Chapter 22 : The cure?

212 33 6
                                    

Author's POV ...

Setelah melakukan deal bersama Minho, Cessie tak bisa membendung kekecewaannya. Mendapati kenyataan bahwa Luna sedang mengandung, membuat dirinya semakin takut kehilangan Minho.

Siapa gadis yang tidak akan jatuh cinta dengan pria seperti Minho? Apalagi Luna dan Minho sering melakukan hubungan ilegal yang tak seharusnya mereka lakukan.

Cessie berjalan menuju ke kamar mandi. Kepalanya pusing. Rasanya aneh. Kemarin dia merasa dingin yang menyengat dagingnya, membuat dirinya menggigil dan harus berselimut dengan lapisan tebal.

Saat ini dia merasakan sakit yang amat menusuk dibagian lehernya. Dia yakin, itu adalah efek dari serum yang sudah seharusnya mereka suntikan.

Aku bisa mati tanpa serum itu. Ucap Cessie dalam hatinya.

Sesampainya dikamar mandi, Cessie mencoba memberanikan diri untuk melihat apa yang terjadi dengan lehernya. Dia yakin vena akan semakin muncul hingga membuatnya harus menahan sakit yang luar biasa.

Betapa kagetnya Cessie saat dirinya mencoba menelusuri semakin dekat ke cermin, dan mendapati tak ada sedikitpun Vena yang muncul.

Wait, kemana perginya Vena menyeramkan di leherku?

Pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan yang mengejutkan.

Apa aku sudah sembuh?

Tanyanya kurang yakin. Lima tahun menahan semua yang dia rasakan akibat flare, tidak mungikn secara tiba-tiba flare hilang dari tubuhnya.

Mustahil, bahkan serum yang dibuat Andrea hanya untuk menangkal. Bukan memutuskan rantai penyebarannya. Dia harus mengatakan hal itu pada Andrea dan Newt.

Cessie berlari kearah laboratorium, dia mendapati Newt, Minho dan Andrea sedang mempersiapkan rencana pengambilan cairan dari DNA Minho.

Andrea tampak memeluk Nick, menyuapinya roti agar anak itu tidak turun dari pangkuan Andrea.

"We need to talk!". Ucap Cessie dengan nafas yang terengah-engah.

Mereka menatapnya dengan tatapan aneh, Minho memperhatikan Cessie dengan seksama.

Cessie berhenti tepat di depan meja panjang, tanpa basa-basi dia menyingkirkan rambut yang menutupi lehernya.

"Apa yang terjadi padamu? Kau bertingkah aneh hari ini." Ucap Newt.

"Tidak. Lihat." Ucap Cessie memperlihatkan lehernya. Newt berjalan kearah Cessie,memegang rambut yang Cessie singkirkan dari lehernya lalu mengamati apa yang sedang terjadi.

"Tidak mungkin." Ucap Newt. Andrea penasaran apa yang terjadi, dia berjalan ke arah Cessie dan-

"Tidak... Bagaimana bisa?" Tanya Andrea begitu terkejut. Newt dan Andrea saling menatap.

"Bagaimana bisa ini terjadi?" Tanya Andrea menatap Cessie. Dari arah Minho berdiri, dia sudah tau apa yang terjadi.

Mereka bertiga menatap Minho membuat pria itu menyeringai ngeri kearah mereka.

"Apa?" Ucap Minho meraih roti di meja, lalu memakannya. Minho berkedip kearah Nick, membuat anak itu tersenyum malu.

"Cessie, Minho, jelaskan apa yang terjadi sekarang?" Ucap Andrea tegas kepada Cessie dan Minho. Mengingat kemarin mereka memergoki Minho dan Cessie bersamaan.

"Well, i don't know. Aku hanya menciumnya dan-"

"Tidak. Harus ada cara lain." Sambung Cessie. Newt mengernyit.

"Apa yang kalian lakukan?" Tanya Newt penasaran. Minho menatap Cessie sejenak.

"Kau pasti sudah tau apa yang ada di pikiranku. Aku dan Cessie-" ucap Minho terputus.

"Cukup Minho. Kami hanya... Um, maksudku-" ucap Cessie. Newt segera menyelanya.

"Making love? Itu saja kalian sulit mengatakannya." Gurau Newt.

"Exactly." Ucapan Minho membuat mereka bertiga menatapnya.

"Oh jadi kemarin?" Tanya Andrea meyakinkan. Minho mengangguk.

