Rico dengan malas berjalan ke arah pintu. Matanya masih sipit dan rambutnya acak-acakan. Masih jam 06.30 pagi sudah ada yang bertamu? Bel apartment nya sudah berbunyi dua kali. Begitu membuka pintu, Rico tidak mendapati siapapun. Sepi. Rico menoleh ke kanan dan kirinya tapi sepertinya tidak ada tanda-tanda manusia datang. Rico sebal. Saat ia akan melangkah untuk lebih keluar kakinya menendang sesuatu. Ada sebuah kotak berwarna pink entah milik siapa atau dari siapa. Rico mengambilnya, ada sebuah kertas kecil tertempel bertuliskan "untuk Julio Candra". Rico mengernyitkan dahinya mencoba menerka apa isinya dan siapa pengirimnya. Sesaat kemudian ia berteriak memanggil Julio.
"Apaan sih masih pagi woy!" seru Julio kesal. Sama seperti Rico, Julio masih muka bantal. Saat menguap dari mulutnya menguar bau alkohol, membuat Rico menutup hidungnya.
"Nih buat lo!" jawab Rico sambil menyerahkan kotak ditangannya.
"Apa nih?"
"Mana gue tau, lo buka aja!"
Julio membuka kotak tersebut. Di dalamnya ada sebuah sterofoam. Tercium bau enak dan gurih dari dalamnya. Sepertinya sterofoam itu berisi makanan. Selain itu, ada sebuah amplop kecil juga. Begitu dibuka, ada sebuah kertas memo kecil di dalamnya.
Selamat pagi, Julio!
Ini adalah makanan kesukaan kamu dulu..dimakan ya!
Selamat sarapan! Have a nice day :)
-MA-
"MA? Siapa MA?" tanya Julio. Ia membolak-balikkan memo itu tapi tidak ada tulisan lain lagi. Rico tersenyum, sepertinya dia tahu siapa pengirim sarapan itu.
"Fans lo kali, udah, buka aja. Rejeki pagi-pagi ada yang ngirim sarapan" jawab Rico. Julio mengeluarkan sterofoam dari dalam kotak. Ia mengendusnya beberapa kali, sampai kemudian ia membukanya.
"Makanan apaan nih?" Julio merasa asing dengan makanan yang dipegangnya.
"Itu nasi uduk. Jadi lo dulu suka makan nasi uduk?"
"Lupa!"
"Cobain aja, kayaknya enak tuh. Kalo lo nggak mau buat gue aja sini" ucap Rico sambil menggoda Julio dengan mencoba merebut nasi uduknya. Namun, Julio segera membawanya masuk. Ia duduk di meja makan dan mengambil sendok, kemudian mulai makan.
"Ini enak banget!" seru Julio. Dia bagai anak kecil yang barusaja mencoba permen rasa baru. Julio meneruskan makannya dengan lahap. Rico tertawa melihat kelakuan sahabatnya.
"Yaudah, lo terusin aja. Gue mandi dulu!" Rico kemudian berlalu menuju kamar mandi, meninggalkan Julio yang masih asyik menikmati sarapan gratisnya.
-----------------------------------------------------------------
"Thanks for today, honey!" Silla bergelayut manja pada Julio yang sedang menyetir. Mereka baru selesai berbelanja dan jalan-jalan. Tadi pagi Silla merengek dan meminta Julio menemaninya seharian.
"Anything for you!" balas Julio. Silla melepaskan dirinya dari Julio. Julio mengacak rambut Silla dan mencubit pipinya.
"Nanti malem ke club yuk! Olahraga malam" ucap Silla. Ia menaikkan kakinya dan duduk bersila, paha putihnya terpampang nyata.
"Aku capek, besok aja gimana? Lagian seharian ini kita udah pergi, kamu juga harus istirahat"
"Oke deh, tapi besok pasti ya. Nanti aku ajak Dino juga" Silla mengucir rambut panjangnya yang berwarna kecoklatan, hingga memperlihatkan lehernya.
"Siapa Dino?"
"Dia sepupu aku. Waktu itu dia dateng ke acara ulang tahunku, tapi aku lupa mau kenalin ke kamu gara-gara kejadian cewek nggak jelas itu"
"Oh..."
"Btw, aku suka deh sama dress merah yang kamu beliin tadi. Sexy! Pasti bikin kamu tergoda" ucap Silla. Ia mencolek pipi Julio.
"Sok tahu!" Julio tersenyum. Tatapan mata nakalnya membuat Silla berusaha mencium Julio namun gagal karna Julio menghindar.
"Awas ya kamu! Shit! Besok jangan terpesona kalo aku pakai itu dress" Silla meraih tasnya, ia seperti mencari sesuatu. "Sayang, rokok aku abis nih! Nanti mampir minimarket sebentar ya"
"Iya nanti di depan"
"Atau....."
"Atau apa? Nggak usah mulai!"
"Iyadeh, rokok minimarket aja"
Setelah beberapa menit, Julio menemukan sebuah minimarket. Silla turun sendiri dan Julio memilih menunggu di mobil. Julio melempar pandangan ke luar jendela mobilnya. Di seberang sana, ada seorang perempuan yang hendak masuk ke mobilnya.
"Dia??" gumam Julio.
"Hey, ada apa, sayang?" Silla mengagetkan Julio. Ia memberikan sebungkus rokok pada Julio.
"Bukan apa-apa. Kita pulang sekarang" jawab Julio. Ia sempat menengok dan ternyata apa yang dilihatnya tadi sudah tidak ada. Julio lantas melajukan mobilnya.
-----------------------------------------------------------------
Julio sampai di apartment nya. Langkahnya payah. Ia memijit leher belakangnya sambil berjalan. Sampai di depan pintu ia merogoh sakunya mencari kunci. Namun tak sengaja kuncinya jatuh. Julio mendapati sebuah kotak pink ada di bawah kakinya, bersampingan dengan kunci apartmentnya. Diraihnya kedua benda itu.
"Kotak lagi?" ucap Julio. Ada tulisan "untuk Julio Candra" tertempel di tutup kotak yang lagi-lagi berwarna pink tersebut. Julio membukanya. Sebuah minuman kaleng bertuliskan MILO ada di dalamnya. Itu susu ternyata. Dan, ada amplop lagi.
Selamat malam, Julio..
Ini adalah minuman kesukaan kamu dulu..
Minum susu sebelum tidur bagus untuk kesehatan, jadi jangan lupa diminum ya.. Have a good rest :)
-MA-
"Siapa sih sebenernya MA?" Julio meraih MILO nya. Melihatnya sekilas kemudian membukanya, dan meminumnya.
"Lumayan.." ucapnya kemudian masuk.
Ada sepasang mata yang mengawasi Julio ternyata. Sepasang mata indah yang dipenuhi dengan harapan. Harapan tentang cintanya. Bahkan hal kecil seperti itu sudah cukup membuatnya bahagia, karna setidaknya usahanya tidak berakhir di tong sampah.
Sampai kapanpun kamu akan selalu dihatiku, penyangkalanmu hari ini aku anggap cara Tuhan untuk memperkuat rasa yang kita miliki.........
Good night, my Julio! :)
