2. Sama Paniknya

461 71 16
                                    

Happy reading

Langkah lebar panik jeongwo dengan cepat membuat atensi haruto teralihkan dari televisi, entah apa yang membuat sahabatnya panik kalang kabut seperti dikejar oleh utang. Raut wajah tampan itu juga tidak luput dari ekspresi panik, saat melihat haruto yang dahinya ada sebuah plester penurunan panas, yang terpasang apik.

"Ru! Lo kenapa?!" Jeongwo sungguh kalang kabut melihat keadaan haruto.

Bagaimana sekarang pemuda manis bermarga watanabe tersebut duduk  dengan tenang bersama cemilan, tv yang menyalakan kartun kesukaannya, dan terkahir wajah merah padam.

Jeongwo simpulkan bahwa haruto benar-benar sakit, dahinya panas seperti orang yang sedang terkena demam tinggi.

"G-gua nggak papa, lo kenapa sih?" Haruto menjauhkan tangan jeongwo dari kening miliknya.

"Bohong pasti! Bisa buat goreng telur ini."jeongwo menyentil pelan kening haruto.

Haruto mendengus sebal dengan sikap jeongwo yang langsung berubah dalam sekejap, tadi dia terlihat panik, tapi kini berganti dengan kejahilannya.

"Cuma demam bisa doang, kayak gua lagi sekarat aja."

Haruto menyilangkan kedua kakinya menatap jeongwo aneh, masalahnya si serigala jadi-jadian ini duduk didepannya persis, menghalangi pandangannya yang sedang melihat tv. Seperti ada sesuatu hal yang sangat penting dan menarik dari layar handphone miliknya itu, sampai dia melotot tajam.

"Haruto...gua mau ngilang dulu." Jeongwo menatap kosong kearah haruto yang masih kebingungan.

"Mendingan gua ngilang, dari pada kena bogeman kak hyunsuk."

Apa temannya yang justru sekarang seperti orang sakit, padahal kan dahinya yang bisa untuk menggoreng telur, tapi kenapa jeongwo yang seperti orang linglung.

Sedangkan jeongwo sudah ingin sekali menghilang dari dunia sekarang, sungguh kenapa ini harus benar-benar terjadi kepada haruto dan berdampak padanya juga. Tujuannya saat itu adalah agar si hyunsuk panik mendengar jika haruto sakit, walaupun dia berbohong, namun ternyata itu benar-benar terjadi.

"Maaf banget ru, sumpah gua nggak niat awalnya kek gitu!!" Frustasi jeongwo melemparkan asal ponselnya begitu saja.

Bugh!

"Lo kenapa sih wo? Buat bingung orang."

Haruto menyengrit saat jeongwo justru menggenggam tangannya, menatapnya dengan dalam walaupun haruto tau pasti ada sesuatu yang terjadi.

"Hyunsuk balik, kemarin gua bilang lo sakit dan ternyata sakit beneran." Jelas jeongwo sedikit meringis karna melihat haruto yang melotot menatapnya.

Oke jeongwo sudah siap dengan berbagai sumpah serapah yang mungkin akan haruto layangkan untuknya, setelah ini dia percaya bahwa omongan adalah doa.

Sedangkan haruto sendiri sudah terdiam karna sedikit terkejut, dia tidak membuka handphone miliknya dari semalam karna bersin-bersin mulu, dan juga malas. Apa jangan-jangan notifikasi miliknya sudah dipenuhi oleh hyunsuk.

"Maaf ru...gua cuma mau buat si hyunsuk jera, tapi malah-"

"Bacot lo! Urusan lo itu, bukan urusan gua." Haruto membekap mulut jeongwo yang sedang mengoceh.

Jeongwo melepaskan bekapan mulutnya dari tangan haruto, lalu dengan teganya dia mematikan tv yang sedang haruto tonton dengan damai dan aman.

"PARK JEONGWOO!!" Kesabaran haruto sudah mau habis, ini sahabatnya punya masalah apa sih.

"Lo lupa...lo lagi demam."

Deg!

Jantung haruto langsung berdisko seketika mendengar ucapan jeongwo, lupa jika dia sedang demam dan kemungkinan besar akan terjadi ceramah, larangan, hukuman yang berat dari hyunsuk untuknya karena kemarin makan bakso habis sekitar tiga mangkok.

Rich Boyfriends || Hyunharu [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang