37. Deklarasi Pimpinan Oya

128 21 1
                                    

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Murayama. Dia dan Fujio duduk di bangku di lobi. Yang lain sudah diusir oleh Seki dan Furuya.

"Jauh lebih baik." Jawab Fujio, "Apa rencanamu untuk menyelamatkan Tsukasa dan Sachio?"

"Saat ini, kami sedang mencari lokasi baru mereka." Jawab Murayama, "Pihak S.W.O.R.D. yang lain juga mencari dan akan saling mengabari jika ada yang menemukan. Marco-chan dari White Rascals termasuk yang tertangkap. Bisa dikatakan Rocky-chan sama bernafsunya denganmu untuk menyelamatkan. Dari Daruma juga ada yang tertangkap."

Fujio mengangguk. Dalam hati dia ingin bangun dan keluar menyelusuri seisi kota untuk mencari, tapi dia tahu Murayama akan marah kalau dia bertindak begitu dan kemungkinan dia akan dikurung atau dibius lagi.

"Satu hal lagi." Lanjut Murayama, "Disini, sekarang ini, aku adalah pemimpin kalian, dan kalian termasuk kau, Housen, dan Suzuran. Aku sudah membiarkan Housen dan Suzuran ikut campur, tapi aku tidak akan menerima anak SMA lain, seperti misalnya Senomon. Mengerti? Aku tahu kau mulai agak dekat dengan bocah Suzaki dari Senomon."

Fujio mengangguk.

"Aku juga tahu anak-anak Penuh Waktu, Housen, dan Suzuran akan diam-diam mematuhimu." Lanjut Murayama, "Kalian para bocah memang seperti itu. Jadi, aku tak mau pusing mengontrol semuanya. Aku akan mengawasimu dengan ketat saja, karena kutahu yang lain mengikutimu."

Fujio tak menjawab. Entah kenapa dia teringat ucapan Tsukasa sebelum perang Aliansi tiga sekolah waktu itu, bahwa Oya yang sekarang mengikutinya. Kalau dia ke kanan, mereka juga ke kanan. Kalau dia ke kiri, mereka juga ke kiri. Dan Oya isinya bukan hanya dia seorang.

Karena itu dia mengangguk lagi.

"Bagus, kau mengerti, ya." Murayama menempelkan telunjuknya di antara kedua alis Fujio. "Jangan banyak tingkah, jangan gegabah! Laporkan segala sesuatu padaku! Dan aku ingin kau fokus pada penyembuhan kakimu dulu sampai kita menemukan lokasi Tsukasa-chan dan lainnya. Tetap berjalan dan usahakan bisa berlari atau menendang."

"Baiklah." Fujio menyetujui.

"Kau punya uang? Tidak? Berarti aku akan menyewakan satu kamar lagi untukmu." Lanjut Murayama, "Kau tidur dengan Jamuo berdua. Di sebelah kamarku. Jadi aku bisa ikut mendengarkan kalau sampai kalian para bocah terlalu berisik, bergerombol di kamarmu dan menyusun rencana untuk pergi sendiri."

Fujio hanya bisa mengangguk lagi.

"Dan yang terakhir, sebelum aku lupa." Tambah Murayama pula, dan Fujio mulai mendongkol dalam hati karena banyaknya aturan, tetapi dia membiarkan sang senior meneruskan, "Seragam Oya. Lain kali aku tidak mau Housen, Suzuran, atau anak tak dikenal entah darimana mengenakan seragam Oya lagi, entah kalian dapat uang darimana untuk bikin tiruan seragam Oya--"

"Masalah seragam, itu juga bukan usulku!" Putus Fujio, "Aku juga takkan mengusulkan hal sebodoh itu!"

"Aku tak perduli orang sinting mana yang mengusulkan itu! Itu menjadi tanggung jawabmu sekarang untuk mengumpulkan semua seragam Oya yang sudah beredar!" Balas Murayama, "Sepertinya ada banyak di Housen."

"Jangan kuatir, Senpai, kurasa Housen juga takkan mengenakannya lagi." Sahut Fujio, "Setahuku Housen sangat bangga pada almamaternya sendiri--"

"Aku tidak perduli!" Balas sang senior, ganti memutusnya, "Menurutku mereka betah memakai seragam kita! Aku mau kau janji akan mengumpulkan seragam kita yang bagus dan bersumpah hal seperti ini takkan terjadi lagi!"

"Oke." Fujio angkat bahu dengan kesal, "Aku janji!"

Sikap Murayama seakan semua orang bersedia mati demi memakai seragam Oya. Tapi Fujio juga sangat bangga pada Oya, sehingga dia juga paham perasaan Murayama. Andaikan ada anak Housen mendengar ini, pasti sudah menyumpah-nyumpah merutuki Oya. Setidaknya gedung Housen bersih, bukan?!

"Bagus, kau mengerti!" Murayama berdiri, "Sekarang, aku, Seki, dan Furuya akan mengurus kamarmu lalu kami mau ke kantin cari makan. Aku akan menyuruh Jamuo mengurus dirimu."

Sesudah berkata begitu, Murayama meninggalkannya.

***

Battle Of OyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang