagaimana caranya sebelah tangan felix sudah berhasil terlepas dari ikatan yang seharusnya membelenggunya di kepala ranjang.

ponsel itu sempat menyala selama beberapa saat, tetapi jisung merebutnya dengan cepat dan membantingnya ke lantai.

rasa panik kontan melingkupi jisung, sebab ia tahu betul bahwa dirinya pun takkan aman apabila seungmin tahu felix melakukan pergerakan, seperti berusaha melepaskan diri maupun menyalakan ponsel yang berpotensi membuat lokasinya terlacak.

jisung berusaha mengikat kembali tangan felix, tetapi tendangan yang dilayangkan pada perutnya tak bisa ia hindarkan.

akhirnya, terjadi pertarungan kecil di antara mereka. felix yang berusaha melepaskan diri dan jisung yang bersusah payah menghalanginya.

hilang akal, jisung pun mengambil lampu meja yang ada di atas nakas dan membenturkannya ke kepala felix untuk menghentikan gerakan agresifnya.

"s-sialan ...!"

jisung memundurkan tubuhnya dengan napas menderu, mendapati felix yang semakin lemah karena aliran darah di kepalanya.

beberapa saat kemudian, bel berbunyi berulang kali, menandakan ketidaksabaran sang tamu di luar sana.

sambil menahan nyeri pada perutnya, jisung berjalan sedikit terseok menuju pintu depan. ia mengira akan mendapati keberadaan pengantar makanan begitu ia membuka pintu.

nyatanya, seorang pemuda yang tak begitu ia kenal tengah berdiri di hadapannya saat ini, dengan raut wajah yang sama herannya.









































lunatic; seungsung [✓]Onde histórias criam vida. Descubra agora