CHAPTER 10: Hutan

104 19 4
                                    

Happy reading
.
.
.

Kini matahari telah berganti posisi dengan bulan, hawa dingin berhembus memasuki kawasan hutan yang begitu lebat dengan pepohonan, kesembilan lelaki itu kini sedang menikmati angin malam sembari berbincang-bincang tentang kemungkinan-kemungkinan b...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kini matahari telah berganti posisi dengan bulan, hawa dingin berhembus memasuki kawasan hutan yang begitu lebat dengan pepohonan, kesembilan lelaki itu kini sedang menikmati angin malam sembari berbincang-bincang tentang kemungkinan-kemungkinan besar yang akan terjadi

"Malam ini kita harus lebih waspada karena para vampir itu akhir-akhir ini selalu menyerang dengan membabi-buta" tutur Louis sembari membenarkan posisi duduknya agar lebih nyaman

"Kau benar. Mungkin saja hampir semua orang yang ada di desa ini sudah terpengaruh oleh para vampir itu" ujar Mahan menimpali

"... Apa kita akan aman jika berada di hutan ini?" Tanya Tahel dengan penuh kekhawatiran tentang serangan tiba-tiba yang dilakukan oleh vampir itu akhir-akhir ini

"Untuk saat ini, mungkin cukup am-"

Tak sempat Ruslan melanjutkan perkataannya tiba-tiba saja sebuah anak panah melesat dengan cepat didepan matanya dan menancap di pohon besar yang berada disebelah mereka. Nyaris, anak panah itu hampir mengenai wajah Camil.

Mereka langsung berdiri dari posisi mereka dan mengedarkan pandangannya di kegelapan hutan pada malam itu guna mencari dari mana anak panah itu berasal

"A-apa yang terjadi?" Tahel yang panik segera menghampiri sang kakak

"Tetap berada di belakangku, Tahel." Ujar Najak sembari memegang tangan sang adik kecilnya guna menjaga agar Tahel tidak jauh dari jangkauannya

Mereka saling memandang satu sama lain guna mengisyaratkan untuk membuat pertahanan dengan membentuk lingkaran

Plash!

Anak panah itu kembali melesat dengan cepat dan mampu mengenai lengan atas milik Najak

"Kakak!" Pekik Tahel yang kini sudah mengeluarkan air matanya, dirinya merasa takut dengan situasi sekarang yang dimana anak panah itu terus saja mengincar mereka

"Gggrrrr aarrggg"

Suara itu seketika membuat mereka menoleh kearah sumber suara. Tepat didepan mata Najak kini seseorang lelaki yang berbadan besar menghampiri mereka dengan membawa busur seperti hendak berburu

"Paman.. apa yang kau lakukan?!" Pekik Tahel

Enzy memperhatikan pria itu dengan seksama dari ujung kepala hingga ujung kaki tidak ada yang aneh dari pria itu hingga saat busur itu hendak diangkat tiba-tiba saja cahaya merah bersinar Dimata pria itu dan sontak membuat Enzy terkejut

Plash!

Anak panah itu kembali dilesatkan ke sembarang arah, untung saja mereka semua memiliki refleks yang bagus sehingga bisa mengelak dari serangan anak panah itu

Neuf Werewolf Where stories live. Discover now