Angkasa & Luka [SELESAI]

sosok ayah..

"Sa, kenapa engga temenin aku jalan lagi?" Protes alea kepada sosok laki-laki di hadapannya.

Angkasa menoleh, "maaf, gue ga bisa lagi nemenin lo jalan"

Gadis itu mendekat kearah angkasa," apa?, enggak, kamu ga boleh gitu! Kamu mau aku bilang ke papa dan papa nyakitin
An?" Ancam alea.

Angkasa tersenyum kecil, " sekarang semua  udah berubah, jadi lea, kapan lo berubah?"

Alisnya terangkat tinggi , matanya membulat ketika angkasa mengatakan bahwa semua sudah berubah, "kamu tanya aku kapan berubah? Ga salah sa? Seharusnya kamu nanya itu ke an, dia jahat sa, dia engga seperti apa yang kamu fikirkan!" Ujar alea mencoba menghasut angkasa.

"Tapi nyatanya yang jahat itu lo lea!, lo ga pantas jadi adik dia!, ngaca lea! Kapan lo berubah?!"

Alea tertawa hambar, "gue berubah? Seorang alea?, ga akan pernah! Karna gue ga akan berubah sampai gue ngeliat dengan mata kepala gue sendiri , bagaimana kehancuran seorang antariksa!"

"Lo memang iblis lea"

༘˚⋆𐙚｡⋆𖦹.✧˚

Siang ini, antariksa diajak oleh ryan-papanya untuk menghabiskan waktu bersama di sebuah taman kota, tentu saja gadis itu tidak akan menolak, apalagi ini adalah pertama kalinya papa-nya itu mengajaknya meluangkan waktu setelah berpuluh tahun lamanya.

Lihat, bagaimana ryan berusaha untuk menebus semua kesalahannya dengan berusaha membahagiakan putri-nya itu.

"Putri papa mau balon warna apa?" Tanya ryan dengan menununjuk satu persatu balon warna warni yang dipegang lleh penjual balon itu.

Mata antariksa berpindah dari balon satu ke balon yang lain, gadis itu tampak bingung, pasalnya semua balon terlihat begitu cantik, sebelum pada akhirnya dia meyakinkan diri untuk menjawab, "warna hijau aja pa"

Penjual itu pun segera memberikan balon yang dimaksud setelah ryan memberikan selembar uang padanya.