Epilog

2.1K 126 33
                                    

Off duduk dengan harap-harap cemas di depan ruang operasi. Suaminya berada didalam sana, berjuang antara hidup dan mati. Entah siapa yang akan selamat kali ini.

Sebelum Gun di bawah masuk ke ruang operasi, Dokter lebih dulu memperingatinya tentang keadaan Gun yang jauh dari kata baik-baik saja. Gun mengalami pendarahan hebat karena kandungannya yang lagi-lagi bermasalah. Rahimnya tak cukup kuat untuk Gun hamil kembali, Dokter juga sudah memperingati tentang ini sebelumnya. Membiarkan janin Gun berkembang sama saja dengan membunuh Gun secara perlahan.

Pada akhirnya Dokter meminta Off untuk memilih menyelamatkan suaminya atau bayinya. Karena kemungkinan besar hanya salah satu dari mereka yang bisa di selamatkan.

Tentu Off memilih untuk menyelamatkan Gun, meski ia harus kembali kehilangan anaknya namun Off lebih takut jika ia harus kembali kehilangan suaminya. Off tak akan pernah bisa hidup tanpa Gun.

"Off" khun Sompob dan nyonya Dararat menghampiri Off dengan langkah cepatnya.

Nyonya Dararat langsung memeluk tubuh Off, tak memperdulikan jika darah di baju Off bisa saja ikut mengotori bajunya.

"Mae, Gun, suamiku dan anakku ada di dalam sana. Mereka akan baik-baik saja kan? mereka akan selamat kan?"

"Sstt, tenanglah Off. Gun dan anaknya pasti selamat, mereka adalah orang-orang kuat"

"Aku tidak siap jika harus kehilangan salah satu dari mereka Mae" ucap Off di balik pelukan ibunya, menumpahkan air mata yang sempat ia tahan.

"Apa maksudmu Off?" tanya khun Sompob tak mengerti.

Off melepaskan pelukannya dari ibunya, beralih menatap ayahnya.

"Dokter hanya bisa menyelematkan salah satu dari mereka, dan aku memilih Gun untuk diselamatkan"

"Off?" lirih nyonya Dararat

"Selama ini Gun memaksakan mempertahankan kandungannya mae, sebenarnya dari awal Dokter melarang Gun untuk hamil kembali karena rahimnya yang sudah hampir rusak namun Gun tidak mau. Dan tadi Gun kembali mengalami pendarahan parah Mae" cerita Off.

Baik Off maupun Gun memang tak pernah memberitahukan pada keluarganya jika sebenarnya Gun tidak diperbolehkan hamil kembali. Gun juga sering kali menutupi keluhan-keluhan yang ia rasakan. Semata-mata untuk terlihat agar baik-baik saja dan tidak dipaksa untuk menggugurkan kandungannya.

Off tak peduli jika setelah ini Gun akan memarahinya karena keputusannya yang lebih memilih untuk menyelamatkan Gun.

Mereka lama menunggu hingga akhirnya lampu di atas pintu ruangan operasi padam yang menandakan proses operasi telah usai.

Namun bukannya tenang Off malah semakin khawatir, ia berharap jika ia bisa mendengar suara tangis bayi dari dalam sana namun hingga sekarang ia belum mendengar apa-apa.

2 Dokter keluar dari ruangan, Off dan orang tuanya langsung berdiri. Bertanya-tanya tentang keadaan Gun.

Dokter hanya tersenyum menenangkan tanpa mengucapkan sepatah kata, hingga seorang perawat keluar membawa buntelan kain di gendongannya.

"Khun Off, selamat bayi anda adalah laki-laki" ucap Dokter Mia selaku dokter kandungan Gun.

"Syukurlah" ucap orang tua Off bersamaan

Off memandang bayinya yang masih berwarna merah dengan terbungkus kain putih. Satu tetes air mata kembali turun membasahi pipinya ketika mengetahui bahwa kini ia sudah resmi menjadi seorang ayah.

Off lalu mengalihkan pandangannya pada kedua Dokter disana. Gurat kekhawatiran kembali memenuhi ekspresinya.

"Suamiku?"

Complicated Love [END]Where stories live. Discover now