Bab 3 : Kilasan aneh

117 18 2
                                    

***

"Kali ini kita akan belajar teknik lukis baru yaitu, abstrak. Bagi kelompok yang berhasil, maka akan mendapatkan hak istimewa yaitu karyanya akan di pamerkan dipameran sekolah bulan ini." Ucap Mr. Redrick selaku guru seni yang mengajar dikelas tersebut.

"Kau dengar Lory? Bekerja keraslah." Ucap Seth kepada Lory.

"Tentu saja, karya kita harus terpajang."

Lain halnya dengan Cedric yang diam-diam melirik ke arah Lory. Entah kenapa ada sesuatu yang membuat Cedric merasa tidak asing. Ini kali pertamanya bertemu dengan Lory Lahote, adik dari Paul, namun rasanya Cedric begitu dekat.

"Apa ini?" Batinnya dan berusaha mencari tahu.

Hal ini baru Cedric rasakan. Dan tentu saja hal ini mungkin saja berkaitan dengan mimpinya, ini masih kemungkinan.

"Cedric, kemarikan kuas itu." Ucap Lory dengan nada segan pada Cedric yang berada persis di sebelahnya.

Cedric memberikan kuas tadi. Dan begitu tangan mereka bersentuhan, ada kilasan aneh bagaikan rol film yang berputar dengan cepat di kepala Cedric.

Kilasan itu berisi tentang seseorang memanggil namanya dan wajahnya samar namun memiliki siluet yang mirip dengan Lory.

Rasa tidak nyaman menghampiri Cedric, ia kemudian menyudahi interaksi mereka dan menggeser kursinya agak menjauh dari Lory. Bukan karena ia membenci gadis itu, tetapi karena rasa tak nyaman itu kembali menghampirinya setelah ratusan tahun tak merasakannya lagi.

"Ada apa dengannya? Mengapa menjauh seperti itu?" Bisik Lory yang menyadari keanehan Cedric pagi ini kepada Seth.

Seth menggeleng,"entahlah. Bukan kah mereka itu memang aneh? Teruskan saja pekerjaan mu jangan gubris dia." Seth memilih fokus dengan lukisannya ia berambisi agar karya mereka dapat dipajang.

Lory merasa tidak nyaman. Tentu saja. Terlebih lagi suasana kelas tiba-tiba menjadi dingin, mendung menyelimuti kota lagi. Secercah sinar matahari tak pernah Lory rasakan beberapa hari ini dan hanya diisi oleh
hujan.

Diam-diam Lory melirik kearah Cedric yang diam saja sambil sesekali membantu Seth memilih warna. Apa ada yang salah dengan dirinya? Mengapa Cedric menjaga jarak darinya. Namun sesekali mengobrol namun tidak terlalu memperhatikan Lory.

"Ada apa dengannya? Apa aku salah bicara? Tetapi kami sama sekali tidak bicara." Pikir Lory sambil terus menerus mewarnai kanvas yang mulai terlihat berwarna.

"Menurutmu lebih baik ditambahkan sentuhan abu-abu atau tidak?" Seth menunjukkan setengah dari hasil lukisan mereka di kanvas besar.

Lory terkesiap dari lamunannya dan memperhatikan kanvas yang sedari tadi mereka lukis.

"Menurutku-" Lory memperhatikan beberapa warna.

Lanjutnya,"tambahkan saja beberapa, sebagai detail."

Seth menganggukkan kepalanya lalu kembali melukis. Cedric menolehkan kepala ke arah Lory yang kembali berkutat dengan kanvas.

"Melamunkan apa?" Tanya Cedric pada Lory namun perhatiannya terfokus pada lukisan yang setengah jadi.

Gadis itu hanya menghela nafas.

Mirare |  Cedric Diggory Where stories live. Discover now