27. Masih perkara kebohongan.

3.6K 442 110
                                    





Happy Reading!





Jan menutup mata saat Luna membanting pintu kontrakan kencang.

Jan membuang nafas, mengetuk pintu, "Kaluna, buka pintunya, saya jelasin semuanya."

Kaluna menghiraukan ucapan Jan, dia mengunci pintu dengan tergesa. Yasmin yang lagi makan sereal menatap heran, Lia yang ada di dapur langsung mengintip mencari sumber keributan, Danilla yang lagi maskeran di atas ikut turun ke bawah suruh.

Wajah Luna terlihat merah, "Jangan ada yang berani buka pintu dan izinin Jannar masuk." Ucapnya galak sambil liatin temennya satu-satu.

Suara ketukan pintu masih terdengar, "Luna tolong, kita bicara dulu Kaluna."

Luna berbalik lalu balik memukul pintu keras, "Berisik!"

Meong Janu yang ada dipangku Yasmin ikut kaget.

"Luna tolong, biarkan saya jelasin dulu semuanya." Ucap Jan lebih pelan namun tetap terdengar tegas.

"Kenapa lagi?" Tanya Yasmin setengah berbisik.

Luna menggeleng, "Pokoknya jangan ada yang bukain pintu." Ulang Luna terus lanjut naik ke kamarnya.

Tiga wanita cantik itu hanya mengangguk kaku mengikuti perintah Kaluna.

Kaluna naik ke lantai atas dengan tergesa kembali membanting pintu kamarnya penuh emosi.

Luna:
Berisik.
ganggu ketenangan tetangga tau nggak!
Sana pulang!

Nafas Luna memburu, menyimpan kasar handphonenya lalu berjalan untuk menutup jendela.

"Saya bakal tunggu di sini sampai kamu bicara sama saya." Teriak Jan keras, setelah itu Luna nggak dengar lagi Jan teriak-teriak atau mengetuk pintu.

"Bullshit." Cibir Luna.

Tadi Jan nyusul ke tempat Luna sama Jane, maksa Luna buat pulang bareng, di sana ada Jane udah jelas Luna nggak bisa menolak, dia harus bersandiwara kalu hubungan mereka baik-baik saja, selama perjalanan pulang Luna diam seribu bahasa, wajahnya dingin menatap lurus ke jalanan. Akhirnya Jan ikut diam hingga mereka tenggelam dalam keheningan.

Luna menyugar rambutnya kebelakang, dirinya kesal luar biasa dibohongin sama Jan.

Dengan emosi Luna kembali jalan ke sudut ruangan, di sana ada tiga bola tenis milik Danilla yang sekarang jadi milik meong Janu. Luna mengambil satu bola itu lalu dia membuka jendela, mengambil ancang-ancang lalu melempar bola hijau itu tepat sasaran— ke arah kaca mobil Jan.

Senyum puas muncul saat dengar alarm mobil Jan berbunyi dan bola berhasil membuat kaca samping mobil Jan pecah.

"Bar-bar banget temen lo." Yasmin Lia Danilla langsung ngintip dari jendela.

"Kesurupan isabel kali dia." Mereka geleng-geleng sambil liatin Jan yang jalan ke arah mobil.

Jan cuma masukin tangannya ke saku sambil senyum tipis liat hasil dari amukan Luna, dia jalan ke mobilnya terus ngambil bola yang tadi di lempar Luna dengan kencang.

"Janu, ibu kamu luar biasa." Kata Jan sambil liatin bola yang penuh gigitan Janu.

Dan Jannar menepati ucapannya, dia menunggu di luar sampai Luna mau bertemu dan bicara sama dia.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 24, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sugar, please! (Jeno - Karina)Where stories live. Discover now