PROLOGUE

70 14 6
                                    

ARU/NA: 2000, Cinta & Kerinduan

***

“Tuan tidak pernah tahu apa perasaan saya. Kenapa Tuan selalu menganggap saya tidak ada?”

Dengan perasaan yang sangat kesal, Aruna meninggalkan Arusha yang masih menatapnya dengan ekspresi yang sulit diartikan.

Perlahan Arusha merebahkan tubuhnya di sofa, ia mengusap wajahnya kasar. Menyadari perbuatan bodoh yang telah dilakukannya kepada gadis itu.

***

“Tuan tahu kalau di dunia ini ada beberapa kehidupan?” tanya Aruna sembari menatap langit di balkon rumah Arusha.

Laki-laki itu menggeleng. "Tidak.” Jawabannya itu membuat Aruna menoleh ke arahnya sembari menengadahkan wajah ke hadapan laki-laki itu.

“Tuan mau tahu? Sini biar saya kasih tahu.”

***

“Jangan pernah atur kehidupan saya! Tinggalkan saya di sini! Pergi!” Bentakan dari Arusha membuat Aruna sedikit terkejut, pasalnya laki-laki itu tidak pernah semarah itu sebelumnya.

Salahku apa? Kenapa dia semurka itu? Aruna membatin sembari melangkahkan kakinya keluar dari rumah Arusha.

***

“Kamu tahu penyesalannya saya selama hidup di dunia ini?” ucap Arusha lirih. Aruna memiringkan kepalanya sedikit ke kanan sembari memerhatikan ekspresi laki-laki itu.

“Apa, Tuan?”

Arusha tersenyum getir, kemudian menatap Aruna lekat. “Kamu mau tahu?” Aruna mengangguk. “Saya tidak bisa membawamu menemui ibu saya.”

Seketika Aruna diam, apa yang dimaksud oleh Arusha?

“Maksud Tuan... apa?”

Arusha memegang kedua tangan gadis itu lembut. Kemudian, beralih mengelus rambut hingga sampai pada pipinya. “Saya mencintaimu... Aruna.”

Bukannya terkejut, Aruna malah tersenyum setelahnya menunduk. Gadis itu menitikan air matanya. Arusha yang bingung langsung menyentuh wajahnya sembari mempertemukan manik mereka satu sama lain.

“Saya juga mencintaimu... Tuan.”

Arusha langsung memeluk tubuh gadis itu. Menumpahkan tangisnya di bahu Aruna. Gadis itu balas memeluknya tidak kalah erat.

“Kamu mau menjadi pendamping hidupku?”

***

“Aruna, terima kasih. Mungkin ini adalah takdir yang harus saya terima. Tolong jaga diri ya? Saya berjanji akan kembali bersamamu. Di waktu yang tepat, sesuai ketentuan Tuhan. Boleh saya memelukmu untuk yang terakhir kalinya?”

Gadis itu diam mengeluarkan air matanya. Arusha meraih tubuh gadis itu dengan semangat, kemudian tersenyum ke arahnya dengan wajah pucat yang masih terlihat jelas.

“Tuan... kenapa bicara seperti itu? Tua ingin meninggalkan saya?”

Laki-laki itu diam memandang wajah cantik milik Aruna. Mengelus pipinya, menghapus air mata yang sudah tak terbendung lagi dari jarak pandangnya.

ARU/NA: 2000, Cinta dan KerinduanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang