03.

9.7K 454 34
                                    

Astral meneguk bir miliknya hingga tandas. Malam ini acara perayaan kemenangan Astral untuk balapan kemarin. Semua orang dari kelompok berbeda ikut merayakan dan menikmati pesta, tak terkecuali Tirta, lelaki itu tengah menyesap rokoknya dengan dua orang wanita di pangkuannya.

Tak mengindahkan kecupan beberapa gadis di pipinya yang bergilir, Astral tetap berjalan dan mengelus sesekali punggung para wanita itu dan menghadiahi kecupan yang sama sebagai tanda sapaan.

Menatap layar ponselnya, Astral menyunggingkan senyum mendapati akun media sosial milik Shena yang dihiasi beberapa foto dirinya dan kelinci putih dengan berbagai pose.

Cute.

Matanya berbinar dengan senyum yang belum luntur. Beberapa kepingan pertemuan dengan Shena beberapa waktu lalu melintas dipikirannya. Astral tidak tahan mendengar suara lembut dengan bibir gemetar itu, rasanya dia ingin melahap bibir pink itu dan membuatnya bungkam dengan lenguhan halus.

Sial, Astral terus menerus gila memikirkannya.

Menyalakan pemantiknya, Astral menyesap batang rokok miliknya dan menatap Tirta yang masih duduk dengan beberapa wanita dengan wajah tak berekpresi.

Geby datang dengan wajah sumringah. Tangannya tak luput mengelus leher Astral saat mereka berciuman dengan durasi cukup panjang.

Pagutannya terlepas. Geby merebut rokok milik Astral dan menyesapnya dengan kepulan asap menerpa wajah Astral yang tengah menatapnya.

"I miss you," Geby mendekat lagi setelah menyelipkan rokok milik Astral kembali ke bibir lelaki itu. Wajahnya menengadah menatap Astral.

"Kali ini gak pulang lebih awal lagi, kan?"

Sekarang giliran Astral yang memberi kepulan asap rokok di wajah Geby.

"Bukan urusan lo." katanya sambil melangkah jauh. Sedangkan Geby, menatap punggung Astral dengan langkah kecil mengejarnya.

Tepat di ambang pintu, Astral menepuk bahu salah satu lelaki dari kelompok motornya. Matanya memberi kode agar mengambil alih urusan Geby agar tidak mengganggunya lebih jauh.

Sadar dengan kode yang diberikan Astral, lelaki berambut ikal dengan gaya cepak itu menarik lengan Geby lembut. Matanya berbinar bukan main, ini merupakan hadiah besar bukan?

Membawa wanita itu ke dalam ruangan yang sudah di sediakan, Astral menyeringai kecil saat menatap Geby yang berontak dengan ekor matanya.

Daniel melongo menyaksikan itu.

"As?"

"It's time to take out the trash."

"Lo yakin? Bukannya tu cewek--"

"Okay, sesuka lo, As." potong Jordi sambil merangkul bahu lelaki itu dengan segelas bir di tangannya.

****

Shena mondar-mandir sambil menggigit kuku tangannya. Kebiasaannya saat merasa gelisah.

Sesekali mengintip ke arah jendela dan mendapati Astral masih diam di posisi yang sama. Bersandar di atas motornya sambil menatap ke arah kamarnya, bedanya kali ini lelaki itu tengah menyesap rokoknya.

ASTRALOnde histórias criam vida. Descubra agora