in the middle of rain (in my room)

5 2 0
                                    

Sehelai tisu putih kutempelkan di kepalaku. Konyol rasanya ketika kupikir bisa melindungiku dari hujan. Memang di luar sana hujan sedang berlomba mengeroyok tanah. Tetes demi tetes air berebutan ingin duluan sampai ke bumi. Hingga beberapa gerombolannya rela menyelinap di sela lubang gentingku yang sudah cukup parah.

Kutatap ujung helai putih itu dengan penuh keheranan. Kalau ada yang berpikir "Apakah bisa menahan air?" Tentu saja tidak. Aku hanya mencoba menutupi dahiku agar tak terkena cipratan air saja. Sayang sekali kasurku dekat dengan genangan air yang terus saja bertambah lebar jangkauannya.

Dinding batu-bata kemerahan yang terkena air mulai menggelap. Air-air itu terserap ke dalam dinding, membuat udara di dalam rumah terasa sedikit lembab. Tetesan air yang bergantian belum juga berhenti. Perasaan aneh ketika kututup mataku pun timbul tenggelam mulai menyelinap. Seolah-olah kadang saking menghayatinya, aku merasa keberadaanku mulai lenyap. Hanya ada suara hujan yang mengetuk-ngetuk genting, tetesan air yang jatuh ke lantai, dan juga suara jangkrik.

Suasana malam begitu sunyi, namun juga ramai. Momen ketika kita mencoba berdiam diri atau mungkin sambil mendengarkan musik lembut akan membuat napas menjadi lebih teratur. Lantas, tak sadar sudah memasuki dunia yang berbeda. Perasaan nyaman yang bisa saja menekan ketika keberanian mulai menyusut, pikiran seram itu mulai bermunculan dengan jahil.

Kalau sudah begitu lebih baik memilih langsung tertidur bukan?

DaydreamingWhere stories live. Discover now