🦉Chapter 17 | Sabu or Shabu-Shabu

4.7K 253 224
                                    

🦉TUJUH BELAS🦉

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🦉TUJUH BELAS🦉

- Sabu atau Shabu-Shabu? -


Keenan menggeleng. "Gue nggak nanya sedetail itu. Yang jelas, di rumah penggrebekkan itu diamankan beberapa gram zat adiktif jenis sabu."

Mendengarnya sungguh membuat Freyya lemas. Jujur saja, siapa pun yang memiliki calon tunangan dan ternyata calon tunangan itu diindikasi menggunakan zat adiktif tentu saja akan terguncang seperti Freyya, sekali pun Freyya masih sangat membenci lelaki itu. Apalagi obrolan terakhir mereka sama sekali tidak ada harmonis-harmonisnya.

Setidakpeduli apa pun Freyya pada Gallan, namun tetap saja gadis itu cukup syok. Antara percaya dan tidak percaya. Apalagi belum ada konfirmasi lagi dari keluarga Gallan setelah tadi malam.

"Yang bikin gue heran, kenapa pihak kampus diam-diam aja? Maksud gue, suasana kampus pagi ini masih tetap tenang dan damai," tukas Freyya tak beranjak dari bangkunya padahal Keenan sudah selesai memarkir mobil di basement mall. "Terus, kenapa nggak ada berita dari pers sama sekali soal terlibatnya anak UnBI ini? Minimal dirilis oleh kantor berita lokal, gitu!"

"Bisa jadi karena mereka emang belum dikabari oleh kepolisian aja, Freyy," ujar Keenan beropini."Paling juga beritanya bentar lagi muncul."

Freyya hanya diam karena tak bisa menyangkal lebih lanjut tapi juga tidak mampu melanjutkan spekulasi.

"Lo nggak bilang ke siapa pun kabar soal Gallan ini, kan?" tanya Freyya memastikan. Gadis itu hanya tidak ingin kabar tentang Gallan tersebar liar padahal kebenaran fakta terkini belum jelas.

Keenan menggeleng. "Gue cuma baru ngasih tau elo," jawabnya. "Kenapa? Lo takut Gallan kena skandal?"

"Enggak. Gue cuma nggak mau kita ikut andil dan ikut campur urusan dia," sanggah Freyya, setidaknya begitulah saat ini dia meyakininya.

Keenan hanya menarik napas dalam dan membuangnya dengan sedikit frustrasi. Kenapa obrolan mereka sepanjang jalan hanyalah soal Gallan si ketua BEM itu? Mereka bahkan masih berasa di dalam mobil padahal dirinya sudah memarkir kendaraan sejak tadi.

"Mending sekarang kita turun, Freyy. Lo tenangin diri dan isi perut lo dengan makanan," ajak Keenan memperhatikan wajah Freyya yang sedikit pucat.

Freyya hanya menurut. Dia tidak tau harus bagaimana, toh kebenaran sesungguhnya yang tau hanyalah Gallan sendiri dan keluarganya. Keenan membukakan pintu mobil untuknya dan Freyya pun turun.

Ketika memasuki mall, Freyya hanya berjalan sambil melihat ponselnya. Gadis itu menimbang-nimbang siapa yang harus dia hubungi untuk menanyakan kabar terkini soal Gallan. Lelaki itu pasti langsung menjalankan tes di Polres Metro, hasilnya pasti sudah keluar, tapi kira-kira siapa yang patut Freyya hubungi untuk mengetahui perkembangannya?

Keenan yang sedari tadi bicara sambil menyusuri etalase toko di mall itu hanya direspon seadanya oleh Freyya. Sebab, pikiran gadis itu kini benar-benar sedang teralihkan.

THE REBELLOUSE! (On Going)Where stories live. Discover now