Satu

465 47 5
                                    






Cukup...







"Hei lihat.. itu si dummy Takemichi"

Dua orang siswi berbisik sembari tertawa meremehkan.









Cukup...










"Takemichi bocah sialan!"

Siswa berbadan besar dengan satu tangan menarik kerah baju siswa lebih kecil. Memperhatikan wajah siswa tersebut yang terdapat ruam dan lebam pada sebagian wajahnya.










Muak...










"Kenapa kau tidak datang kemarin, hah?! Kau mau ku pukul sialan?!"

Suara tinggi dan mengancam.

Si besar membentak membuat banyak pasang mata menatap kearah mereka.

Sepanjang lorong sekolah itu tidak ada yang berani untuk sekedar membela atau menengahi keduanya.
Bahkan ketika wajah lebam itu dipukuli, semua hanya bisa membuang muka, acuh tak acuh.
Merasa tidak bersimpati atai sekedar peduli.



















Takemichi benci pada dirinya sendiri, sampai kelas dua disemester akhir pun ia masih saja menjadi samsak bagi banyak orang.

Bulian, cacian.

Ia benci semua yang dilakukan mereka padanya.

Ingin sekali berharap dunia ini runtuh dan  hancur jika bisa. musnahkan saja semua makhluk beserta isinya.

Hatinya terlalu sakit dan ia membenci dunia bahkan takdir yang menimpannya.

Meski air mata yang keluar dari pelupuk matanya terus mengalir, meskipun ia jadi cengeng ataupun lemah.

Memangnya siapa yang  akan peduli?

Ia hanyalah pecundang.

Bahkan jika saja ia punya keberanian untuk melompat ke bawah sana, dari atas atap sekolah menuju tanah,
Lalu apa yang akan terjadi? Ia hanya akan dilupakan.

Siswa pirang itu mengusak matanya yang berair dan memerah.

Bel sekolah berbunyi, tanda masuk kelas akan segera dimulai.

Ia tidak ingin kena masalah dengan guru ipa pelajaran pertama, guru itu galak, dan akan sangat menyebalkan jika ia dapat hukuman karena keterlambatan.

Takemichi bergegas menuju kelasnya.














Begitu sampai ia melihat banyak tumpukan sampah didalam loker mejanya.
Botol minum, kotak susu, sampah jajanan.

Ia sudah hafal jenis bulian ini.

Membuang semua sampah itu sampai bersih, Takemichi dibuat bernafas berat melihat tasnya juga dipenuhi dengan sampah. Bahkan ada susu yang menumpahi isi tasnya dan membuat beberapa buku didalamnya basah.

Ia melihat kearah semua teman sekelasnya.

Ada yang menahan tawa, ada yang diam memperhatikannya, bahkan merekamnya lewat gawai yang mereka punya.

Selesai dengan acara buang sampah Takemichi duduk dalam diam.
Tak lama seorang guru melangkah masuk diikuti sosok asing.

Sang guru memperhatikan semua muridnya yang penasaran dengan sosok siswa yang dibawanya.

Ada siswa baru diakhir semester mereka.

Itu sangat langka.

Dua orang siswi berbisik menyebut anak itu berwajah tampan, yang lainnya ikut berbisik penasaran.

Takemichi memilih untuk tidak peduli.

Ia tidak begitu antusias seperti mereka.


Mata oksidian si murid baru menelusur dan berhenti begitu melihat sosok pirang.

Mata hitam segelap malam itu bertemu biru langit.

Sang guru menyuruhnya memperkenalkan diri.

Siswa baru itu memberikan senyuman ramah pada semua siswa disana.

" Salam kenal.. namaku Sano Manjirou"















tbc












Author: balik lagi saya ke MaiTake walaupun diakun lain sebenarnya lagi garap fict pair lainnya.😄
But it's okay..

Ku punya pertanyaan sih buat para readers sekalian.

Apakah ada yang setuju aku buat ulang Voyage (ff lamaku yang aku tarik dan hapus) dengan cerita yang agak berbeda dan baru?

Kalo ada, mohon dikomen🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Together || MaiTake Donde viven las historias. Descúbrelo ahora