vingt-deux; magic locked

14 3 0
                                    

"Sunwoo, para werewolf bisa mencium aromamu" ucap younghoon kesal, namun pria di depannya tak juga melunturkan ekspresi seriusnya.

"Apa kalian sudah bertemu dengan ailux itu? " tanya sunwoo dengan nada khawatir.

Younghoon mengangguk kecil, "kurasa sudah, ada apa? " balas younghoon membuat sunwoo tampak semakin gelisah.

"Ikut denganku, aku mempunyai sesuatu untuk kau lihat" ucap sunwoo lalu berubah menjadi kelelawar.

Younghoon menatap sangyeon yang sudah lumayan jauh berada di belakangnya, "baiklah" lalu ia pun berubah menjadi seekor serigala dengan bulu putih.

Sunwoo menuntunnya masuk ke dalam sebuah pohon. Setelah kembali ke bentuk werewolfnya, younghoon terkesima dengan ruang besar yang kini ia pijaki.

"Di dalam pohon? Sungguh? " tanyanya kagum, sunwoo kembali menjadi vampir dan mengangguk.

Mereka berjalan beriringan menuju sebuah rak buku kecil di lantai, di atas rak tersebut terdapat sebuah gulungan.

Sunwoo mengambilnya lalu memberikannya kepada younghoon, "pahami" ucapnya.

Younghoon mengerutkan alisnya bingung, ia pun membuka gulungan kertas itu. Hal yang dapat ia lihat adalah bentuk dan gambar aneh.

"Kau boleh membawanya pulang bersamamu, tapi jangan biarkan sangyeon atau yang lainnya melihat itu" ucap sunwoo.

"Tunggu, kenapa kau memberikan ini kepadaku? " tanya younghoon bingung.

"Werewolf lebih cerdas daripada vampir, pahami dan kau akan tahu kenapa aku memberikannya kepadamu" balas sunwoo.

✧─✧

Sebelum chanhee dan sangyeon keluar dari kamar es itu, minhee terbangun namun lagi-lagi dengan kepribadian yang berbeda.

"Aku percaya jika dia adalah anakku" ucap sangyeon saat melihat sebuah pedang es yang berada di tangan minhee.

Namun bukannya berani, minhee yang ada di depan mereka malah terlihat ketakutan.

Bahkan ia melempar pedangnya dan mundur beberapa langkah hingga menabrak kasur.

"Ah! " teriaknya takut, salju dan jarum es keluar dari telapak tangannya. Manik biru itu bergetar takut.

"Kumohon jangan menggunakan sihirmu" ucap chanhee sembari memegang lengan sangyeon.

"Tapi dia terlalu berbahaya untuk ditangani tanpa sihir" balas sangyeon, ia khawatir chanhee akan terluka bila terkena sihir minhee.

"Aku sudah menanganimu tanpa sihir, percayalah padaku" balas chanhee penuh keyakinan, sangyeon menghela nafas berat.

"Bila kau terluka, aku akan menggunakan sihirku" sambung sangyeon, chanhee menepuk-nepuk pelan telapak tangan sangyeon.

Lalu perlahan, ia melangkah menghampiri minhee yang terduduk di sudut ruangan.

Walaupun hanya melangkah, chanhee mengeluarkan kemampuannya. Ia dapat berkomunikasi dengan para makhluk aeternum, hewan dan tumbuhan lewat ketulusan hatinya.

Namun seolah tak dapat merasakan aura penuh kasih sayang dari chanhee, tangannya kembali mengeluarkan jarum es ke arah chanhee.

Sangyeon yang melihat itu hampir beranjak dari posisinya jika chanhee tidak menangkap jarum es itu dengan sihirnya.

Ia mengumpulkan seluruh jarum es itu dan membentuknya seperti bunga es, "ini tidak berbahaya untukmu" bunga es berduri itu ia berikan kepada minhee.

Manik biru itu kembali bergetar takut, salju keluar dari tangannya dan menjatuhkan bunga es itu ke lantai.

ARCUNA; Aiterleux MissionWhere stories live. Discover now