"Tidak mungkin aku akan melakukan itu pada kalian berdua. Oh, apa kalian mau juga?" Ucap Minho membuat Newt dan Andrea tertawa.

"Tentu saja tidak. Dan kita punya cukup DNA mu. Tapi perlengkapan disini kurang memungkinkan. Congratulation Cessie. You are free now." Ucap Newt. Seketika dirinya merasa sangat salah. Dia sembuh disaat teman-temanmya masih terinfeksi. Mereka sisa memiliki 6 hari sebelum Newt dan Andrea berubah sepenuhnya.

"Kita harus bergegas. Aku bisa membantu kalian. Tapi ini harus memiliki ijin." Ucap Minho tampak berpikir.

"Apa rencana mu?" Tanya Cessie.

"The pilot. Aku akan mencoba untuk menceritakan ini pada Jorge. Dia cukup berkuasa dan dipercayai oleh Carol. Jadi kurasa dia bisa ku ajak kerja sama. Aku akan mencoba membuat serum itu di markas. Tapi harus menyembunyikan kabar ini dari Carol. Aku akan kembali membawa obat itu untuk kalian. Disana sangat lengkap. Beberapa ilmuwan bisa kupercayai. Tenang saja." Ucap Minho, pria itu tampak mengenakan jacketnya.

"Mau kemana?" Tanya Newt.

"Menurutmu? Aku akan segera pergi. Ingat, enam hari bulan waktu yang lama. Kalian harus sembuh secepatnya." Ucap Minho.

Pria itu berjalan kearah Cessie, mencium keningnya lalu meraih tangan Cessie dan mencium punggung tangannya dihadapan Newt dan Andrea, juga Nick.

"Aku akan segera kembali." Ucap Minho walaupun pria itu tau, keberadaan Luna di markas akan membuat pikirannya kacau.

Setelah Minho pergi, Cessie tak habis pikir dengan yang barusan terjadi. Andrea dan Newt memiliki harapan untuk selamat dari virus yang sudah menghuni tubuh mereka.

"Kau beruntung Cess. Dia pria yang cukup mustahil untuk dimiliki. Kau memilikinya sekarang." Ucap Andrea.

"Mom, uncle dua menciummu. Kenapa aku tidak?" Tanya anak itu dengan tampang yang polos.

Newt meraihnya dari pelukan Andrea lalu tersenyum kearah anak itu.

"Bagaimana kalau uncle pirang saja yang menciummu?" Tawar Newt langsung menyerbu anak itu dan menggelitiknya, seketika ruangan menjadi hangat.

Andrea dan Cessie tertawa melihat Newt dan Nick yang tengah bermain.

"Aku juga beruntuk memiliki kalian berdua dihidupku." Ucap Cessie.

"Kau tidak menghitung Nick? Bertiga." Sambung Andrea.

Melihat mereka membuat Cessie semangat untuk menjalani hari-harinya. Dia tidak merasa senang dengan kesembuhan yang dia dapatkan. Selagi teman-temannya masih terinfeksi, dia tetap merasa sama halnya dengan mereka.

Cessie merebahkan dirinya di kasur, teringat kembali kejadian kemarin saat dia dan Minho melakukan hal yang sudah lama tidak mereka lakukan. Dia tak pernah menyangka bahwa dengan cara itu dia bisa sembuh.

Benar apa yang dia lakukan, dia ingat misinya dikirim ke glade adalah untuk menjaga Minho tetap hidup. Sekarang, giliran Minho yang memastikan Cessie tetap hidup dengan caranya.

Apa lagi yang harus Cessie khawatirkan? Di tengah apocalypse ini, dia memiliki Minho sebagai penyembuhnya. Tapi semua terasa sirna saat bayangan gadis itu muncul dipikiran Cessie.

Apa gunanya cinta jika harus merelakan orang yang dia cintai berhubungan badan dengan wanita lain? Walaupun itu hanya sebatas kontrak misi organisasi. Lagian siapa yang masih memikirkan hal itu ditengah kekacauan dunia?

Cessie berusaha tegar walaupun kepergian Minho kemarkaa membuat pikirannya kacau. Bagaimana jika Minho melakukan hal itu dengan Luna lagi? Tidak ada yang mampu menjernihkan pikiran Cessie. Kacau. Semuanya kacau.

Apapun yang Minho lakukan dia yakin adalah yang terbaik, mengingat Minho berusaha melindungi dia dan Nick dari organisasi yang keliru.

Surviving Shadows - Book 4 (Minho Fanfic - TMR)Where stories live. Discover now