Happy reading guys♥️🖤
"Pak liat, mereka lagi berduaan kita gangguin yuk?"gadis itu menunjuk ke arah bibir pantai disana pak rekky dan bu Astuti sepertinya sedang ngobrol serius.
Pak Paul menggelengkan kepalanya"kasian nab takut risi gak sih mereka"tolak pak Paul.
"Udah ayo dikit aja nguping, aku orangnya kepo an"paksa gadis itu menarik lengan besar pak Paul ke arah dimana dua manusia itu berada.
Saat Nabila dan pak Paul sampai di tempat yang dituju, mereka mendengar omongan yang tidak seharusnya mereka dengar. Mungkin ini semua dibilang salahnya Nabila yang terlalu memaksa untuk kesini.
"Pak Rekky maaf banget ya bukan saya so cantik,tapi kalo untuk pacaran saya gak bisa"tolak wanita itu secara baik-baik.
Pak rekky melepaskan genggaman tangan wanita itu dan sedikit menjauh darinya."kalo saya langsung ajak nikah rasanya sulit bu, makanya saya mau pacaran dulu saja"ucap pak rekky pandangan nya fokus ke arah pantai tanpa melirik wanita itu.
"Iyah saya juga kasian ke pak Rekky, dan yang harus bapak tau kemarin pak Burhan sering chat saya, dia ngajakin terus saya nikah"ucap bu Astuti yang semakin dibuat bingung.
Pak rekky tersenyum kecut dalam hatinya apalah dia dibanding pak Burhan, pak burhan juga masih sepupu an dengan yang punya saham di SMA Mekar Pelita Bangsa, bisa di bayangkan kekayaan nya saja sudah sangat berbeda.Pak Burhan pasti sanggup membiayai semua anak nya bu Astuti.
"Yaudah ibu terima aja ajakan pak Burhan, mungkin dia lebih bisa membuat ibu bahagia juga"pak Rekky berucap sambil menatap wanita itu serius lalu berjalan menjauh dari sana.
Nabila dan pak Paul yang terkejut kemudian buru-buru berlari menjauh dari hadapan dua orang itu, kalau mereka sampai tau pasti bakalan malu banget.
"Pak mulut saya beneran berbisa loh"tanya Nabila, kini mereka sedang berjalan beriringan di bibir pantai.
Paul mengernyit heran"emang kenapa?"tanya lelaki itu.
Kemudian Nabila menjelaskan kalau sewaktu sidang KTI dirinya tidak sengaja menggoda pak Rekky, bahwa bu Astuti akan di taksir pak Burhan soalnya dia udah jadi duda.
"Bener kan omongan saya malah jadi kejadian duh"gadis itu mulai terlihat resah.
"Semua sudah terstruktur nab"sahut pak Paul lembut, dia sangat ingin tertawa karena nabila terlihat bingung.
Untung saja pak Paul membawa jaket di mobil nya jadi dia bisa meminjamkan pada Nabila yang hanya memakai manset dan overall panjang, sedangkan Paul sebisa mungkin menahan dingin nya angin pantai meskipun hanya memakai kaos pendek polosnya.
"Pulang yuk pak udah malem juga, belum lagi di jalanan suka macet"ucap Nabila kakinya menyapu butiran halus pasir pantai matanya menoleh ke arah pak Paul.
Pak Paul mengangguk"ke parkiran aja yuk, nanti tinggal telepon aja suruh pak rekky dan bu Astuti nyusul kesana."jawab lelaki itu lalu dengan hati-hati membawa satu tangan Nabila untuk ia genggam, gadis itu tidak menolak ajakan nya, dia tersenyum malu ke arah dirinya.
Saat sudah berada di dalam mobil suasana terasa mencengkram pasalnya pak Rekky terlihat banyak diam begitupun bu Astuti, Nabila dan pak Paul pura-pura tidak tau apa masalah mereka namun dalam hatinya dia sangat tau apa yang membuat keduanya bungkam dan tidak bertegur sapa.
Akhirnya Nabila sampai di rumahnya, kebetulan pak Rekky dan bu Astuti sudah duluan turun karena rumah mereka lebih dulu terlewati daripada rumah Nabila.
"Makasih ya pak, hari ini seru banget sumpah"cengir gadis itu sambil tangannya sibuk membuka seatbelt.
"Sama-sama, syukurlah kalo seneng. Udah yuk turun sambil saya pamit ke umma sama Abi"ajak lelaki itu sambil membuka pintu mobilnya begitupun Nabila.

YOU ARE READING
BOCIL PEMIKAT HATI (PAUL&NABILAH)-[END]
Random-WARNING!!!!- HANYA KARANGAN FIKSI- DILARANG MENJIPLAK TULISAN INI- Sejak hari itu tawa Nabilah menjadi pulsa karena orang yang iya kunci dalam gudang bukanlah Daniel teman se]kelasnya melainkan guru baru di sekolahnya. Paul Fernando namanya, guru o...