BAB 5: Manusia Sok Berkuasa

171 34 3
                                    

"Noona!" Aku berjengit ketika pandanganku menyapu tempat duduk stasiun di mana Jung Heewon berbaring. Aku mendekatinya.

Orang-orang di belakangku tampak terjekut dengan pekikan yang kecil.

"Heewon-ssi adalah kakakmu?" Yoo Sangah adalah orang pertama yang bersuara. Aku mengangguk lemah dengan tanganku yang membelai rambut hitam kakakku yang terurai.

Kenapa aku melakukannya? Aku tidak tahu.

Perasaan tubuh ini sangat besar untuk Jung Heewon. Aku tidak bisa menahannya.

"Heewon-ssi diselamatkan Dokja-ssi ketika ditugaskan untuk mencari makanan di atas." Lee Hyunsung menanggapi seperti seekor anjing yang bersedih. Aku seperti bisa melihat telinga di atas kepalanya turun melengkung.

Pandanganku beralih.

"Terima kasih Dokja hyung, entah menolongku atau kakakku. Aku sungguh berterimakasih." Kemudian senyum paling tulus kuberikan. Kim Dokja hanya melambaikan tangannya pelan.

Dan ia mulai berbincang dengan Lee Hyunsung untuk mendapatkan informasi tentang tempat ini.

Aku memindahkan kepala kakakku untuk ditidurkan di pahaku. Cukup berat. Aku harus meningkatkan banyak kekuatan. Tapi karena aku tidak bisa mengaktifkan jendela atribut, aku jadi lupa berapa levelku sekarang. Hah.... Kim Dokja memang tidak bisa dilawan.

Aku mengedarkan pandangan lagi.

Orang yang merangkul Han Myungoh dan secara praktis memimpin grup adalah Cheon Inho. Mereka adalah 'kelompok arus utama' atau 'kelompok mainstream'.

"Ibu, aku bosan... tidak bisakah aku bermain game di telepon?"

"Tunggu sebentar. Tim penyelamat akan segera datang."

"Pemerintah akan bertindak. Tidaklah mudah untuk meruntuhkan sebuah negara."

Dan orang-orang yang dilindungi oleh kelompok arus utama dan ingin melanjutkan hidup mereka adalah 'kelompok marjinal'.

Saat membaca cerita ini aku tidak terlalu memikirkannya dan hanya sedikit menggerutu, tetapi ketika aku berada di dalamnya, rasa keputusasaan di sini benar-benar terasa.

Keadaan yang hancur seperti ini membuat keinginan untuk hidup dan mati hanya di pisahkan oleh benang yang sangat tipis.

"Distribusi makanan ditentukan oleh kelompok mainstream. Toko serba ada dan restoran di wilayah ini telah dirampok.... makanan yang bisa dimakan sekarang hampir habis." Aku mencuri dengar tentang perkataan Lee Hyunsung di beberapa langkah di depanku.

"Aku mengerti." Dan suara Kim Dokja menanggapinya dengan tenang.

"Itu adalah alasan mengapa beberapa orang dari kelompok mainstream dikirim ke atas tanah untuk eksplorasi makanan. Heewon-ssi, yang kau bawa, pergi bersama mereka"

Kim Dokja dan Lee Hyunsung menoleh padaku yang memangku kepala Jung Heewon di paha. Mereka sempat tersenyum sejenak. Kemudian berbalik dan memulai perbincangan serius lagi.

Aku menoleh kenan kiri, melihat Yoo Sangah dan Lee Gilyoung mengintip beberapa kantung makanan di depan mereka dengan pandangan memelas. Seperti burung yang mencicit dengan suara imut.

Kim Dokja kembali menengok ke belakang.

"Itu mengingatkan ku, ini sudah malam. Apa kalian tidak lapar? Makanlah ini satu per satu." Kim Dokja mendekat dan membagikan makanan kepada kami satu-persatu. Aku juga dapat, padahal sudah mengantungi roti dari supermarket di atas.

Apa kalian pikir aku akan menolak? Tidak kok.

"Kali ini gratis. Tapi lain kali, kau harus membayarnya."

Reader's Viewpoint for the Reader [ORV × OC]Where stories live. Discover now