29

1.1K 166 6
                                    

Saat ini Kavy tengah membereskan alat tulisnya untuk bisa segera pulang ke rumah. Karena bel pulang sudah berbunyi dari tadi, bahkan para sahabatnya pun sudah pulang duluan dan meninggalkan Kavy seorang diri.

Namun tiba-tiba pintu kelas terbuka dan masuk lah Ardi teman sekelas Kavy. Awalnya Kavy tidak menghiraukan kehadirannya, tapi saat Ardi berjalan mendekati Kavy barulah Kavy menengok kearahnya.

"Lo udah mau balik ya?" Tanya Ardi saat sudah berhadapan dengan Kavy.

"Hah? Eh iya, emang kenapa?" Tanya Kavy canggung. Karena jujur saja ia dan Ardi jarang sekali mengobrol berdua, walaupun mereka sekelas tapi mereka tidak begitu akrab.

"Kerja kelompoknya kapan? Kita berdua sekelompok kan?" Tanya Ardi.

"Ah iya! Gue lupa." Kavy menepuk jidatnya saat baru teringat bahwa tadi Bu Sri memberi tugas kelompok yang kebetulan Ardi adalah partnernya.

"Emang Lo ada waktu kalo hari ini ngerjainnya?" Tanya Kavy, pasalnya Ardi ini merupakan anggota OSIS SMA Nusantara yang super sibuk.

"Bisa kok, Lo sendiri bisa emang?" Tanya balik Ardi.

"Bis--".

"Gak bisa! Kavy mau jalan sama gue!" Sela Sastra memotong ucapan Kavy dengan tiba-tiba. Tangannya terangkat merangkul bahu Kavy dengan erat.

"Ih apa'an sih. Gue cuma mau ngerjain tugas doang Sa!" Protes Kavy tidak terima.

"Sayangnya gue gak peduli!" Balas Sastra datar.

Kavy hanya bisa menatap sebal pada Sastra, percuma juga ia melawan karena Sastra tidak akan pernah mengubah keputusannya.

"Yaudah Vy besok aja, masih keburu kok." Sahut Ardi pada Kavy.

"Gak papa emang kalo besok?" Tanya Kavy, tak enak hati atas sikap Sastra yang seenaknya itu.

"Iya, gapapa kok santai aja." Balas Ardi tersenyum manis menatap Kavy.

"Yaudah sana Lo balik. Mau ngapain lagi?" Ujar Sastra ketus.

"Oke gue duluan ya." Ujar Ardi segera berlalu keluar kelas.

Sastra menatap kepergian Ardi dengan pandangan tidak suka. Ia dapat melihat bahwa Ardi suka pada Kavy, dan Sastra tidak akan membiarkan itu terjadi. Ia akan menjauhkan Kavy dari semua cowok yang mencoba mendekatinya.

"Sastra! Lo kalo ngomong sama orang lain bisa gak sih ramah dikit!".

"Dari tadi muka Lo kayak mau ngajakin orang ribut anjir!" Gerutu Kavy sebal.

"Bodo amat! Siapa suruh deket-deket sama cewek gue!" Balas Sastra.

"Dasar posesif!".

"Udah ayo balik. Gue mau sekalian nepatin janji gue ke Lo." Ujar Sastra lalu menarik tangan Kavy keluar kelas.

***

Motor Sastra berhenti tepat diparkiran salah satu Mall terbesar di Jakarta. Seperti perkataannya tadi, Sastra ingin menepati janjinya pada Kavy dengan mengajaknya berkeliling Mall sepuasnya. Dan Kavy tentu saja sangat girang sekali dibuatnya, ia sudah lama tidak ke Mall bahkan hanya untuk sekedar jalan saja.

Mereka berdua segera berjalan memasuki Mall tersebut dengan terus bergandengan tangan. Tak sedikit juga yang menatap mereka berdua iri, karena menganggap mereka berdua begitu serasi layaknya couple goals.

"Aduh Masnya betah banget ya gandeng tangan saya." Sindir Kavy yang menatap tangannya yang sedari tadi terus digenggam erat oleh Sastra.

"Takut ilang. Lo kan masih bocah." Balas Sastra santai.

SastraWhere stories live. Discover now