45. RAIN WITH MEMORIES

385 41 174
                                    

Hai, Love 💕

Selamat membaca Sebelum 365 Hari.

Minimal 20 vote, ya? Bisa dong 😀

Semoga bab ini sedikit mengobati, ya.

Rabu, 23 Agustus 2023 -

Happy Reading, Love!

45. RAIN WITH MEMORIES

🌻🌻🌻

"Mas Galang, ini meja-meja nya tolong di rapihkan ya. Saya beres-beres dulu di belakang," ucap Pak Ridwan.

Pak Ridwan mengerutkan keningnya kala tak mendengar balasan apapun dari Galang. Lelaki paruh baya ini menatap Galang yang melamun di sebelahnya.

"Mas Galang?"

"Mas," ucap Pak Ridwan seraya menepuk pundak Galang.

"Hah, iya, pak? Kenapa?"

"Kamu kenapa, Mas? Kok ngelamun gitu, lagi ada masalah apa?"

Galang tersenyum kecil dan menggeleng. "Nggak, pak. Lagi capek aja."

"Bener?"

"Iya. Tadi bapak ngomong apa? Maaf, Galang gak fokus."

"Ini, mumpung lagi sepi, kamu beresin meja-meja ya. Bapak mau beres-beres di belakang."

"Oh iya-iya."

Galang langsung membawa beberapa perlengkapannya untuk membereskan meja-meja di coffee shop ini. Satu per satu meja dia bersihkan, serta merapihkan beberapa kursi.

Galang sampai di meja yang berada tak jauh dari pintu masuk. Lelaki itu tersenyum kecil sembari menatap kearah luar dari balik kaca coffee shop.

Hujan deras di luar sana membawa sensasi yang berbeda untuk Galang saat ini. Butiran air itu mengingatkan dirinya pada seseorang dan memori Minggu lalu.

Dentingan lonceng berbunyi bersamaan dengan pintu kaca coffee shop terbuka.

Galang yang tadi berdiri bersama Seno di dekat meja kasir, melihat dengan wajah bahagia kearah pintu masuk.

Terlihat seorang gadis berkacamata yang baru saja tiba, dengan tubuhnya yang sedikit basah.

"Sore Tuan Putri, ada yang bisa dibantu?"

Gadis berkacamata itu menampakkan deretan giginya, saat seorang lelaki tampan dengan apron coklat berdiri di hadapannya.

"Galang."

"Silahkan." Galang menarik sebuah kursi. Saat ini mereka berdua berada di tempat duduk yang dekat dengan pintu masuk.

"Makasih. Oh iya, Lang. Mau minta tolong, gue pesan dua matcha latte tapi yang hangat ya," pinta Thea.

"Baik, Thenyu. Gue ambilin dulu ya."

Galang pergi untuk mengambil pesanan Thea. Tak lama setelahnya, lelaki ini kembali dengan membawa satu nampan berisi dua gelas matcha latte hangat.

"Dua matcha latte hangat buat seseorang yang menghangatkan," ucap Galang sembari meletakkan dua gelas itu di meja.

"Menghangatkan?" tanya Thea.

"Iya, menghangatkan hati Galang."

Thea tertawa kecil karena lelucon Galang. "Apa sih, Lang?"

"Lo kenapa masih berdiri? Sini duduk depan gue!" pinta Thea pada Galang.

"Ah jangan. Ini masih jam kerja, The. Gak enak gue."

Sebelum 365 Hari (End) Where stories live. Discover now