9. Hasan lagi!!

80 9 0
                                    

Selama dua hari menunggu kepulangan kedua orangtuanya dari LA, rutinitas wanita cantik berambut blonde berusia 23 tahun itu adalah bermain piano di salah satu ruang kumpul keluarga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selama dua hari menunggu kepulangan kedua orangtuanya dari LA, rutinitas wanita cantik berambut blonde berusia 23 tahun itu adalah bermain piano di salah satu ruang kumpul keluarga. Piano yang ia gunakan adalah piano sejak ia kecil, salah satu hadiah dari ayahnya kala ia juara satu pacuan kuda di kancah Internasional sebagai wakil Indonesia.

Kegiatan selain makan, tidur, dan mandi, Florenzia benar-benar hanya bermain piano. Bahkan ia tak membuka ponsel. Ia bisa berjam-jam memainkan pianonya, memainkan lagu sedih secara berulang-ulang. Tak jarang ia terisak sesenggukan selama jarinya bergantian menekan tuts.

Wanita cantik berwajah sembab itu begitu kosong seiring musik berganti menjadi instrumen lagu 'cinta sejati' dari Bunga Citra Lestari. Ia menggeleng, ia tak mau menangis lagi.

Sepasang kaki jenjang berhenti melangkah di tengah pintu yang dibuka lebar. Itu adalah ibu tiri Florenzia. Wanita bernama Karina menatap sedih melihat Flori menangis tersedu sampai membungkuk, namun tak mau berhenti menekan tuts.

"Ada ap–." Ayah dari Flori dihadang istrinya kala akan memasuki ruangan.

"Lihat Flori! Dia sedih banget..."

"Dia pasti patah hati, mas." Karina berkaca-kaca.

"Itu risikonya. Dari pada ga distop, dia bisa makin menderita." Raffi biarkan tangannya digenggam.

'Breeng!!'

Suara merdu piano berganti suara menyeramkan. Dua tangan pemiliknya melipat menindih tuts, kepala itu menunduk.

Karina menatap sedih kala anak sulungnya membungkuk seperti bocah SD yang menangis karena dibuli.

"Hiks. Huuuuu." Flori meraung sedih seiring membungkuk. Bahu mungilnya gemetar, rambutnya berantakan.

"Huuuuu."

"Thi is so bad. I was love him so bad! Huuuu."

"Sayaang..... Florii....." Karina luruh berdiri dengan kedua lutut di samping anaknya. Dengan sangat hati-hati ia daratkan tangan di punggung itu.

"Why? What is wrong with me? He's my love, he is the one. Dia yang temenin aku, selalu ada buat aku." Flori menangis parau. Suara piano benar-benar tak beraturan dikarenakan gerakan kedua tangannya.

Raffi, ayah dari Flori mendekat dengan tegap dan gagah, lalu duduk di samping Flori di mana masih ada sisa ruang.

"Bundaa.... not tha easy, bundaa. It hurts me so bad."

"You can do it, sayang." Karina merengkuh dari samping. Kepala itu sonta menyandar lemah di dada.

"Ssuut."

"Kenapa? Kenapa harus kayak gini alurnya?" lirih Flori memeluk tubuhnya sendiri.

"Ssuut. Tapi kamu tahu sendiri, kan, ini yang terbaik buat kamu? Hmm?" ucap Raffi membelai bahu anaknya yang terhalang rambut blonde.

The Beautiful Devil is My Lady [TAMAT]Where stories live. Discover now