Melampiaskan

5 2 0
                                    

Aku segera memakai jaket dan juga membawa tas selempang,bersiap mengantar Disya sekolah lalu pergi ke rumah Kean.

"Ayo kita berangkat!"seruku riang. Disya mengangguk lucu seraya meraih tanganku. Kami memilih berjalan kaki karena sekolah Disya cukup dekat dari rumah.

"Nanti pas pulang,tunggu Kakak ya?jangan pulang sendiri,oke?"titahku yang diangguki oleh Disya. Gadis cantik itu segera berbalik setelah menyalamiku.

Aku menatap Disya lamat sampai masuk kedalam sekolah,kemudian bergerak menuju rumah Kean.

Aku dengan amarah yang memuncak mengedor rumah Kean. Lelaki itu tinggal sendiri,airmataku merembes begitu mengingat jika aku mengizinkan Kean berkunjung ke rumahku saat aku tak ada,niatku agar Disya aman. Terlihat Kean yang sudah rapi dengan kemeja dan juga jas kantornya. Kean merupakan seorang anak orang kaya yang sayangnya aku baru tahu setelah kami berpacaran. Namun,aku tak pernah meminta apapun padanya sampai kemarin aku meminjam uang untuk Disya.

"Rizka,"panggilnya. Kean terlihat tersenyum,aku mendecih.

"Kamu... mau kembali sama aku?"tanya Kean yang membuatku langsung menamparnya. Kean terkejut,ia menutup matanya dengan deru napas yang terdengar tidak beraturan.

Aku kini bergerak meninju wajahnya,menendang perut Kean sampai lelaki itu masuk kembali kedalam rumahnya. Aku menahan pintu,Kean kini terbatuk kemudian menatapku nyalang.

"KENAPA KAMU MENYIKSA DISYA?!!"raungku sembari menarik kerah kemejanya. Napasku semakin tidak teratur dengan degup jantung yang kian berdebar karena marah. Namun,airmata perlahan jatuh membasahi pipiku. Betapa bodohnya aku mencintai lelaki brengsek seperti dia.

"Kamu udah... tau?"lirih Kean yang masih bisa aku dengar. Lelaki itu kini mencoba melepas cengkeraman ku pada kerahnya.

"IYA,AKU UDAH TAU SEMUA BAJINGAN!!"

Aku kembali memukulnya,dengan sekali pukulan Kean kini terjatuh,ia tersungkur. Entah kekuatan darimana aku bisa membuat Kean sampai seperti itu.

"Aku melakukan semua agar aku tidak menyakiti kamu,Rizka."

Aku terdiam,kedua alisku menukik tajam mendengarnya.

"Aku tidak ingin kamu ternodai sebelum kita menikah,maka dari itu aku menyiksa adikmu untuk melampiaskan semuanya."

"Anjing,"umpatku. Aku kemudian menendang wajahnya dalam sekali tendangan. Entah apa yang retak dari wajahnya aku sudah tidak peduli,apalagi setelah mendengar alasan bodohnya,aku membencinya,aku akan melaporkan Kean secepatnya.

Namun,naasnya saat aku hendak keluar dari rumah Kean,pintu rumah itu sudah terkunci dan saat berbalik... Kean menatapku dengan tatapan iblisnya.

Adik Kecilku Tidak Bisu (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang