☄️ hukuman kesekian kali☄️

5 2 1
                                    

BRAK!!
pak Bowo menggebrak meja dengan cukup keras, sehingga terdengar sampai keluar ruangan.
"Kenapa lagi ini? Masalah apalagi yang kalian berdua ributkan, hah?" tanya pak Bowo.
"Dia duluan pak," sahut Dirga.
"Saya tidak perduli siapa yang memulai duluan! Saya sudah muak dengan kalian berdua, kenapa setiap kali ada keributan itu sudah pasti biang keroknya kalian!" serunya.
"Saking seringnya kalian membuat onar, saya sudah tidak tahu lagi harus memberikan kalian hukuman seperti apa."
"Skors aja deh pa," celetuk Galaxy.
"Keenakan kamu kalau saya skors kalian. Karena saya tau, kalian justru motor-motoran kalau saya skors kalian berdua," tutur pak Bowo.
Pak Bowo membenarkan kacamatanya yang sedikit melorot, lalu dia berjalan mondar-mandir didepan Galaxy dan juga Dirga.
"Oke, saya sudah tau harus memberikan kalian hukuman apa. Saya akan kasih kalian hukuman untuk membersihkan toilet selama 1 bulan penuh."
"Pak, yang bener aja. Saya lebih milih skorsing pak, daripada bersihin kamar mandi."
"Saya kepala sekolah disini, jadi cuma saya yang berhak untuk kasih hukuman apa buat kalian berdua. Sejujurnya kalau bisa, sudah saya DO kalian berdua dari sekolah ini."
"Hukumannya itu aja pak?" tanya Galaxy.
"Iya. Kamu mau tambah hukuman lagi?" tanya pak Bowo.
"Enggak. Kalau gitu saya permisi," ucap Galaxy berlalu begitu saja meninggalkan pak Bowo dan juga Dirga.
"GALAXY. Saya belum selesai bicara!" teriak pak Bowo.
Namun Galaxy sedikitpun tak mengindahkan suara teriakan pak Bowo, yang terdengar lebih kencang daripada toa pengumuman.
"Saya juga permisi pak," timpal Dirga yang juga pergi meninggalkan pak Bowo.
"Bener-bener anak berdua itu, bikin saya cepat mati!" serunya.
Setelah keluar dari ruangan pak Bowo, Galaxy memilih untuk pergi ke tempat persembunyiannya. Tempat itu berada di taman terbengkalai yang ada di belakang sekolah, dan yang berani datang ke sana hanyalah Galaxy.
Galaxy membuka seragamnya yang sudah robek dan kotor, lalu dia menggantinya dengan baju kaos biasa yang dia letakan didalam sebuah tas.
"Galaxy," panggil seseorang dari luar.
"Siapa sih?" tanya Galaxy.
Galaxy berjalan keluar ruangan, untuk memastikan siapa yang tengah memanggil dirinya. Dan ternyata dia adalah Maureen.
•Maureen adalah primadona kedua di sekolah setelah Alexa, sudah sejak kelas 1 SMA dia selalu mengejar Galaxy. Bisa dibilang urat malunya sudah putus, karena sekeras apapun Galaxy sudah menolaknya, Maureen tetap saja pantang menyerah.
"Ngapain lo kesini?" tanya Galaxy.
"Lo gak apa-apa kan?" tanyanya.
"Gue gak kenapa-kenapa kok," jawab Galaxy singkat.
"Tapi muka lo luka-luka, sini biar gue obatin."
"Stop! Gue gak pernah ijinin siapapun untuk masuk ke tempat gue."
"Tapi, gue cuma mau obatin luka lo."
"Gak perlu, lagipula gue gak butuh."
Galaxy kembali memasuki ruangan tersebut, dan meninggalkan Maureen sendiri didepan pintu ruangan. Sementara itu Maureen terlihat mengepalkan kedua tangannya, menahan amarah yang tertahan di dalam dirinya.
Hari semakin sore, jam pelajaran pun usai. Seluruh murid mulai meninggalkan lingkungan sekolah, namun Galaxy masih terdiam ditempat persembunyiannya.
"Bianca, daritadi gue gak liat Galaxy. Kemana ya dia?" tanya Alexa.
"Lo kaya gak tau Galaxy aja, dia kan setiap abis bikin keributan selalu ngumpet di tempatnya."
"Tapi gue ko khawatir ya sama dia," ucap Alexa.
Bianca tiba-tiba menghentikan langkahnya. "Lo khawatir sama Galaxy? Jangan-jangan.."
"Ja-jangan jangan apaan sih, gak usah mikir yang enggak-enggak."
"Diiiih, emang gue mikirin apa? Orang gue cuma bilang jangan-jangan," ucap Bianca.
"Masa sih," Bianca menggoda Alexa.
"Sekali lagi lo ngomong gitu, gak gue ajak lomba chears lo ya."
"Licik banget sih, ngancemnya gitu."
"Bodo amat," ucap Alexa berjalan meninggalkan Bianca.
"Al, tunguin ih."
•••
Waktu sudah menunjukkan pukul 20.45, Galaxy baru saja hendak pergi meninggalkan ruangan tersebut. Lingkungan sekolah pada saat itu sudah gelap gulita, namun hal tersebut sama sekali tidak membuat seorang Galaxy takut.
Setelah keluar dari sekolah, Galaxy mampir ke sebuah minimarket yang letaknya tak jauh dari gedung sekolah. Dia membeli beberapa makanan dan minuman untuk dirinya sendiri.
Setelah selesai memilih apa saja yang ingin di belinya, Galaxy bergegas menghampiri kasir untuk membayar semua makanan yang dibeli.
Tapi, pada saat Galaxy hendak membayar, ternyata perempuan yang ada didepannya mengalami sedikit masalah. Saldo uang yang ada didalam ponselnya kurang.
"Maaf kak, saldonya tidak cukup."
"Kurang berapa?" tanya perempuan itu sambil melihat isi dompetnya.
"Kurang 25ribu," ucap sang kasir.
"Tunggu sebentar," ucapnya.
Cukup lama Galaxy menunggu perempuan itu mengecek isi dompetnya, namun gawatnya dia juga tidak membawa uang cash pada saat itu.
"Maaf, apa bisa dikurangi belanjaannya?" tanya perempuan itu.
"Maaf kak, tidak bisa."
"Pakai ini aja," ucap Galaxy.
Galaxy meletakkan ponselnya di atas mesin scan untuk membayar melalui Qris, dan perempuan itu anya terdiam menatap Galaxy.
"Ma-makasih," ucap perempuan itu.
"Sama-sama," jawab Galaxy.
Perempuan itu berdiri didepan toko, menunggu Galaxy selesai dengan barang belanjaannya. Dia berniat untuk mengucapkan terimakasih sekali lagi kepada Galaxy.
Melihat Galaxy keluar dari minimarket, perempuan itu langsung memanggil dirinya.
"Ummph, tunggu sebentar."
Galaxy menghentikan langkahnya. "Kenapa?" tanyanya.
"Gue.. gue mau ucapin makasih," ucapnya.
"Bukannya tadi udah?" tanyanya.
"Ummmmh, iya sih. Tapi.."
"Kalau gak ada urusan lagi, gue pergi."
"Ummmmh.."
Perempuan itu akhirnya membiarkan Galaxy pergi begitu saja.
"Siapa dia?" tanya perempuan itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 22, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Galaxy...Where stories live. Discover now