Pendekar Merdeka

7 0 0
                                    

Telah lahir kan seorang bayi,

Putih bersih wajahnya,

kemerah-merahan kulitnya,

Sedang tersenyum memandang langit,

Dikala berbaring diatas bumi,

Lalu datang sang ibu dan bapa,

Mendakap lembut nan erat kan si anak,

Amatlah suka akan si bayi,

Didakap dengan penuh kasih dan sayang,


Tika itu,

Dipesan oleh ibu pertiwi,

Dipesan juga leh Bapa Perjuangan,


Anakku,

Tika ini kau berasa selamat,

Kau hidup dan lahir,

Dengan penuh kasih dan sayang,

Bagai menatang minyak yang penuh,

Kamu itu,

Dilindungi langit dan bumi,

Atas perkenan kan Yang SATU,

Satu hari nanti kami tidak ada,

Hanya lah kamu seorang diri anakku,

Berdiri diatas bumi memandang langit,

Merasa selesa,

Sedang anjing dan serigala disekeliling,

Sudah merenung entah berapa lama,

Menunggu untuk menerkammu anakku,


Maka hendak kami dijadikan kamu itu panglima Gentarjaya

akannya itu seorang pendekar,

dalam gelung ruangan ujian kehidupan,

Disaksikan kan perit jerih payah kehidupan,

yang akhirnya menyinari cahaya suria,


Adapun kan segala apa di muka bumi tuhan itu,

Adalah tuk diperjuangkan,

Adalah untuk dilawan,

Adalah juanya itu tuk dipertahankan,

Karna kita itu laki-laki,

Yang lahir dari perutnya wanita terhebat yang kita kenal,

Wanita besi yang sesungguhnya,

Wanita tangguh tak pernah rebah,

Tak pernah jatuh,

Tak pernah tersungkur,

Didepan putranya sendiri,

Karena diperjuang, dipertahan, dan dilawan,

Segala keinginan,

Segala Kelemahan,

Yang bisa menjatuhkan semangat putra bangsa,


Adapun kan segala apa di muka bumi tuhan itu,

Adalah tuk diperjuangkan,

Adalah tuk dilawan,

Adalah juanya itu tuk dipertahankan,

Karna kita itu laki-laki,

Yang berasalkan daripada pendekar sakti,

Yang berusulkan daripada pejuang tangguh,

Hikayat DermagaWhere stories live. Discover now