[ 𝑭𝒐𝒖𝒓𝒕𝒚 ] - 𝑯𝒊𝒔 𝑻𝒓𝒖𝒆 𝑭𝒆𝒆𝒍𝒊𝒏𝒈𝒔

497 51 64
                                    

𝑶𝒏𝒍𝒚 𝒚𝒐𝒖 𝒊𝒏 𝒎𝒚 𝒉𝒆𝒂𝒓𝒕, 𝒏𝒐 𝒐𝒏𝒆 𝒄𝒂𝒏 𝒓𝒆𝒑𝒍𝒂𝒄𝒆 𝒚𝒐𝒖

᪥᪥᪥

Aku terbangun. Malam ini begitu gelap, dipenuhi dengan keheningan yang mengisi ruang di dalam kamar.

Aku meraih sisi tempat tidurku, mencari suamiku yang tidak ada di sampingku. Aku melihat sekeliling dan menatap bayangan yang berdiri dengan tegak, merenung ke luar jendela.

Ryan?

Aku bangun dan berjalan mendekati bayangan itu.

Dalam kegelapan yang begitu pekat, aku tidak bisa melihat wajah siapa yang berdiri di sana, terpaku di hadapan jendela.

Tapi aku yakin itu adalah Ryan. Tapi mengapa dia belum tidur? Apakah dia terjaga?

"Ryan?"

Aku melihatnya tetap berdiri di sana tanpa menjawab panggilanku. Aku mendekatinya lebih dekat lagi. Aku mencapai tangannya.

Hangat.

Aku merasa rindu dakapan Ryan dulu.

Namun, entah mengapa, kali ini dia terasa lebih hening.

"Ryan, kenapa awak tidak tidur lagi? Ada yang mengganggu awak ke?"

Dia masih diam. Aku memandangi wajahnya dari samping. Dia terus memandang ke luar jendela tanpa menunjukkan tanda-tanda bahwa dia menyadari kehadiranku di sini.

"Ryan, awak okay ke?"

Dia akhirnya menoleh lalu.. tersenyum,

"Awak tak boleh tidur ke?"

"Tak, saya terjaga." Aku memandangi pemandangan di luar jendela. Malam begitu indah dan mempesona.

Kami berdua kembali hening.

Suasana menjadi sunyi lagi.

Aku menoleh padanya lagi. Dia masih memandangi luar jendela tanpa berkata-kata.

Aku memperhatikan wajahnya dengan seksama.

Senyum terukir di bibirku saat aku memandanginya. Hatiku berdebar kencang. Bagaimana bisa aku semakin jatuh cinta padanya?

Dia menoleh ke arahku, dan pandangan mata kami bertemu dalam keheningan.

Senyumannya semakin indah. Aku terpaku. Inilah kali kedua aku melihat senyuman setenang itu.

Ekspresi wajahnya penuh ketenangan.

Jantungku semakin berdetak cepat.

Dia kembali memandangi jendela. Tangan kami yang berpegangan dierat dan dikemaskan lagi olehnya.

Aku bersandar pada bahunya sambil memperhatikan gemerlap bintang di langit.

Dalam keheningan malam itu, kami saling merasakan kehadiran dan ketenangan satu sama lain.

Aku tersenyum.

᪥᪥᪥

Ring!!

Loceng ditutup.

"Awak.. bangun. Jom keluar."

Aku mamai. Aku membuka mata sedikit dan melihat dia tersenyum memandang aku. Eh? Dah lama ke dia perhati aku tidur? Aku terus menutup wajahku dengan selimut tebal. Malu!

"Ha.. hari ini saya kerja," jawab aku gagap.

"Hari ni cuti lah." Dia tertawa kecil lalu memeluk kepalaku yang masih dalam selimut.

𝐃𝐈𝐀 𝐋𝐄𝐋𝐀𝐊𝐈 𝐏𝐒𝐈𝐊𝐎 𝐀𝐊𝐔 𝐂𝐈𝐍𝐓𝐀 [ 𝐎𝐆 ] [ 𝐒𝐔 ] Where stories live. Discover now