7

689 91 14
                                    

Terima kasih yang udah nebak benar, sayangnya aku gk akan triple up krn yg benar cm 1😌

Yg tebak Severus dan kasi penjelasan, APAAN WOY😭dikira mau nikah apa? Harry aja masih 14 tahun

Yg tebak Draco fix gk baca hashtag baik²

Yg tebak Ael ... hiks maunya sih gitu, tapi aku gk berencana taruh OC untuk si kecil ini🤧

Selamat membaca, ya

Semoga suka dgn chapter panjang kali ini

***

Musim dingin tiba dengan cepat dan Harry yang tengah membaca dengan santai di sudut perpustakaan menatap dari balik jendela kaca para adik kelasnya yang pulang untuk liburan.

Dia telah mengabari Regulus bahwa dia tidak bisa pulang untuk liburan musim dingin karena diharuskan untuk menghadiri Yule, yang langsung mendapat balasan berupa satu set pakaian pesta yang telah ditatap dengan terpesona oleh teman-teman sekamarnya. Sama seperti Malfoy, Black adalah bangsawan pureblood yang memperkaya diri dengan tampilan yang memukau; bahkan Sirius, yang namanya telah dibakar dari pohon keluarga.

Menghela napas pelan, Harry kembali menenggelamkan diri pada bacaannya. Dia tetap tenang dan bersikap sangat tidak peduli dengan pesta yang akan datang sebentar lagi. Meski Ron yang panik telah menanyainya berkali-kali, Harry tetap santai dan mengatakan, "ini hanya pesta."

Sampai awal musim dingin, Daily Prophet masih mencoba mencaritahu mantra apa yang digunakan Harry untuk membuat Ekor-Berduri menunduk padanya. Sayangnya, Rita Skeeter tidak pernah belajar mendengarkan. Jadi ketika dia—dalam bentuk kumbang—tertangkap oleh Harry dan disiksa oleh sebuah sihir kuno di dalam toples kaca, dia bersama Daily Prophet akhirnya memutuskan untuk berhenti.

Harry menyeringai mengingal hal itu. Tentunya tidak ada yang mengharapkan seorang anak tahun ke-4 untuk bisa menjadi lebih luar biasa dari kakak kelasnya. Tapi Harry bukan anak yang biasa, yang telah menjalani pelatihan secara halus oleh Dumbledore sejak tahun pertama.

"Kau terlihat mengerikan, Potter."

Suara familier itu tidak perlu membuat Harry menoleh. Dia—masih menampilkan seringai kecil—berkata, "tidak perlu malu-malu. Aku tahu aku tampan, Malfoy."

Harry merasakan benda panjang dan hangat—yang bisa membuat orang salah paham—di lehernya, lalu ketika dia menoleh, tatapan tajam Malfoy menjadi pemandangan kedua yang dia nikmati setelah manik kelabunya.

"Kita lihat apakah tongkatmu atau lidahku yang lebih cepat, Malfoy." Harry menyeringai, menikmati ekspresi murka si pirang.

"Kau bercanda? Rictum- akh!"

Seringai Harry menjadi lebih maniak ketika si pirang di tekan ke lantai. Terlebih dengan suara terkesiap Malfoy saat dia menyadari adanya gambar lingkaran dan sederet rune yang tampak familier.

"Apa kau tahu, Malfoy? Beberapa abad yang lalu, rune kuno, sihir kuno, dan elemental, merupakan pelajaran dasar di Hogwarts. Tidak ada pergerakan tongkat," Dia berhenti sejenak untuk menggerakkan jari-jemarinya di depan wajahnya; ada kupu-kupu beterbangan di sana, dan dia melanjutkan, "karena sihir adalah sihir."

Dia menatap Malfoy yang tertegun, tersenyum kecil melihat pemahaman di wajah si pirang. Mengayunkan tangannya dan lingkaran sihir di bawah Malfoy menghilang.

Dia dengan cepat berdiri dan memasang kembali topeng angkuh di wajahnya, membuat Harry tersenyum miris dalam hati. Ironisnya, Harry juga mengenakan topeng layaknya seorang Slytherin, mendefinisikan seberapa Slytherin-nya dia.

Life String [KaryaKarsa]Where stories live. Discover now