D - The Most Comfortable Place

293 29 5
                                    

~ DRABBLE ~

.
.

HAPPY READING

❝I hope your shoulder will always be there for me when I need it

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

I hope your shoulder will always be there for me when I need it. I want to lean in, vent, and feel comfortable.

"Bahuku selalu ada untuk kamu. Saat kamu lelah, saat kamu butuh kenyamanan atau bahkan saat kamu ingin menangis―bahuku selalu siap untuk menjadi sandaranmu dalam keadaan apa pun dan kapan pun saat kamu membutuhkannya."

Bibir itu menyunggingkan senyuman tipis, membalas perkataan yang lebih tua dengan nada suara yang lirih, "Aku harap begitu."

"Kamu ragu?"

"Tidak, bukan begitu maksudku. Aku harap kamu menepati ucapanmu sendiri, karena aku benar-benar berharap untuk hal itu. Aku hanya takut kamu pergi menjauh di saat aku butuh sandaranmu."

"Bila sudah kuucapkan, berarti aku benar-benar akan mewujudkan. Jangan khawatir, aku juga bahuku akan selalu ada untukmu."

Sudut bibir itu semakin melengkung ke atas, membentuk senyuman cukup lebar. Hatinya berdesir hangat. Entah mengapa setiap kalimat yang terucap dari bibir yang lebih tua, membuat hatinya bereaksi berlebihan.

Sebenarnya dirinya juga merasakan hal yang sama. Akan tetapi, sifat denial tak pernah hilang dalam dirinya.

"Terima kasih," ucapnya pelan hampir nyaris tak terdengar. Untung saja pendengaran yang lebih tua cukup tajam sehingga bisa mendengar ucapan terima kasih tersebut.

"Aku benar-benar akan mewujudkan ucapanku sendiri."

"Iya, aku tahu."

"Hanya untuk kamu seorang."

"Iya."

"Jangan pernah bersandar pada bahu orang lain."

"Kenapa?"

"Takut kamu merasa tidak nyaman. Daripada itu semua, alasanku yang utama yaitu aku merasa cemburu. Cemburu setiap kali kamu mencari tempat sandaran yang lebih nyaman dari bahuku. Aku hanya takut, kamulah yang akan meninggalkanku lebih dulu."

Menggeleng tanda tak setuju. Kedua tangan itu meraih wajah tampan yang menunduk lesu untuk diarahkan padanya―sekaligus ingin melihat tatapan sendu yang lebih tua. "Mana mungkin. Sepenuhnya itu tidak benar. Aku kekasihmu, benar? Maka aku akan selalu memilihmu, memilih tempat sandaran terbaik juga ternyaman milik kekasihku."

"Beri aku ciuman jika kamu mengatakannya dengan sungguh-sungguh."

"Dasar kamu, mengambil kesempatan dalam kesempitan."

Yang lebih tua―Mark―terkekeh pelan setelah mendapat pukulan main-main dari sang terkasih. Ia hanya bercanda. Bila sang terkasih ingin memberikannya secara cuma-cuma tanpa meminta imbalan apa pun, ya Mark mau-mau saja.

Namanya rezeki, mana bisa ditolak. Benar, bukan?

"Mark."

"Hm?"

"Bahumu hanya untukku seorang, 'kan?" Dibalas anggukan mantap dan yakin. "Maka dari itu, jangan pernah mencari yang lebih sempurna dariku, jangan pernah mencari yang lebih hebat dariku―karena memang aku tidak sehebat dan sesempurna itu. Aku butuh kamu untuk melengkapi ketidaksempurnaan yang aku miliki. Berjanji akan selalu bersamaku selamanya? Berjanji untuk tidak mencari orang lain?"

"Aku berjanji."

"Sungguh-sungguh berjanji?"

Mark mengangguk mantap. Tidak ada yang bisa menggantikan Haechan untuk bersandar di bahunya. Hanya Lee Haechan, sang terkasih manis, yang boleh bersandar di bahu miliknya.

❝Your shoulder is the most comfortable place for me. Maybe someone else's shoulder is more comfortable, but for me, your shoulder is the best to make me comfortable.❞
―Lee Haechan

❝Don't look for someone else's shoulder when I can still be your most comfortable backrest. Truly, I will always be there for you in good times and bad.❞
―Mark Lee

.
.
.

Aku bikin drabble ini karena aku suka
banget momen mahae yang echannya
nyenderkan kepala di bahu lebar makeu.
Kayak romantis & adem gitu diliat, mana
echan sering banget kan nyender di bahu
makeu?

(Like an old married couple 🤭)



















Written by jenoislovee

MARKHYUCKWhere stories live. Discover now