O2

697 86 14
                                    

"aku," jeongwoo menatap doyoung dengan mata yang berkaca-kaca, "nyerah,"

usai mengucap kan kata menyerah, suara isakan menyusul. doyoung membawa tubuh jeongwoo dalam pelukan sembari mengucapkan kata-kata penenang, tangan nya menepuk-nepuk punggung yang bergetar karena menangis.

"sayang, aku gak bisa."

doyoung merasakan bahu nya basah, ia pun melepas pelukan dan membawa jeongwoo kedalam kamar. sesampainya dikamar jeongwoo langsung kembali memeluk si mungil, menghirup aroma khas tubuh nya sebagai obat rindu.

"kamu lembur ya?" tanya doyoung yang di jawab dengan anggukan kecil.

hari ini jeongwoo lembur sampai tengah malam yang membuat tubuh nya sangat kelelahan dan doyoung tidak menyukai itu, dirasa energi nya berkurang banyak jeongwoo memutar arah untuk pergi ke apart doyoung. jeongwoo bisa saja langsung masuk karena ia mengetahui pin apart doyoung tapi ia cukup sadar diri kalau dirinya sudah bukan siapa-siapa lagi, hubungan nya yang sudah ia jalani selama 10 tahun terpaksa harus berakhir.

"kenapa gak pulang?" tanya doyoung lagi.

"sekarang aku lagi pulang,"

doyoung terdiam sebentar, "maksud aku, pulang ke rumah istri mu jeong."

"jangan sebut nama aku sayang, aku gak suka." jeongwoo semakin mempererat pelukan nya, ia tidak menyukai saat doyoung menyebut nama nya apalagi saat menyebut nama lengkap nya.

doyoung merenggangkan pelukan lalu menatap wajah jeongwoo, mengusap pipi nya yang basah dengan lembut. bibir nya melengkung ke atas, memberikan senyuman agar pria di hadapan nya ini bisa merasakan ketenangan.

"aku udah gak pantes buat manggil kamu pake sebutan sayang lagi, dan kamu juga berhenti panggil aku sayang, nanti bakal ada salah paham.."

jeongwoo menggeleng, "gak mau, cinta mu sekarang udah berkurang ya sayang?"

doyoung diam seribu kata, bingung harus menjawab apa tapi jujur cinta nya mulai berkurang sedari ia melihat kekasih tampan dan gagah nya bertambah gagah saat berdiri di pelaminan kemarin.

"ternyata udah berkurang," ucap jeongwoo dengan pelan, ia menarik diri dan bergeser lebih jauh dari doyoung.

"kamu pulang gih, terus istirahat biar badan nya gak kecapean." usul doyoung yang malah membuat jeongwoo merebahkan diri di kasur empuk milik doyoung.

tangan jeongwoo meraih pinggang ramping doyoung untuk ikut tiduran di samping nya, kembali membawa si mungil kedalam pelukan nya.

"aku nginep disini, pengen peluk kamu biar tidur nya nyenyak."

saat doyoung ingin protes, kecupan langsung membungkam bibir doyoung. "aku belum malam pertama loh," bisik jeongwoo.

"iya... terus?"

jeongwoo perlahan mulai mengungkung doyoung yang sedang was-was, tangan nya menahan tangan jeongwoo saat ingin masuk ke dalam baju tidur nya lalu memberikan gelengan untuk memberitahu bahwa ini salah.

tetapi jeongwoo malah membawa tangan mungil doyoung ke arah selangkangan nya, lebih tepat ke penis nya yang sudah mengeras.

"si kecil kangen di sentuh kamu sayang," ucap jeongwoo sembari menaik turun kan tangan doyoung—mengelus penisnya.

"jeongwoo, ini salah." doyoung mendorong tubuh jeongwoo agar menjauh, hati nya merasa tidak enak kepada junghwan.

bukan jeongwoo jika akan langsung menyerah, ia kembali mengungkung lalu mencium bibir doyoung. melumat nya pelan dan teratur sedangkan tangan nya diam-diam membuka kancing baju doyoung, setelah terbuka semua dan terlihat lah tubuh bagian atas milik doyoung yang slalu membuat nya kagum.

i love u, jeongbby [gs] Where stories live. Discover now