⓿❶ ✎ met by accident

1.6K 106 15
                                    

✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Jangan lupa vote dan komen
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈

Menjadi mahasiswa semester akhir tidaklah mudah, kita harus membuat tugas akhir yang sering disebut skripsi. Mengerjakan nya pun membutuhkan waktu yang cukup lama; bagi yang mendapatkan kesulitan. Seperti mencari referensi yang akurat; mendapatkannya pun juga tidaklah mudah, harus mencari dari sumber yang terpercaya. Melakukan penelitian di tempat yang di tuju dan belum lagi harus bimbingan kepada Dosen Pembimbing yang terkadang sulit diajak untuk bertatap muka. Dan juga pasti nya setelah bimbingan ada juga hal yang diminta untuk merevisi ulang bagian yang menurut Dosen Pembimbing kurang tepat. Dan hal-hal lainnya yang mempersulit untuk segera sidang skripsi agar secepatnya lulus dan mendapatkan gelar sarjana.

Seperti halnya dengan Michael Kaiser saat ini.

Pandangan Michael memang terlihat fokus pada laptop di depannya tapi tidak dengan isi pikirannya. Entah apa yang dia pikirkan sehingga sedikit mengganggunya yang saat ini sedang mengerjakan revisian skripsinya setelah sidang lusa kemarin. Ada beberapa hal yang harus ia perbaiki. Memperbaiki di bagian kesimpulan yang menurut Dosen Penguji nya itu isi kesimpulan skripsi milik Michael terlalu bertele-tele jadi dia diminta untuk merevisi kesimpulan tersebut.

Jika telah selesai semuanya -- Michael segera mendaftarkan dirinya untuk ikut wisuda yang akan dilaksanakan 3 bulan ke depan di tahun ini.

Dia tidak ingin menunda-nunda lagi, cukup satu semester kemarin dirinya berleha-leha tanpa ada niat mengerjakan skripsinya itu. Dia ingin segera lulus dan kembali ke Jerman, karena kelulusannya sudah dinantikan oleh kedua orang tuanya terlebih oleh Papanya. Setelah lulus dari studi nya dia diminta oleh Papanya untuk mengurus salah satu cabang perusahaan yang berada di Jerman milik Papanya itu.

Tak terhitung beberapa kali Michael menghembuskan napas dengan kasar. Dari tindakannya itu sedikit mengganggu indra pendengaran 3 insan yang berada satu ruangan dengannya yang saat ini melakukan hal yang sama dengannya; mengerjakan revisian skripsi. Dan itu mengundang tanya padanya.

"Lo kenapa Kai?" Salah satu dari mereka bertanya -- dia seorang bersurai coklat, bermanik mata orange dan memakai kacamata berlensa bulat.

Michael melirik sesaat lalu kembali lagi fokus ke laptopnya, "gue gak papa."

"Yakin gak papa? Dari tadi lo mengeluarkan napas kasar terus."

"Yakin (?)" Jawaban Michael terdengar ragu karena memang dirinya tidak tau mengapa ia begitu.

Ketiga temannya itu mengerutkan dahi saat Michael menjawab dengan jawaban yang terdengar ragu. Mereka pun berpikir, apa yang sebernarnya yang dipikirkan oleh Michael. Tak biasanya dia terlihat seperti orang yang memiliki beban berat dikepalanya yang bisa meledak kapan saja. Biasanya Michael terlihat santai tapi cekatan dengan apa yang ia lakukan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐌𝐈𝐓𝐓𝐄𝐑𝐍𝐀𝐂𝐇𝐓 ; 𝐌𝐢𝐜𝐡𝐚𝐞𝐥 𝐊𝐚𝐢𝐬𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang