13. Serumah.

83 7 0
                                    


Di tengah malam yang sunyi terjadi keributan antara Raffi dan Karina. Sepasang suami istri itu berselisih paham mendebatkan persoalan tentang pernikahan anak mereka. Kini Florenzia resmi menjadi istri Hasan.

Dari atas balkon, sejajar dengan jantung rumah, Flori berdiri dengan raut yang dingin dan datar. Ia saksikan keributan itu seolah itu adalah tontonan menyenangkan.

Flori mendecih. Kedua orangtuanya hanya ribut soal urusan anak saja, yakni Florenzia yang banyak berulah. Percintaan mereka nyaris tak pernah bermasalah.

"Kamu, maas! Sadaar! Kamu udah ambil hak anak kamu buat mentuin siapa suami dia! Kamu jodohin Florenzia tanpa peduli dia terima atau nggak." Karina mundur dengan kucuran airmata melintasi pipi.

"Kamu tahu apa? Kamu baru delapan tahun sama Flori, sedangkan aku udah dua puluh dua tahun rawat dia! Aku tahu watak dia yang sebenernya. Aku tahu kepribadian anak aku!"

"Dan aku tahu apa yang terbaik buat dia! Semakin banyak aku bertengkar sama anak aku sejak dulu, semakin aku tahu dimana dia a b c, dimana dia e f g h dan sebagainya!" tegas Raffi dengan nada tinggi.

"Ga! Kamu cuma fokus sama ego kamu!"

"Aku emang ibu tiri yang baru delapan tahun sama anak-anak kamu. Tapi sedikitpun aku ga tega lihat mereka diperlakukan seperti ini sama ayah kandungnya." Karina begitu tegas, namun suaranya tidak tinggi.

"Apa harus aku loncat dari sini biar baba saksiin kematian aku? Haa?"

"Florii! Jangan macem-macem!"

"Terus, baba ga macem-macem sama aku? Baba lebih dari sekedar macem-macem!" bentak Flori penuh amarah.

"Harusnya kamu kuatir. Ibu mertua kamu masuk rumah sakit."

Cuih!

Florenzia meludah ke lantai satu yang sangat jauh. Ucapan ayahnya sangat menjijikkan.

Karina menepis tangan suaminya, lalu berlari menuju tangga gagah yang melingkar indah nan cantik.

"Dia bukan suami aku! Dia bukan ibu mertua aku! Najis!" teriak Flori berapi-api. Tubuhnya ditarik mundur oleh sang ibu, hidungnya kembang kempis.

"Eerrgh! Bunda, lepasin akuu! Eerrgh!"

"Baba gilaa! Aku ga mau lihat baba lagii! Eerrgh!"

"Mas! Pulang, kamu, mas! Pergi dari sini!" teriak Karina memeluk paksa Flori yang terus berontak.

"Karina! Pulang! Dia udah jadi istri orang!" teriak Raffi mendongak angkuh.

"Ini rumah kamu, Florenzia. Hadiah pernikahan dari baba."

"Happy Wedding Day."

Raffi memerintah istrinya agar segera ikut. Flori yang sudah bosan bertengkar pun segera menyuruh ibunya untuk pulang. Ia dorong kedua tangan ibunya agar berhenti mendekap.

Berulangkali Flori mengangguk, memberitahu kalau semuanya akan baik-baik saja.

"Janji sama bunda, kamu ga bakal ngelakuin hal nekat! Hei!"

"Hmmm!" jawab Flori mengangguk.

"Sayaang.... kakak!"

"Ck! Janjiii!"

Flori menyugar rambutnya yang kacau. Ia melangkah gontai menuju kamar utama yang tak lain dan tak bukan hak miliknya.

Di sisi lain, di rumah sakit ternama, Hasan tidur meringkuk memakai sarung di atas karpet tebal. Sementara, kedua adiknya tidur di sofa yang berbeda ukuran.

The Beautiful Devil is My Lady [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang